Sistem pencernaan manusia yang utama terdiri atas mulut, lambung, dan usus. Ketiganya, bersamaan dengan pankreas, liver, dan kantung empedu akan bekerja sama untuk menyerap nutrisi dan membuang limbahnya. Jika terjadi masalah padan sistem pencernaan, maka akan muncul beberapa gejala mulai dari kram hingga muntah-muntah. [1]
Salah satu organ yang paling vital pada sistem pencernaan adalah organ lambung. Lambung berperan dalam memproduksi berbagai enzim dan asam, yang mana campuran keduanya akan menghaluskan makanan untuk diteruskan menuju usus halus. [1]
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan organ pencernaan kita, khususnya lambung. Namun, ada baiknya agar kita mengetahui apa saja penyakit yang menyerang organ lambung sebagai berikut:
1. Gastritis
Di dalam lambung, terdapat selaput membran yang melapisi dinding lambung yang berfungsi dalam melindungi lambung dari asam dan kuman. Jika selaput tersebut terluka, maka bisa terjadi inflamasi. Jika inflamasi tidak kunjung berhenti maka hal itu dapat menyebabkan gastritis. [2]
Ada dua macam gastritis, yaitu kronis dan akut. Gastritis akut biasanya disertai dengan masalah pada lambung dan perut yang sangat menonjol, dan biasanya akan menghilang dalam beberapa hari kedepan. Sedangkan gastritis kronis cenderung tidak terlalu menonjol. Bahkan, penyakit ini jarang disadari sampai ada muncul borok pada lambung. [2]
Gastritis sendiri biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut: [2, 3]
- Bakteri Helicobacteria. Yaitu bakteri yang merusak keseimbangan produksi asam pada lambung. Sehingga asam yang tercipta terlalu banyak, lalu mencederai selaput membran pada dinding lambung.
- Refluks Asam. Yaitu kondisi dimana cairan asam lambung mengalir kembali ke eskofagus.
- Beberapa kebiasaan seperti merokok, makan makanan pedas, dan mengonsumsi banyak minuman beralkohol juga dapat menyebabkan gastritis.
Tukak lambung atau gastric ulcers adalah kerusakan pada penghalang mukosa pada selaput dinding lambung yang berpenetrasi melalui mukosa muskularis (lapisan tipis otot polos) dan memiliki panjang lebih dari 5 milimeter. Penyakit ini umum terjadi dan dapat dicegah maupun diatasi. [4]
Diketahui 5-10% pasien menderita penyakit ini seumur hidupnya, yang mungkin dikarenakan mereka meremehkan penyakit ini karena tidak adanya gejala. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok dan konsumsi obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (obat untuk meredakan nyeri/radang) dapat mempengaruhi penyakit ini. [4]
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi dimana terdapat cairan pada lambung yang mengalir mundur menuju esofagus, yang menyebabkan maag dan batuk-batuk. Penyakit ini cukup umum dan telah menjangkiti jutaan orang di dunia. Biaya pengobatan GERD biasanya tidak terlalu mahal, namun biaya perawatannya bisa 2 kali lebih mahal. [5, 6]
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko GERD adalah bertambahnya umur, Body mass index yang berlebihan, depresi, dan kurangnya aktivitas fisik. Pola makan juga dapat menyebabkan GERD seperti tingkat keasaman makanan yang dimakan, beserta porsi dan kapan waktu kita makan. [6]
Gastroparesis adalah gangguan yang ditandai dengan pengosongan lambung yang yang tertunda dari makanan padat tanpa adanya obstruksi mekanis lambung. Dalam beberapa kasus, gastroparesis dapat menyebabkan kematian, beban ekonomi karena biaya perawatan yang mahal, atau bahkan komplikasi karena penanganan yang buruk. [7, 8]
Beberapa gejala utama dari gastroparesis adalah cepat merasa kenyang, mual, muntah-muntah, serta sering bersendawa dan kembung. Penyakit ini dapat diatasi dengan meningkatkan porsi makan hinga 4-5 kali sehari, minum soda untuk melepaskan karbondioksida, dan bahkan merokok yang mana dapat menghambat pengosongan lambung. [7, 8]
5. Dispepsia
Istilah dispepsia sering digunakan oleh banyak dokter untuk merujuk masalah pencernaan yang memiliki banyak gejala. Istilah ini juga biasa digunakan untuk menjelaskan satu atau lebih gejala yang dirasakan sesaat setelah makan. [9]
Beberapa gejala dari dispepsia antara lain mual atau bahkan muntah setelah makan siang, perut kembung pada bagian atas, merasa kekenyangan, sering bersendawa, rasa tidak enak pada mulut, kelelahan, dan sakit kepala. [9]
6. Ulkus Peptik
Ulkus peptik atau peptic ulcers adalah rasa sakit pada esofagus, lambung, dan usus halus yang terjadi ketika asam lambung mengerogoti lapisan dalam saluran pencernaan. Ulkus peptik ditandai dengan penghentian pada lapisan dalam saluran pencernaan karena sekresi asam lambung atau pepsin. [10]
Penyakit ulkus peptik biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut: [10]
- Bakteri Helicobacter Pylori. Bakteri Helicobacter Pylori adalah bakteri yang ditemukan pada sel epitel lambung. Bakteri ini menjadi penyebab bagi 70-90% penderita penyakit lambung. Bakteri ini biasanya menjangkiti orang dengan ekonomi menengah kebawah saat mereka masih anak-anak.
- Obat Antiinflamasi Non-steroid. Obat Antiinflamasi Non-steroid atau Non-steroid Antiinflamation Drugs (NSAID) adalah penyebab terbesar kedua penyakit ulkus peptik. Sekresi prostaglandin akan melindungi mukosa lambung, dan NSAID menghalangi sintesis prostaglandin, yang mengurangi pembentukan lendir lambung dan bikarbonat.
Selain itu, merokok dan minuman alkohol juga bisa menjadi penyebab minor penyakit ulkus peptik. [10]
Kanker lambung merupakan kanker kelima yang paling umun terjadi dan menduduki urutan ketiga sebagai penyebab kematian karena kanker. Satu-satunya solusi atau pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan operasi. [11]
Sayangnya bagi pasien yang tidak bisa direseksi dan yang stadium lanjut hanya bisa terapi palatif untuk memperpanjang hidup. [11]
Namun, untungnya kasus kanker lambung semakin berkurang setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena sudah ditemukannya berbagai cara untuk mencegah kanker lambung. Tetapi, kanker lambung masih umum ditemui di negara yang memiliki kualitas air dan makanan segar yang buruk. [11]