4 Jenis Penyakit yang Tidak Boleh Makan Kacang-kacangan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis makanan dengan kandungan yang dapat memberi banyak manfaat bagi tubuh. Asam lemak dan nutrisi yang baik pada kacang memiliki manfaat kesehatan bagi jantung.[1]

Selain itu kacang-kacangan juga mengandung protein nabati, serat makanan, zat gizi mikro seperti tembaga dan magnesium, fitosterol, serta fitokimia. Kacang-kacangan memiliki juga memiliki efek yang dapat memberi perlindungan pada jantung dan menurunkan kolesterol.[1]

Seiring dengan bertambahnya penelitian yang membahas kandungan baik pada kacang-kacangan, maka tingkat minat untuk mengonsumsi makanan ini pun semakin bertambah dengan harapan dapat mengurangi risiko terpapar berbagai penyakit berbahaya.[2]

Meskipun kaya akan segudang manfaat bagi kesehatan, konsumsi kacang yang berlebihan nyatanya juga dapat menimbulkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Bahkan pada beberapa kondisi tertentu, kacang-kacangan harus menjadi makanan yang dihindari dan dibatasi konsumsinya. Berikut beberapa penyakit yang tidak boleh mengonsumsi kacang secara berlebihan:

1. Asma

Secara umum makanan tidak menyebabkan alergi langsung pemicu kambuhnya penyakit asma. Namun efek alergi terhadap makanan sering kali menunjukkan gejala yang sangat mirip dengan penyakit asma hingga pada akhirnya akan berujung dengan serangan penyakit asma.[3]

Gejala yang paling sering terjadi saat mengalami alergi makanan adalah gatal-gatal, timbul ruam merah pada kulit, mual, muntah dan diare. Pada sebagian pasien, gejala alergi tersebut kemudian juga disertai dengan gejala asma seperti batuk dan sesak nafas.[3]

Apabila tidak segera mendapat tindakan, kondisi ini akan menyebabkan timbulnya pembengkakan pada tenggorokan sehingga jalan pernafasan menjadi sulit dan terputus.[3] Penderita asma perlu mewaspadai jenis kacang merah, buncis dan kacang tanah. Karena ketiga jenis kacang-kacangan ini memiliki pengaruh paling kuat dalam memicu alergi pada pasien asma.[4]

Kacang-kacangan pada beberapa penderita asma juga dapat menyebabkan kembung karena gas yang terkandung di dalamnya. Setelahnya mekanisme pernafasan akan lebih sulit dan dikhawatirkan akan memicu serangan penyakit asma.[5]

Jika masih ingin mengonsumsi kacang-kacangan, disarankan untuk merendam jenis makanan ini selama beberapa jam dan mengganti air rendamannya beberapa kali untuk mengurangi efek gas saat dikonsumsi.[5]

2. Migrain

Penderita migrain memiliki sensitivitas otak yang lebih tinggi. Cahaya, aroma bahkan makanan dapat memberikan pengaruh pada kemungkinan timbulnya masalah sakit kepala.[6]

Pasien dengan riwayat migrain sangat bergantung pada obat-obatan untuk mengurangi resiko dan meredakan rasa sakit kepala yang dapat muncul kapan saja. Hal lain yang tidak kalah penting adalah menghindari segala hal yang beresiko memicu timbulnya gejala migrain.[6]

Beberapa jenis makanan yang dikonsumsi pada sebagian orang dapat menyebabkan timbulnya masalah sakit kepala atau migrain. Hal ini disebabkan karena kandungan tyramine pada makanan. Zat ini kemudian akan masuk ke aliran darah yang menuju ke otak. Setelahnya tyramine akan menyebabkan kenaikan tekanan darah dan menimbulkan rasa sakit kepala yang sangat mengganggu.[7]

Penderita migrain sebaiknya mulai membatasi dan memilah pilihan konsumsi makanan yang masuk ke dalam tubuh. Termasuk pada jenis kacang-kacangan. Kacang fava, kacang polong dan susu kedelai termasuk beberapa jenis makanan yang memiliki kadar tyramine tinggi.[7]

Disarankan bagi penderita migrain untuk menghindari kelompok kacang-kacangan tersebut demi mengurangi resiko terkena serangan sakit kepala.[7]

3. Hipertensi

Tekanan darah yang terus berubah dari waktu ke waktu merupakan hal yang normal terjadi. Darah yang dibawa oleh arteri dari jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh memberikan tekanan pada dinding arteri, hal ini lah yang kemudian disebut sebagai tekanan darah.[8]

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah yang terlalu tinggi dari ukuran normal dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka akan beresiko pada masalah kesehatan yang lebih serius seperti serangan jantung dan stroke.[8]

Karena rentan untuk mengalami perubahan naik turun dengan cepat, sangat penting untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Termasuk dengan cara memperhatikan asupan makanan yang dapat mempengaruhi kenaikan tekanan darah.[9]

Selain garam, kandungan tyramine pada makanan juga dapat menjadi pemicu timbulnya hipertensi. Tyramine pada makanan menyebabkan terjadinya pelepasan hormon penyebab naiknya tekanan darah. Gejala awal dari naiknya tensi darah setelah konsumsi makanan tertentu adalah sakit kepala, jantung berdebar, mengeluarkan banyak keringat, dan mengalami sedikit kesulitan saat bernafas.[9]

Pada kondisi yang serius, jika efek yang ditimbulkan akibat konsumsi tyramine sampai berdampak pada kelangsungan kegiatan sehari-hari, maka perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan dan bantuan obat-obatan dalam meredakan gejala hipertensi.[9]

Kacang-kacangan termasuk salah satu jenis makanan yang mengandung kadar tyramine cukup tinggi. Sehingga sangat tidak disarankan bagi penderita hipertensi untuk mengonsumsi makanan ini saat dalam kondisi hipertensi ataupun saat mencegah terserang penyakit ini.[9]

4. Asam urat

Asam urat adalah kondisi kesehatan dimana terjadi peradangan dan pembengkakan pada sendi yang berlangsung selama satu hingga dua minggu.[10]

Zat urat yang menumpuk di dalam tubuh akan mengkristal dan menyebabkan rasa sakit, bengkak dan ruam kemerahan pada persendian sehingga mempengaruhi kemampuan gerak tubuh. [10]

Zat urat terbentuk dari purin yang banyak di temukan pada makanan. Zat ini dalam keadaan normal akan dikeluarkan oleh tubuh melalui urin saat buang air kecil. Namun, jika Zat tersebut tidak dapat keluar bersama urin maka akan terjadi penumpukan dan pengkristalan di dalam tubuh. Kondisi ini yang kemudian disebut sebagai asam urat.[10]

Penderita asam urat disarankan untuk menghindari konsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Salah satunya adalah kacang-kacangan. Jenis kacang yang sangat perlu dihindari seperti kacang fava, kacang polong dan kacang Arab dikarenakan memiliki jumlah purin yang paling tinggi diantara jenis lainnya.[11]

Perlu diingat bahwa segala kebaikan pada kacang-kacangan dapat berbalik menjadi pemicu munculnya berbagai penyakit jika dikonsumsi secara berlebihan dan pada saat kesehatan tidak sepenuhnya prima. Perlu kebijaksanaan dalam menentukan pilihan konsumsi makanan dan takaran yang tepat agar bisa memperoleh manfaat maksimal bagi tubuh.[1]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment