9 Penyebab Benjolan di Belakang Telinga

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Seketika timbul benjolan di belakang telinga, beberapa orang akan menganggap bahwa benjolan itu biasa saja atau sekadar jerawat.

Namun pada sebagian orang lainnya, benjolan di belakang telinga bisa sangat mengkhawatirkan dan membuat panik.

Sebenarnya benjolan atau nodul yang timbul pada bagian belakang telinga umumnya sama sekali tidak berbahaya apalagi mengancam jiwa [1,2].

Namun, ada baiknya untuk tetap mengenali berbagai kemungkinan penyebabnya agar bisa segera mengatasi dengan benar.

1. Acne Vulgaris

Istilah medis untuk berbagai jenis jerawat yang kerap timbul pada area wajah dan kepala adalah acne vulgaris [1,2,3].

Tentu komedo putih/whitehead dan komedo hitam/blackhead adalah kondisi yang sudah tak asing lagi, terutama bagi para wanita walaupun dapat dialami juga oleh para pria [1,2].

Keduanya merupakan jenis-jenis jerawat bersama dengan kista, nodul, pustula dan papula yang paling sering timbul pada punggung, bahu, dada, dan terutama wajah [1,2].

Kemunculan acne vulgaris sendiri biasanya disebabkan oleh peningkatan hormon androgen sehingga produksi sebum atau minyak oleh kelenjar minyak menjadi berlebihan [2,3].

Dan jika sebum ini tak bisa keluar lewat pori-pori kulit, ini menyebabkan penumpukan sebum bersama dengan bakteri dan sel-sel kulit mati dan kemudian menimbulkan kondisi acne vulgaris dalam berbagai jenis [1,2,3].

Acne vulgaris sendiri terbagi menjadi dua jenis kondisi, yakni acne vulgaris inflamasi dan non-inflamasi [2].

Artinya, acne vulgaris inflamasi akan menimbulkan jerawat yang berwarna merah yang umumnya sering timbul pada wajah, termasuk berpotensi di belakang telinga [2].

Sementara itu, jenis acne vulgaris non-inflamasi adalah ketika komedo-komedo bermunculan pada beberapa area wajah [2].

2. Otitis Media

Otitis media merupakan sebuah kondisi infeksi bakteri atau virus yang menyerang bagian tengah telinga atau rongga belakang gendang telinga [1,2].

Jika sebelumnya mengalami flu dan batuk pilek, maka infeksi telinga lebih rentan untuk terjadi, khususnya pada anak-anak. Infeksi pada telinga ini umumnya menyebabkan rasa nyeri pada telinga yang disertai penumpukan cairan dan pembengkakan [1,2].

Kondisi bengkak yang terjadi di bagian dalam telinga bisa tampak di bagian permukaan belakang telinga atau leher seperti benjolan [1,2,4].

Bila gejala tersebut terjadi pada anak-anak dan diikuti dengan sejumlah keluhan lain seperti berikut, segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut [1,2].

  • Cairan keluar dari telinga
  • Anak sering menangis dan mudah rewel
  • Berulang kali menggaruk-garuk telinga atau menarik-nariknya
  • Kehilangan keseimbangan tubuh
  • Gangguan tidur
  • Pendengaran kurang baik atau menurun
  • Tidak selera makan

Jika benjolan belakang telinga disertai nyeri, sesak nafas, sakit kepala tidak tertahankan dan juga demam, maka sudah seharusnya segera diperiksakan karena kondisi mengacu pada infeksi [2,5].

3. Lipoma

Lipoma merupakan benjolan lemak bertekstur lunak apabila disentuh dan umumnya tumbuh pada bagian antara lapisan otot dan kulit [1,2,6].

Jika timbul benjolan dengan karakteristik tersebut di belakang telinga, bisa jadi benjolan ini merupakan lipoma, terutama jika tidak terasa sakit [1,2,6].

Lipoma lebih rentan dialami oleh orang-orang dengan usia antara 40 hingga 60 tahun, terutama pada pria [2,7].

