Prolaktin adalah hormon yang diproduksi pada kelenjar pituitari. Hormon ini juga memiliki fungsi yang luas dalam tubuh, mulai dari mempengaruhi perilaku, mengatur sistem kekebalan tubuh dan bekerja pada sistem reproduksi.[1]
Hormon prolaktin diproduksi oleh wanita mau pun pria. Fungsi prolaktin untuk pria masih belum sejelas pada wanita, tapi hormon ini sangat penting untuk kesehatan reproduksi wanita dan pria.[1]
Pada wanita, hormon ini memiliki peran yang signifikan dalam masa kehamilan dan menyusui karena fungsi utamanya adalah untuk memproduksi ASI. Itu sebabnya mereka lebih sering dikenal sebagai hormon menyusui meskipun hormon ini memiliki banyak fungsi dalam tubuh manusia.[1]
Kadar hormon prolaktin yang normal adalah:[2]
- Pria: 2 sampai 18 nanogram per milimeter (ng/mL)
- Wanita (tidak hamil): 2 sampai 29 ng/mL
- Wanita hamil: 10 sampai 209 ng/mL
Untuk mengetahui jumlah kadar hormon prolaktin, dibutuhkan tes darah terlebih. Hal-hal seperti obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, stres, masalah tidur, dan antidepresan akan berpengaruh pada hasil tes itu.[2]
Jika manusia memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit prolaktin, efeknya tidak hanya pada hormon seks mereka saja tapi pada perilaku dan kekebalan tubuh mereka juga.[2]
Oleh karena itu, kamu harus bisa menjaga kadar hormon prolaktin agar tetap normal. Meski bisa terkena pada siapa pun, ibu menyusui adalah orang yang paling terpengaruh dengan kadar hormon prolaktin yang terlalu rendah dan tinggi.[2]
Hormon yang Mempengaruhi Kadar Hormon Prolaktin
Hormon yang mengatur produksi prolaktin dari kelenjar pituitari adalah hormon dopamin. Hormon dopamin diproduksi oleh hipotalamus yang letaknya tepat di atas kelenjar pituitari.[3]
Prolaktin meningkatkan sekresi dopamin, sedangkan dopamin menahan produksi prolaktin. Itu tandanya semakin banyak dopamin maka makin sedikit prolaktin yang dilepaskan oleh tubuh.[3]
Hormon estrogen juga ikut mengatur produksi prolaktin dalam tubuh. Akan terjadi peningkatan kadar prolaktin di tubuh wanita selama tahap siklus reproduksi mereka terutama pada saat dan sesudah kehamilan. Pada tahap itu, kadar estrogen mereka sedang tinggi sehingga kadar prolaktin juga ikut menaik.[3]
Selain hormon dopamin dan estrogen, masih ada hormon lain yang berpengaruh pada peningkatan dan penurunan kadar hormon prolaktin di tubuh.[3]
Beberapa hormon lain yang bisa mempengaruhi prolaktin di antaranya adalah hormon oksitosin, hormon pelepas tirotropin, dan hormon anti diuretik.[3]
Jumlah kadar hormon prolaktin yang sedikit biasanya disebabkan oleh kelenjar pituitari yang tidak bekerja dengan maksimal. Hal ini dikenal dengan hipopituitarisme.[3]
Kondisi lainnya adalah hipoprolaktinema, atau jumlah prolaktin yang beredar dalam darah berjumlah terlalu sedikit. Kondisi ini cukup jarang terjadi.[2]
Kadar hormon prolaktin yang rendah biasanya tidak memerlukan perawatan medis, tapi bisa saja menyebabkan kurangnya produksi ASI yang mencukupi setelah melahirkan.[3]
Mereka yang kekurangan hormon prolaktin juga menunjukkan bahwa respons imun tubuh mereka menurun terhadap beberapa infeksi di tubuh.[3]
Cara Meningkatkan Kadar Hormon Prolaktin
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kurangnya prolaktin bisa berpengaruh pada kesehatan, terutama pada ibu hamil. Berikut ini cara untuk meningkatkan kadar hormon prolaktin yang ada dalam tubuh:
