4 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Biduran

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Makanan yang kita konsumsi memiliki dampak besar pada kesehatan, terutama ketika menghadapi kondisi seperti gatal-gatal yang disebut biduran (urtikaria). Biduran dapat berlangsung selama beberapa minggu atau lebih tanpa diketahui penyebab pastinya. Gejala biduran dapat muncul kemudian menghilang berkali-kali selama beberapa bulan[1].

Konsumsi makanan tertentu dapat memicu atau memperburuk gejala biduran. Oleh karena itu, penderita biduran sering kali perlu mewaspadai makanan yang dikonsumsi[1, 2].

Biasanya, penderita biduran dianjurkan untuk menghindari makanan yang tinggi histamin dan tiramin, yang mana dapat memicu atau memperburuk ruam kulit[3].

Berikut beberapa makanan yang harus dihindari saat biduran:

1. Makanan Tinggi Histamin

Histamin merupakan senyawa yang mengatur respon tubuh terhadap substansi asing dan luka. Saat bereaksi terhadap suatu substansi yang dianggap berbahaya, tubuh akan mengeluarkan histamin[4].

Keluarnya histamin menyebabkan terjadinya reaksi peradangan dan dilatasi pembuluh darah, sehingga mengarah pada gejala seperti gatal, bengkak, hidung tersumbat, dan mata berair[2, 4].

Konsumsi histamin berlebihan dapat mengakibatkan bertambah buruknya gejala biduran. Oleh karena itu, menghindari konsumsi makanan tinggi histamin dapat membantu mengatasi gejala biduran[1, 2].

Suatu studi dilakukan pada 22 orang dengan urtikaria kronis menghindari konsumsi makanan kaya histamin selama 4 minggu. Hasil studi menunjukkan terdapat penurunan signifikan pada tingkat keparahan urtikaria[1].

Sampel darah dari pasien dalam studi tersebut juga menunjukkan bahwa kadar histamin di dalam darah menurun setelah 4 minggu menerapkan diet antihistamin[1].

Berikut makanan tinggi histamin yang sebaiknya dihindari oleh penderita biduran[1, 3]:

  • keju, terutama parmesan dan keju biru
  • yogurt
  • daging awetan, termasuk daging asap
  • minuman beralkohol, terutama wine merah
  • makanan fermentasi
  • makanan kalengan dan acar
  • makanan cepat saji
  • buah seperti stroberi dan ceri
  • bayam, tomat, dan terong
  • jenis ikan tertentu, meliputi tuna, salmon, sarden, dan fillet ikan teri
  • ikan asap, beku, dan kalengan, meliputi tuna, teri, dan sarden
  • bumbu seperti bubuk cabe, kayu manis, cengkeh, dan cuka
  • kacang-kacangan
  • alpukat
  • kerang

2. Makanan yang Dapat Meningkatkan Kadar Histamin

Konsumsi makanan tertentu dapat menyebabkan kadar histamin meningkat meski tidak terdapat histamin dalam makanan tersebut. Studi mengindikasikan bahwa beberapa makanan dapat memicu pelepasan histamin dalam tubuh, bahkan meski makanan tersebut tidak mengandung histamin. Para ahli belum memahami betul bagaimana cara kerjanya[1, 4].

Makanan yang dapat menyebabkan peningkatan histamin di antaranya[1, 4]:  

  • susu
  • shellfish
  • telur
  • kiwi
  • stroberi
  • nanas
  • prem
  • kacang-kacangan

3. Makanan yang Mengandung Amine Lain

Makanan yang mengandung senyawa amine lain yang serupa dengan histamin dapat berkompetisi untuk DAO (diamine oxidase), yaitu enzim yang berperan untuk merombak histamin di dalam tubuh[4].

Hal ini berarti jika konsumsi makanan tersebut ditingkatkan, histamin di dalam tubuh tidak akan dirombak dengan kecepatan normal dan dapat menyebabkan timbulnya gejala[4].

Berikut jenis makanan yang mengandung amine lain[3, 4]:

  • buah jeruk
  • jamur
  • kacang kedelai
  • produk kedelai, seperti tahu, miso, tofu
  • pisang
  • kacang-kacangan
  • game
  • bir
  • produk ragi
  • produk makanan awetan/diasap/disimpan lama seperti keju dan daging

4. Makanan dengan Tambahan Zat Aditif

Zat aditif ialah substansi yang ditambahkan dalam makanan untuk meningkatkan kualitas warna, rasa, dan mengawetkan. Dengan kata lain yang termasuk zat aditif makanan meliputi pewarna, pengawet makanan, emulsifier & stabilizer, peningkat rasa seperti MSG dan pemanis buatan[2, 5].

Aditif biasanya ditambahkan hanya dalam jumlah kecil, meski begitu aditif dapat menyebabkan berbagai reaksi merugikan. Beberapa dari reaksi tersebut diduga disebabkan oleh alergi, sementara sebagian besar kasus disebabkan oleh intoleransi atau sensitivitas[5].

Hasil studi Journal of Dermatology Practical & Conceptual mengindikasikan bahwa aditif makanan saja tidak berperan sebagai pemicu urtikaria kronis, tapi diet bebas dari aditif makanan dapat membantu meringankan gejala yang dialami pasien[2].

Oleh karena itu, penderita biduran lebih dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif, meliputi makanan ringan semacam popcorn, keripik, krakers, serta berbagai produk minuman[3, 5].

Berikut beberapa aditif makanan yang paling umum menyebabkan alergi atau reaksi merugikan[5]:

  • tartrazine
  • carmine
  • annatto
  • antioksidan
  • emulsifier dan stabilizer, seperti lesitin dan gum
  • monosodium glutamate (MSG)
  • sulfit (umum digunakan sebagai pengawet makanan)
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment