Daftar isi
- Apa Itu Kejang Tonik Klonik ?
- Fase Kejang Tonik Klonik
- Gejala Kejang Tonik Klonik
- Penyebab Kejang Tonik Klonik
- Faktor Risiko Kejang Tonik Klonik
- Siapa Yang Berisiko ?
- Apa Yang Harus Dilakukan Jika Seseorang Mengalami Kejang Tonik Klonik ?
- Diagnosis Kejang Tonik Klonik
- Pengobatan Kejang Tonik Klonik
- Pencegahan Kejang Tonik Klonik
Apa Itu Kejang Tonik Klonik ?
Kejang Tonik Klonik atau juga dikenal sebagai kejang grand mal, merupakan suatu kondisi di mana tubuh mengalami kejang-kejang yang disertai dengan kontraksi otot klonik [1].
Kejang Tonik Klonik merupakan salah satu jenis kejang yang paling ditakuti diantara jenis kejang yang lainnya. Mengingat, jenis kejang ini umumnya berkaitan dengan kehilangan kesadaran total [1].
Selain itu, kejang dan kontraksi otot yang terjadi pada penderita Kejang Tonik Klonik ini dinilai sangat kuat dan hebat [2].
Fase Kejang Tonik Klonik
Fase atau tahapan Kejang Tonik Klonik secara umum ada dua yaitu [2, 3]:
- Fase Tonik
Fase tonik merupakan tahapan awal Kejang Tonik Klonik, di mana seseorang akan mengalami kehilangan kesadaran yang disertai dengan tubuh yang menjadi kaku.
Pada tahap ini, seseorang mungkin akan pingsan atau jatuh ke lantai ketika kehilangan kesadaran.
- Fase Klonik
Fase klonik merupakan tahapan setelah fase tonik terjadi pada penderita Kejang Tonik Klonik. Pada tahap ini, tubuh penderita Kejang Tonik Klonik akan tersentak yang mungkin juga disertai dengan ketidakmampuan mengendalikan kandung kemih atau usus.
Selain itu, pada tahap ini, penderita mungkin akan menggigit lidah atau bagian dalam pipinya sendiri. Bahkan, kesulitan bernapas juga mungkin akan dialami penderita.
Kejang pada tahap ini dapat langsung berhenti setelah beberapa menit, namun ada juga yang berlangsung lama. Setelah gejala tersebut berhenti, penderita mungkin akan mengalami sakit kepala, bingung atau bahkan merasa lelah.
Gejala Kejang Tonik Klonik
Gejala berikut ini umumnya akan dialami oleh penderita Kejang Tonik Klonik, walaupun tidak pada semua orang [2]:
- Berteriak atau menangis ketika awal kejang terjadi
- Kehilangan kontrol usus dan kandung kemih saat atau setelah kejang
- Mengalami tidak sadar atau kehilangan responsifitas setelah kejang
- Merasa atau terlihat bingung
- Kelelahan dan mengantuk setelah kejang
- Sakit kepala parah
Penyebab Kejang Tonik Klonik
Sebagaimana kejang secara umum, Kejang Tonik Klonik juga disebabkan oleh adanya aktivitas listrik yang tidak biasa di otak. Kondisi kesehatan tertentu diketahui juga berkaitan dengan Kejang Tonik Klonik [4].
Kondisi kesehatan yang lebih parah seperti tumor otak atau pecahnya pembuluh darah di otak hingga stroke diketahui juga berkaitan dengan Kejang Tonik Klonik [4].
Secara khusus, beberapa hal berikut ini diketahui dapat menjadi penyebab potensial Kejang Tonik Klonik [4]:
- Cedera, seperti cedera kepala
- Infeksi
- Kadar natrium, kalsium, glukosa, atau magnesium yang rendah
- Penyalahgunaan atau penarikan obat atau alkohol
Selain itu, faktor genetik atau lingkungan tertentu mungkin dapat juga menyebabkan kejang seperti Kejang Tonik Klonik karena ketidakseimbangan eksitasi dan penghambatan otak. Adapun faktor genetik dan lingkungan tersebut mungkin termasuk [5]:
- Koneksi saraf abnormal ketika lapisan atas otak tidak terbentuk dengan benar
- Reseptor asam gamma-aminobutyric abnormal yang tidak dapat memantau aktivitas neuron dengan benar
- Mutasi saluran kalium
- Pernah mengalami trauma kepala atau kejang demam (pada suhu tubuh sangat tinggi)
Faktor Risiko Kejang Tonik Klonik
Faktor-faktor berikut ini mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan Kejang Tonik Klonik [5]:
- Riwayat keluarga epilepsi atau kejang karena demam
- Cedera kepala yang menyebabkan kejang
- Kekurangan oksigen yang mengalir ke otak
- Kelahiran dengan berat terlalu kecil dari berat normal
- Tumor otak
- Infeksi otak, seperti meningitis
- Penggunaan obat-obatan, seperti kokain
- Kondisi tertentu, seperti cerebral palsy dan gangguan spektrum autisme
Siapa Yang Berisiko ?