Tumbuhnya lipoma bisa di bagian tubuh mana saja meskipun area bahu, perut, lengan, paha, punggung dan leher jauh lebih umum [2,6,7].

Belakang kepala dan belakang telinga dapat pula menjadi lokasi tumbuhnya benjolan lemak dengan tanda-tanda seperti [6,7] :

  • Benjolan tumbuh secara lambat
  • Benjolan berpotensi bertambah besar (bahkan bisa seukuran kelereng hingga bola pingpong)
  • Benjolan ketika ditekan dapat digoyangkan
  • Benjolan ketika disentuh atau ditekan akan terasa sangat lunak karena berisikan lemak

Meski umumnya benjolan lemak lipoma ini tidak menyebabkan rasa sakit di awal, namun semakin besar ukurannya akan semakin terasa sakit [2].

Rasa sakit ini muncul karena saraf di sekitarnya tertekan oleh benjolan ini [2].

Seringkali, benjolan seperti ini tidak selalu menandakan lipoma dan berpotensi kista maupun tumor ganas [2].

Oleh sebab itu ketika timbul benjolan di belakang telinga dan cukup mencurigakan atau mengkhawatirkan, segera ke dokter untuk memeriksakannya [2].

Deteksi dini akan mempercepat perolehan penanganan yang paling tepat; bahkan akan jauh lebih baik diperiksakan sebelum benjolan membesar dan terasa sakit [2].

4. Mastoiditis

Mastoiditis merupakan jenis infeksi yang menyerang tulang mastoid (tulng belakang telinga) dan lebih rentan terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa [1,2,8].

Jika seseorang (baik anak-anak maupun orang dewasa) pernah mengalami otitis media dan mendapatkan penanganan yang terlambat, kondisi ini mampu meningkatkan risiko mastoiditis [1,2,8].

Karena saat bakteri penyebab infeksi tidak segera ditangani, penyebaran bisa terjadi hingga ke tulang mastoid yang berada di bagian dalam telinga [1,2,8].

Tulang mastoid yang terinfeksi akan mengalami kerusakan dan berikut adalah tanda-tanda mastoiditis selain benjolan belakang telinga [2,8] :

  • Telinga terasa nyeri
  • Cairan keluar dari dalam telinga
  • Telinga akan nampak kemerahan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Telinga yang terkena infeksi akan mengalami kehilangan pendengaran
  • Pembengkakan belakang telinga menyebabkan telinga condong ke depan

Sudah saatnya memeriksakan ke dokter apabila dari telinga sudah mulai keluar nanah atau darah [2,8].

Gejala yang juga semakin memburuk dan menyebabkan rasa nyeri hebat ditambah demam, segera konsultasikan ke dokter supaya kondisi ini cepat memperoleh perawatan [2,8].

Dokter THT (telinga hidung dan tenggorokan) adalah yang paling tepat untuk didatangi [2].

5. Abses

Abses adalah ketika terjadi penumpukan nanah pada bagian tubuh tertentu sebagai bentuk respon tubuh alami karena sistem imun yang melawan infeksi [1,2,9].

Abses dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja dan menimbulkan bengkak sekaligus radang, termasuk area belakang telinga dan leher [1,2,9].

Benjolan belakang telinga yang terasa sakit dan nampak kemerahan dapat disebabkan oleh abses [2,9].

Dalam kasus abses, rata-rata penderita memerlukan bantuan medis karena akan sulit untuk mengeluarkan nanah secara mandiri [2,9].

6. Limfadenopati

Limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening berpotensi menjadi alasan mengapa bagian belakang telinga terdapat benjolan [1,2,10].

Beberapa bagian tubuh memiliki kelenjar getah bening, salah satunya adalah bagian belakang telinga sehingga saat terjadi pembengkakan di sana akan timbul benjolan [1,2,10].

Radang, infeksi hingga kanker mampu menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening sehingga untuk mengatasi kondisi ini harus mengetahui secara pasti lebih dulu apa faktor utama penyebabnya [1,2,10].