1. Mulai Memompa Payudara sebelum Melahirkan
Meski bayi belum lahir, sudah sebaiknya Anda mulai memompa payudara dengan pompa ASI lebih awal karena bisa merangsang produksi prolaktin dalam tubuh.[4]
Memompa payudara bisa dilakukan dua bulan sebelum bayi lahir. Pada awalnya, ibu hamil bisa memompa selama 5 menit dan tiga kali sehari. Kemudian tingkatkan secara bertahap menjadi 10 menit setiap empat jam hingga menjadi 15 sampai 20 menit setiap 2 sampai 3 jam.[4]
Terus melakukan pompa itu sampai bayi lahir. Tidak hanya meningkatkan kadar hormon prolaktin dalam tubuh, hal ini juga akan menghasilkan ASI yang banyak.[4]
2. Sering Memompa dan Menyusui
Karena fungsi utamanya untuk memproduksi ASI, cara terbaik untuk meningkatkan hormon prolaktin adalah dengan memompa dan menyusui secara sering.[5]
Saat bayi sudah lahir, memompa payudara bisa dilakukan setidaknya setiap dua jam hingga tiga jam sekali. Semakin sering memompa dan menyusui, maka akan semakin banyak juga prolaktin yang dilepaskan oleh otak.[5]
Memompa setelah bayi menyusui dapat menguras ASI yang tersisa dan akan merangsang produksi hormon prolaktin lebih lanjut.[5]
3. Mengonsumsi Makanan yang Merangsang Prolaktin
Untuk hasil yang lebih maksimal, bisa juga menambah menu makanan dengan makanan yang dapat merangsang produksi hormon prolaktin dalam tubuh.[6]
Beberapa makanan itu juga mengandung banyak vitamin, mineral, dan kandungan baik lainnya yang bermanfaat dalam meningkatkan kadar produksi hormon prolaktin dalam tubuh.[6]
Makanan yang termasuk adalah:
- Sayuran Hijau
Sayuran hijau, terutama yang memiliki daun hijau gelap seperti selada, kangkung, bayam dan brokoli bisa meningkatkan hormon prolaktin. Sayuran itu juga mengandung fitoestrogen yang bisa memiliki efek positif pada produksi ASI.[6]
- Bawang Putih
Selain bergizi, bawang putih juga dipercaya sebagai galactagogue atau zat yang bisa membantu dalam menghasilkan lebih banyak ASI. Karena baunya bisa menyengat, ada bayi yang bisa menoleransi baunya ada juga yang tidak. Untuk bayi yang peka terhadap bau bawang, sebaiknya ibu menyusui menghindari konsumsi bawang putih untuk sementara waktu.[6]
- Biji Wijen
Karena memiliki sifat tanaman yang mirip estrogen dan tinggi akan kalsium, biji wijen mampu membuat lebih banyak ASI dan merangsang hormon prolaktin. Penyajiannya mudah karena bisa dicampur dengan makanan lain.[6]
4. Memakai Obat Tertentu
Bila cara yang alami tidak membuat kadar hormon prolaktin dalam tubuh meningkat, cara lain yang bisa dipakai adalah memakai obat tertentu. Dalam hal ini, obat yang digunakan adalah metoklopramid.[7]
Obat metoklopramid biasanya digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah karena masalah pada perut dan usus.[7]
Menurut sebuah penelitian, penggunaan 10 mg metoklopramid tiga kali sehari selama tiga minggu mampu meningkatkan kadar prolaktin serum pada ibu yang baru melahirkan.[7]
Obat metoklopramid biasanya digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah karena masalah pada perut dan usus.[7]
Tapi penggunaannya tidak boleh sembarangan karena harus mendapat izin dan resep dari dokter terlebih dahulu. Orang yang memiliki riwayat depresi dianjurkan untuk tidak menggunakan obat ini.[7]