Orang-orang berikut ini mungkin akan memiliki risiko yang lebih tinggi mengembangkan Kejang Tonik Klonik [4, 5]:
- Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan epilepsy
- Orang dengan kelainan neurologis
- Orang dengan hasil pemeriksaan neurologis abnormal
- Orang pernah mengalami kejang disertai demam
- Orang yang kepalanya pernah mengalami cedera
- Orang yang menderita infeksi, seperti meningitis
- Orang yang memiliki ketidakseimbangan elektrolit
- Orang yang menyalahgunakan obat-obatan kokain atau alkohol
Apa Yang Harus Dilakukan Jika Seseorang Mengalami Kejang Tonik Klonik ?
Kejang secara umum merupakan suatu kondisi yang membutuhkan penanganan medis darurat sesegera mungkin, termasuk Kejang Tonik Klonik [6].
Jika ada seseorang yang mengalami kejang Kejang Tonik Klonik dengan disertai gejala berikut ini maka sangat disarankan untuk segera menghubungi layanan medis darurat [6]:
- Belum pernah kejang sebelumnya
- Mengalami kesulitan bernapas atau bangun setelah kejang
- Mengalami kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit
- Mengalami kejang lagi segera setelah yang pertama
- Terluka selama kejang
- Mengalami kejang di dalam air
- Sedang hamil atau memiliki kondisi kesehatan lain, seperti diabetes atau penyakit jantung
Adapun sebelum pertolongan medis datang, orang yang bersama penderita Kejang Tonik Klonik dapat melakukan pertolongan pertama berupa [6]:
- Tidurkan atau posisikan tubuh penderita ke lantai yang bersih dan bebas dari pecahan kaca atau hal yang dapat membuat cedera
- Posisikan ke satu sisi tubuh agar penderita dapat bernapas dengan baik
- Gunakan selimut atau jaket untuk menyangga kepala penderita
- Lepaskan kacamata dan kendurkan dasi atau apapun di leher penderita
- Tetap jaga dan awasi penderita
- Hindari memasukkan apapun ke dalam mulut penderita karena dapat membuatnya tersedak
- Cari gelang medis atau apapun yang menunjukkan informasi darurat kesehatan dari penderita
Jika kejang penderita berakhir, maka antarkan pulang atau jika membutuhkan perawatan medis maka segera bawa kedokter [6].
Diagnosis Kejang Tonik Klonik
Diagnosis Kejang Tonik Klonik mungkin akan dilakukan dengan beberapa cara, termasuk [5]:
- Identifikasi Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat kesehatan, dokter mungkin akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kondisi medis yang pernah dialami.
Pertanyaan dokter mungkin juga akan mencakup pertanyaan yang berkaitan dengan [5]:
- Obat bebas atau obat resep yang sedang di konsumsi
- Sakit yang sedang atau baru dialami
- Waktu kejang terjadi
- Sakit kepala setelah kejang
- Otot sakit setelah kejang
- Kejadian atau aktivitas yang dilakukan sebelum kejang terjadi
- Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis seperti memeriksa keseimbangan, koordinasi dan reflek mungkin akan dilakukan dokter ketika mendiagnosis Kejang Tonik Klonik.
Kondisi tonus dan kekuatan otot mungkin juga akan diperiksa oleh diagnosis. Untuk itu, pasien mungkin akan melakukan gerakan tubuh tertentu, termasuk praktik memegang barang tertentu.
Selain itu, dokter mungkin juga akan memeriksa kondisi ingatan dan membuat penilaiannya untuk mengetahui jika ada kelainan atau hal yang tidak normal.
- Tes Darah
Tes darah (hitung darah lengakap) atau kultu darah mungkin dilakukan juga untuk mengidentifikasi adanya kondisi infeksi yang mendasari timbulnya kejang.
- Pencitraan Medis
Tes pencitraan seperti electroencephalogram (EEG) mungkin akan membantu menunjukkan pola aktivitas listrik di otak. Dengan demikian, jika ada yang tidak normal maka akan dapat diketahui oleh dokter.
Selain EEG, MRI mungkin juga akan dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci dari bagian-bagian tertentu dalam otak.
Namun, jika penderita tidak dapat menggunakan MRI, maka CT Scan mungkin akan menjadi pengganti yang akan disarankan oleh dokter, walaupun hasilnya tidak bisa sama detailnya dengan MRI.
Pengobatan Kejang Tonik Klonik
Pengobatan untuk kejang mungkin tidak akan dilakukan sampai kejang kedua terjadi. Mengingat, tidak semua orang yang mengalami kejang akan mengalami kejang lagi selanjutnya [2].
Adapun jika kejang terjadi lebih dari satu kali, perawatan Kejang Tonik Klonik mungkin akan termasuk [2]:
- Konsumsi Obat-obatan
Obat-obatan berikut ini mungkin akan disarankan oleh dokter untuk mengobati Kejang Tonik Klonik [2]:
- Karbamazepin (Carbatrol, Tegretol, lainnya)
- Fenitoin (Dilantin, Phenytek)
- Asam valproat (Depakene)
- Oxcarbazepine (Oxtellar, Trileptal)
- Lamotrigin (Lamictal)
- Gabapentin (Gralise, Neurontin)
- Topiramate (Topamax)
- fenobarbital
- Zonisamida (Zonegran)
Adapun pada masing-masing orang, jenis obat dan dosisnya akan berbeda-beda. Dalam hal ini, menemukan obat dan dosis yang tepat akan menjadi tantangan tersendiri dalam pengobatan Kejang Tonik Klonik.
Untuk itu, dokter mungkin akan memulai pengobatan dengan satu jenis obat dalam dosis yang rendah dan kemudian dosisnya ditingkatkan secara bertahap hingga kejang terkontrol.
Pada beberapa orang, satu jenis obat mungkin akan cukup, namun pada orang lainnya mungkin akan membutuhkan kombinasi lebih darii satu jenis obat.
Penting untuk mengonsumsi obat sesuai dengan resep yang diberikan dokter dan selalu mengabarkan perkembangan diri kepada dokter.
Mengingat, konsumsi obat anti kejang mungkin akan dapat menimbulkan efek samping yang ringan hingga berat seperti [2]:
- Kelelahan ringan hingga ekstrim
- Pusing
- Penambahan berat badan
- Gangguan suasana hati
- Ruam kulit
- Kehilangan koordinasi
- Gangguan bicara
- Peningkatan risiko meningitis (obat lamictal)
- Operasi Pembedahan Dan Terapi Lainnya
Jika konsumsi obat kejang tidak menunjukkan perkembangan yang diharapkan, maka perawatan berupa operasi pembedahan dan terapi lain berikut ini mungkin akan disarankan dokter [2]:
- Operasi pembedahan untuk menghentikan kejang dengan menghilangkan area otak yang menjadi penyebab kejang
- Stimulasi saraf vagus yang ditanamkan di bawah kulit dada dapat merangsang saraf vagus di leher dan mengirimkan sinyak ke otak hingga menghambat kejang
- Neurostimulasi responsive yang ditanam di pemukaan otak atau di jaringan otak akan mendeteksi aktvitas kejang dan mengirimkan rangsangan listrik untuk menghentikan kejang
- Stimulasi otak dalam dengan menanamkan elektroda di area tertentu di otak untuk menghasilkan impuls listrik yang mengatur aktivitas otak abnormal
- Terapi diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat (diet ketogenik) untuk meningkatkan kontrol terhadap kejang
Pencegahan Kejang Tonik Klonik
Kejang secara umum belum dipahami secara jelas, sehingga hingga kini masih belum ada cara untuk mencegahnya terjadi, termasuk Kejang Tonik Klonik sendiri [5].
Meskipun demikian, menghindari pemicu mungkin dapat mengurangi risiko kejang kembali terjadi. Adapun langkah yang dapat dilakukan mungkin termasuk [5]:
- Hindari cedera otak traumatis (gunakan helm sepeda motor, sabuk pengaman, dan mobil dengan airbag)
- Menjaga kebersihan untuk menghindari infeksi, parasit atau lainnya, yang menyebabkan epilepsi
- Kurangi faktor risiko stroke (tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok)
- Ibu hamil harus melakukan perawatan prenatal yang tepat