7. Kista Sebasea

Kista sebasea pada dasarnya tak berbahaya karena bukan merupakan benjolan bersifat kanker. Area leher, kepala dan tubuh bagian tertentu lainnya [1,2,11].

Kista ini dapat timbul utamanya pada area kelenjar minyak (kelenjar penghasil minyak alami tubuh) dan tidak terasa sakit [1,2,11].

Meski demikian, pada beberapa kasus kista ini bisa cukup mengganggu dan berpeluang menyebabkan iritasi [1,2,11].

8. Infeksi

Berbagai macam infeksi virus dan bakteri mampu menyebabkan benjolan di belakang telinga di mana kondisi ini merupakan pembengkakan hasil inflamasi [1,2].

Beberapa jenis infeksi yang mampu menjadi peningkat risiko timbulnya benjolan di belakang telinga antara lain adalah [1,2] :

9. Kanker Nasofaring

Kondisi lain yang berpotensi menjadi alasan timbulnya benjolan di belakang telinga adalah kanker nasofaring [12].

Kanker ini sulit terdeteksi di awal karena tak menimbulkan gejala yang terlalu nampak, namun ketika kanker berkembang, sejumlah gejala baru akan dialami penderita [12,13].

Benjolan adalah salah satu tanda kanker nasofaring yang tidak hanya tumbuh pada belakang telinga, tapi juga bisa timbul di tenggorokan atau leher [12,13].

Apabila mengarah pada kanker nasofaring, maka beberapa keluhan lain yang menyertai benjolan belakang telinga adalah [12,13] :

  • Berat badan turun
  • Nyeri di area rahang dan leher
  • Perubahan suara menjadi lebih parau
  • Telinga terasa nyeri
  • Sariawan tidak kunjung hilang
  • Pendengaran terganggu
  • Mimisan berulang kali
  • Pilek yang sulit untuk sembuh

Cara Mengatasi Benjolan di Belakang Telinga

Untuk mendeteksi benjolan belakang telinga, penggunaan tangan sendiri sangat memungkinkan dan mudah dilakukan.

Raba bagian belakang telinga untuk merasakannya dan berikut adalah karakteristik benjolan yang sebaiknya segera memperoleh penanganan [1,2].

  • Jika disentuh dan ditekan benjolan terasa lembek, maka kemungkinan besar kondisi ini adalah lipoma.
  • Jika selain timbulnya benjolan mengalami juga tubuh menggigil serta demam, ada kemungkinan ini merupakan kondisi infeksi.
  • Jika ketika disentuh benjolan terasa sakit dan area sekitar benjolan juga terasa lunak, kemungkinan ini merupakan jerawat atau abses.

Umumnya, benjolan di belakang telinga tidak seberbahaya itu karena rata-rata merupakan kondisi ringan yang tidak sampai mengancam nyawa penderitanya [2].

Penanganan yang diberikan oleh dokter tentu nantinya disesuaikan dengan kondisi yang menyebabkannya [1,2].

  • Jika merupakan infeksi, antibiotik atau antivirus akan diresepkan oleh dokter tergantung mikroorganisme yang menjadi penyebab infeksi.
  • Jika merupakan abses, maka diperlukan proses operasi pengangkatan nanah atau cairan.
  • Jika tidak terlalu serius, seperti jerawat maka benjolan akan mengempis dengan sendirinya seiring waktu; namun jika khawatir mengganggu penampilan, konsultasikan segera dengan dokter spesialis kecantikan.
  • Jika diperlukan, dokter akan memberikan obat oral maupun topikal sesuai dengan kondisi yang mendasari timbulnya benjolan tersebut.

Seketika benjolan di belakang telinga menyebabkan ketidaknyamanan berkelanjutan dan diikuti dengan sejumlah gejala-gejala serius lain, segera ke dokter untuk memeriksakannya, baik ke dokter spesialis kulit ataupun dokter THT untuk mengetahui secara detail.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment