Madarosis : Penyebab – Gejala – Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Madarosis?

Madarosis merupakan sebuah kondisi yang menyebabkan rambut-rambut pada tubuh rontok atau hilang, bukan hanya rambut di kepala, melainkan juga alis dan bulu mata [1,2,5].

Madarosis dapat terjadi pada kedua sisi wajah maupun salah satunya saja sehingga terdapat istilah kehilangan bulu mata atau alis secara total maupun parsial [1,2].

Ketika terjadi pada salah satu sisi wajah dan hanya beberapa rambut saja yang hilang, maka akan terlihat bahwa bulu mata atau alis sedang mengalami penipisan [1,2,5].

Namun masalahnya, pada beberapa kasus madarosis mampu menyebabkan kerusakan yang berakibat pada hilangnya bulu mata maupun alis secara permanen.

Fakta Tentang Madarosis

  1. Istilah madarosis berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata “madao” yang memiliki makna kerontokan atau rontok [1].
  2. Istilah madarosis semula digunakan untuk menjelaskan kehilangan bulu mata sebagai akibat kerusakan folikel rambut, namun istilah tersebut kini lebih dikenal untuk kondisi kehilangan bulu mata sekaligus alis mata [1].
  3. Madarosis dapat terjadi pada penderita psoriasis, terutama menyerang area kelopak mata; dan terdapat sekitar 10% pasien psoriasis yang mengalaminya [1].

Penyebab Madarosis

Madarosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun faktor jenis kelamin sama sekali tidak berpengaruh.

Baik wanita maupun pria memiliki risiko sama besar dalam mengalami kondisi madarosis.

Beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko madarosis antara lain adalah :

1. Trauma

Pada area bulu mata maupun alis yang pernah mengalami cedera akan meningkatkan risiko kerontokan serius [1,2].

Kecelakaan yang menyebabkan luka gores maupun luka bakar pada kedua area tersebut mampu merontokkan bulu mata atau alis sehingga hal ini memicu madarosis [1,2].

2. Kondisi Genetik

Sejumlah kondisi genetik mampu meningkatkan risiko terjadinya madarosis, seperti ectodermal dysplasia, cryptophthalmos, ichthyosiform erythroderma, dan sindrom Ehlers-Danlos [1,2].

Penderita beberapa kelainan genetik tersebut memiliki risiko lebih tinggi dalam mengidap madarosis [1,2].

3. Kekurangan Nutrisi

Seseorang dengan tubuh yang mengalami kekurangan nutrisi tertentu pun memiliki risiko besar dalam mengalami madarosis [1].

Beberapa nutrisi seperti biotin, zat besi dan zinc adalah yang paling dibutuhkan bagi kesehatan rambut [1,4].

Ketika asupan nutrisi tersebut tak terpenuhi dengan baik, maka dapat berpengaruh pada bulu mata maupun alis, salah satunya terjadi kondisi madarosis [1].

4. Efek Obat Tertentu

Penggunaan beberapa jenis obat juga dapat berpengaruh pada besarnya risiko mengalami madarosis.

Obat yang dimaksud antara lain seperti androgen, retinoid, Botox (botulinum toxin), antikoagulan atau obat pengencer darah, serta antikonvulsan atau obat antikejang [1,2,5].

5. Tindakan Medis Tertentu

Beberapa perawatan medis, khususnya tindakan medis untuk mengobati kanker dapat meningkatkan risiko madarosis [1,2,5].

Perawatan dengan menggunakan laser, radioterapi (terapi radiasi), dan kemoterapi adalah beberapa metode pengobatan medis yang mampu memengaruhi kerontokan bulu mata dan alis [1,2,5].

Pertumbuhan rambut dapat diserang secara langsung oleh metode-metode pengobatan ini [5].

6. Infeksi

Terjadinya sejumlah infeksi, baik disebabkan oleh virus, jamur maupun bakteri seperti ringworm, sifilis, HIV, Staphylococcus, dan herpes simplex dapat meningkatkan risiko madarosis [2,5].

Namun biasanya selain kerontokan abnormal pada alis dan bulu mata, madarosis yang disebabkan oleh infeksi akan ditandai juga dengan rasa sakit, bengkak, gatal serta kemerahan di area tersebut [5].

7. Blefaritis

Blefaritis adalah jenis peradangan yang menyerang lipatan atau kelopak mata dan kemudian berdampak pada bulu mata [1].

Blefaritis umumnya ditandai dengan kemerahan pada kelopak mata, kemerahan pada mata, dan rasa gatal pada area mata [1].

Pada kondisi blefaritis, penderita juga dapat mengalami adanya kerak di sekitar kelopak mata sekaligus kerontokan bulu mata [1].

8. Kanker Kulit

Madarosis juga dapat disebabkan oleh kanker kulit dan umumnya madarosis ini menjadi salah satu gejala dari kanker kulit [2].

Jika kanker sudah pada stadium lanjut, maka alis dan bulu mata akan mulai mengalami kerontokan parah [2].

Namun pada kanker stadium awal maupun tumor jinak, kemungkinan terjadinya madarosis tergolong kecil [2].

9. Kusta/Lepra

Madarosis adalah kondisi yang juga sangat umum dijumpai pada penderita lepra atau kusta [1,2,5].

Kusta merupakan jenis penyakit infeksi bakteri yang juga menimbulkan gejala pada area kulit mata dan berpengaruh pada bulu-bulu di sana [1,2,5].

Selain mata, kulit, saraf, dan hidung adalah bagian wajah lain yang dapat terpengaruh oleh kusta [1,2,5].

10. Trikotilomania

Trikotilomania tergolong sebagai jenis kondisi gangguan mental di mana penderitanya terdorong untuk selalu mencabuti rambutnya sendiri [1,2,6].

Tidak hanya rambut di kepala, penderita trikotilomania juga seringkali mencabuti bulu mata dan alisnya sendiri maupun rambut-rambut pada bagian tubuh lain [6].

Penderita akan diliputi rasa cemas berlebihan ketika belum mencabuti rambutnya dan akan sangat kesulitan untuk menahan diri [6].

Namun usai berulang kali mencabuti rambut, ada kelegaan dan kepuasan yang dirasakan oleh penderita [6].

Penderita trikotilomania juga ditandai dengan aktivitas menggesekkan atau memainkan rambut yang sudah dicabut ke bibir atau area wajah lainnya [6].

11. Kondisi Lainnya

Selain dari beberapa faktor yang telah disebutkan, beberapa kondisi lain pun mampu menyebabkan atau meningkatkan risiko madarosis.

  • Rosacea

Rosacea adalah kondisi yang mirip dengan jerawat dan menyerang kulit bagian wajah di mana lebih sering dialami oleh wanita lansia [1,2,7].

Gejala rosacea dapat hilang dengan sendirinya, namun kemudian kembali timbul sewaktu-waktu [7].

  • Psoriasis

Psoriasis adalah jenis radang pada kulit yang ditandai dengan kulit kering, kulit menebal, kulit beruam kemerahan, kulit terasa gatal dan sakit, kulit mengelupas dan kulit bersisik {1,2,8].

Orang-orang berusia antara 15 sampai 35 tahun jauh lebih berisiko mengalami psoriasis, namun penyakit kulit ini bukan jenis penyakit menular [8].

  • Lupus eritematosis diskoid

Penyakit ini tergolong sebagai penyakit radang atau inflamasi autoimun kronik yang terjadi pada kulit namun juga mampu memengaruhi jaringan organ tubuh lain [1,2,9].

Beberapa gejala utama yang nampak adalah ketika kerontokan rambut terjadi, timbul ruam di permukaan kulit berbentuk bulat dan berwarna kemerahan serta penebalan sisik kulit [9].

Pitak yang terjadi pada kepala pun bersifat permanen pada kondisi ini [9].

  • Alopecia areata

Alopecia areata merupakan sebuah kondisi kerontokan rambut atau bahkan terjadinya kebotakan karena gangguan autoimun, yakni ketika sistem imun secara keliru menyerang folikel rambut dan mengakibatkan kerusakan [10].

Meski alopecia areata adalah kondisi kerontokan rambut yang lebih banyak terjadi pada kulit kepala, bulu mata dan alis yang rontok juga dapat disebabkan oleh kondisi ini [1,2,10].

Dermatitis atopik adalah jenis eksim yang terjadi pada kulit sebagai dampak dari terjadinya radang dan mampu memicu madarosis [1,2,11].

Kondisi seringkali ditandai dengan kemerahan dan pecah-pecah pada kulit [11].

Kulit akan terlihat dan terasa sangat kering dan bersisik; jika terjadi pada area mata, maka biasanya kulit di sekeliling mata kelihatan menggelap [11].

Skleroderma adalah jenis penyakit autoimun yang menyebabkan pengerasan dan penebalan jaringan ikat di mana salah satu bagian tubuh yang terpengaruh adalah kulit [1,2,12].

Selain pengerasan dan penebalan kulit, skleroderma juga dapat menyebabkan kulit lebih licin dan berwarna putih [12].

  • Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah kondisi ketika kadar hormon tiroid lebih dari normal atau dalam kadar berlebih karena kelenjar tiroid yang terlalu aktif yang mampu memicu madarosis [1,2,13].

Rambut rontok adalah salah satu gejala umum hipertiroidisme yang menyertai tremor, jantung berdebar, gelisah, mudah berkeringat, sulit tidur, berat badan turun, diare, mudah marah, dan gangguan penglihatan [13].

Hipotiroidisme adalah kebalikan dari kondisi hipertiroidisme, yaitu kondisi ketika kadar hormon tiroid terlalu rendah atau berada di bawah normal [14].

Selain cepat lelah, penderita hipotiroidisme juga mengalami sejumlah masalah pada rambut, seperti rambut lebih gampang rontok dan mengalami penipisan, termasuk madarosis [,1,2,14].

Kulit pun mengalami kering dan mudah mengelupas, kulit mengeriput, kulit kasar dan pembengkakan pada wajah adalah gejala lain dari hipotiroidisme [14].

Gejala Madarosis

Gejala madarosis yang paling utama adalah kehilangan rambut, khususnya bulu mata dan alis [1,2,5].

Selain itu, akan ada beberapa gejala lain yang timbul, seperti rasa gatal atau kemerahan pada area mata [1,2,5].

Keluhan atau gejala lain yang menyertai tergantung dari penyebab atau kondisi yang mendasari madarosis.

Pemeriksaan Madarosis

Untuk memastikan apakah gejala kehilangan bulu mata dan alis merupakan madarosis dan bukan kondisi lain, penderita perlu menempuh sejumlah metode pemeriksaan sebagai berikut [1,2,5].

  • Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat gejala, dan pemeriksaan riwayat medis.
  • Tes darah, untuk mengetahui apakah gejala madarosis memiliki kaitan dengan infeksi dan kondisi lainnya.
  • Dermatoskopi/dermoskopi yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kulit pasien dengan menggunakan kaca pembesar.
  • Skin scraping, yakni untuk mendeteksi adanya infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya gejala madarosis.
  • Skin swab atau swab kulit, yakni untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri yang menyebabkan timbulnya gejala madarosis.
  • Biopsi dengan pemeriksaan histopatologi, yakni untuk mendeteksi dan memastikan bahwa gejala madarosis berkaitan dengan discoid lupus erythematosus.

Penanganan Madarosis

Pengobatan untuk penderita madarosis akan disesuaikan dengan penyebabnya; sebab penyebab madarosis bervariasi [5].

Namun, ada kalanya penyebab madarosis sama sekali tidak diketahui walaupun penderita telah memeriksakan diri.

Beberapa penanganan medis pun terkadang berpotensi tidak efektif dan tidak menimbulkan kemajuan apapun bagi kondisi penderita [5].

Jika terjadi hal seperti demikian, beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi madarosis adalah [1,2,5] :

  • Menggunakan obat oles khusus penumbuh rambut.
  • Transplantasi rambut untuk alis.
  • Memakai riasan wajah untuk membentuk alis dan bulu mata seperti yang diinginkan.
  • Tato alis.
  • Memakai bulu mata dan alis palsu.
  • Cangkok bulu mata.

Pencegahan Madarosis

Belum diketahui cara mencegah agar madarosis sama sekali tidak terjadi.

Namun menjaga kesehatan tubuh dengan memenuhi nutrisi yang baik bagi pertumbuhan rambut, mengatasi segera infeksi yang terjadi, dan memeriksakan kondisi gangguan kulit yang terjadi secepatnya sangat penting dilakukan.

Namun setidaknya, ketika gejala madarosis mulai nampak dan dirasakan, segera periksakan diri ke dokter.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment