Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Adjuvan atau tambahan radiologis adalah agen tambahan yang digunakan sebagai tambahan pada radiografi untuk meningkatkan kualitas gambar ketika diagnosis atau terapi dari suatu penyakit. Obat-obatan ini... merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jangan mengonsumsi obat lebih dari dosis yang dianjurkan. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki kondisi yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Radiografi medis merupakan cakupan dalam beberapa jenis penelitian yang membutuhkan visualisasi bagian dalam tubuh yang menggunakan teknik sinar-X. Radiografi adalah teknik untuk menghasilkan dan merekam pola sinar-X dalam tujuannya menyediakan gambar statis kepada seseorang setelah pemaparan dihentikan[1].
Radiografi juga dapat digunakan selama perencanaan dalam pengobatan terapi radiasi. Merekam gambar struktur internal tubuh untuk mendiagnosis atau merawat pasien dalam menilai ada atau tidak adanya penyakit, benda asing juga kerusakan struktural atau anomali[1].
Daftar isi
Fungsi Tambahan Radiologis
Tambahan radiologis merupakan agen tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan pencitraan selama diagnosis atau pengobatan penyakit dalam hubungannya dengan radiografi[2].
Tambahan radiologis berfungsi untuk stres jantung yang memantau kemampuan jantung dalam mengatasi stres, yang dimulai dari istirahat lalu selanjutnya dengan peningkatan beban kerja. Jantung akan dipantau dengan ekokardiogram atau pencitraan isotop dalam setiap perubahan aliran darah dari jaringan otot jantung ataupun dengan perbedaan struktural apa pun, setelah diberikannya agen penekan jantung[3].
Fungsi dari tambahan radiologis selanjutnya yaitu sebagai agen diagnostik, dimana sel target radioaktif terdeteksi dalam tujuan pencitraan, sebagai agen konjugasi radiologi (RCA). Agen konjugasi radiologi (RCA) merupakan agen diagnostik yang mengandung zat radioaktif dan zat konjugasi[4].
Agen konjugasi radiologi (RCA) digunakan sebagai pengobatan dalam penyakit kanker, yang akan membuat kerusakan sel pada sel target akibat emisi zat radioaktif. Di saat agen ini diberikan, agen konjugasi dan zat radioaktif akan terikat secara khusus dengan menikat juga menumpuk pada sel target[4].
Penggolongan Tambahan Radiologis
Tambahan radiologis dibagi menjadi dua subtipe utama, yaitu:
- Agen stres jantung
Agen stres jantung berfungsi dalam merangsang dan meningkatkan beban kerja jantung. Agen ini memungkinkan untuk mendiagnosis penyakit arteri koroner[3].
- Agen konjugasi radiologis
Agen konjugasi radiologis digunakan sebagai agen diagnostik, sel target radioaktif dapat dideteksi untuk tujuan pencitraan. Agen konjugasi radiologi (RCA) digunakan sebagai pengobatan dalam penyakit kanker, yang akan membuat kerusakan sel pada sel target akibat emisi zat radioaktif[4].
Penyakit yang Diatasi dengan Tambahan Radiologis
Masing-masing subtipe antihistamin digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan yang berbeda.
Agen stres jantung diberikan untuk[3]:
- Diagnosis dan Investigasi
- Gagal jantung
- Katup Jantung Prostetik – Profilaksis Trombosis
- Studi Perfusi Miokard Radionuklida
- Syok
- Takikardia Supraventrikular
- Sindrom Wolff-Parkinson-White
Gagal jantung adalah penyakit yang disebabkan karena cacat struktural juga fungsional pada miokardium, sehingga membuat gangguan terhadap pengisian ventrikel atau pengeluaran darah. Adapun penyebab gagal jantung yaitu penurunan terhadap fungsi miokard ventrikel kiri[9].
Syok merupakan manifestasi kegagalan terhadap peredaran darah yang mengancam jiwa. Syok peredaran darah menyebabkan hipoksia seluler dan jaringan yang membuat kematian sel dan disfungsi organ vital[10].
Agen konjugasi radiologis diberikan untuk[4]:
- Diagnosis dan Investigasi
- Limfoma Non-Hodgkin
- Pencitraan Tomografi Emisi Positron
Limfoma Non-Hodgkin (NHL) yaitu neoplasma jaringan limfoid yang berasal dari prekursor sel B, sel B matur, prekursor sel T, dan sel T matur. Penyakit ini terdiri dari berbagai subtipe, masing-masing dengan epidemiologi, etiologi, imunofenotipik, genetik, gambaran klinis, dan respons yang berbeda terhadap terapi. Berdasarkan prognosis penyakitnya, Limfoma Non-Hodgkin (NHL) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu malas dan agresif[11].
Pengobatan terhadap Limfoma Non-Hodgkin (NHL) sangat bervariasi, dan akan bergantung pada stadium tumor, derajat, dan jenis limfoma. Juga dalam berbagai faktor pasien seperti gejala, usia, dan status kinerja. Limfoma non-Hodgkin (NHL) juga dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk infeksi, faktor lingkungan, status imunodefisiensi, dan peradangan kronis[11].
Cara Kerja Tambahan Radiologis
Tambahan radiologis merupakan agen tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan pencitraan selama diagnosis atau pengobatan penyakit dalam hubungannya dengan radiografi[2].
Jantung akan dipantau dengan ekokardiogram atau pencitraan isotop dalam setiap perubahan aliran darah dari jaringan otot jantung ataupun dengan perbedaan struktural apa pun, setelah diberikannya agen penekan jantung[3].
Adenosin sebagai basa nukleosida purin, dikenali dengan molekul adenosin trifosfat, atau ATP, yang digunakan dengan menyeluruh pada seluruh tubuh dalam metabolisme yang umum. Adenosin bekerja sebagai obat farmakologis melalui reseptor yang disebut dengan reseptor adenosin purinergik yang terdapat di seluruh tubuh[12].
Selanjutnya adenosine diklasifikasikan sebagai obat antiaritmia lain-lain di luar skema klasifikasi Vaughan-Williams. Bekerja pada reseptor di simpul AV jantung, mengurangi waktu konduksi secara signifikan. Keadaan ini akan terjadi dengan aktivasi saluran kalium tertentu, membuat kalium keluar dari sel, dan menghambat kalsium yang masuk, sehingga potensi istirahat dari miosit jantung nodal lambat menjadi terganggu[12].
Kalium yang didorong keluar sel akan membuat hiperpolarisasi potensi membran beristirahat dengan sementara dan memperlambat kalsium untuk masuk, sehingga menyebabkan penekanan potensi aksi yang bergantung pada kalsium, dalam depolarisasi akan membutuhkan waktu yang lebih lama, sehingga akan membuat konduksi di dalam sel-sel ini menjadi lambat, yang berguna dalam SVT[12].
SVT adalah aritmia yang berasal dari atas dan termasuk bundel His, tidak termasuk fibrilasi atrium. SVT terdiri dari beberapa aritmia spesifik, dengan kecepatan tinggi lebih dari 150 denyut per menit, dan sulit untuk didiagnosis[12].
Adenosine berperan dalam membuat detak jantung menjadi diperlambat dan cukup dalam membatu diagnosis. Juga dapat menghentikan takikardia reentrant spesifik yang melibatkan node AV, yaitu ortodromik AV reentrant tachycardia (AVRT), dan antidromic AVRT, yang diberikan dengan sangat hati-hati karena penggunaanya hanya jika diagnosisnya pasti[12].
Peran adenosine pada uji stres jantung merupakan komponen farmakologis melalui vasodilatasi dari tekanan jantung, sehingga membuat iskemia melalui mekanisme yang disebut mencuri koroner. Dalam penggunaan radiotracer untuk pencitraan, adenosine akan menyusun tes stres jantung nuklir. Penggunaan obat ini dalam pengujian terhadap jantung, bermanfaat dalam evaluasi terhadap pasien yang mempunyai morfologi blok cabang berkas kiri dasar pada elektrokardiogram[12].
Onset kerja yang cepat dengan waktu paruh yang singkat, juga akan mengalami metabolisme intraseluler yang cepat, baik melalui fosforilasi, membentuk adenosine monophosphate, atau deaminasi. Akan memungkinkan adenosin dimetabolisme lebih lanjut sebagai energi sel sementara deaminasi terjadi oleh adenosin deaminase melalui adenosin kinase, yang pada akhirnya akan membentuk xantin yang dimetabolisme menjadi asam urat[12].
Contoh Obat Tambahan Radiologis
Tambahan radiologis tersedia dalam bentuk bubuk, larutan, kit. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Contoh agen stres jantung yang dijual bebas dan dengan resep dokter termasuk[3]:
- Adenosine
- Dobutamine
- Regadenoson
- Dipyridamole
Adenosine merupakan zat alami yang dapat membuat pembuluh darah menjadi lemas dan melebar. Juga dapat mempengaruhi aktivitas listrik jantung. Obat ini digunakan dalam membantu memulihkan detak jantung yang normal dengan gangguan irama jantung tertentu, juga digunakan selama tes stres jantung[5].
Beberapa contoh agen konjugasi radiologis yang dijual bebas dan dengan resep dokter termasuk[4]:
- Tilmanocept
- Sestamibi
- Exametazime
- Mebrofenin
- Ibritumomab
- Tetrofosmin
- Gallium ga 68 dotatate
- Bicisate dihydrochloride
- Oksidronat
Ibritumomab merupakan protein yang akan menargetkan sel darah putih di dalam tubuh. Di saat obat ini melekat pada bahan kimia radioaktif, maka tumor atau limfoma akan dikirim radiasi. Obat ini digunakan dengan obat lain sebagai kombinasi untuk mengobati limfoma non-Hodgki[7].
Efek Samping Tambahan Radiologis
Tambahan radiologis dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan.
Beberapa efek samping umum dari agen stres jantung termasuk[5,6]:
- Kemerahan
- Tekanan dada
- Sesak napas
- Mual
- Sakit kepala
- Pusing
- Ketidaknyamanan di leher atau rahang
- Muntah
- Demam
- Perasaan geli
- Kram kaki
Beberapa efek samping umum dari agen konjugasi radiologis termasuk[7,8]:
- Mual
- Sakit perut
- Diare
- Demam
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Sakit sinus
- Merasa lemah atau lelah
- Nyeri lengan, punggung, atau rahang
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan
- Dada sesak
- Detak jantung cepat
- Berkeringat
- Kesulitan bernapas
Adenosine dapat menimbulkan efek yang merugikan seperti sekunder dari aktivasi reseptor adenosin pada jaringan vaskular, yang menyebabkan vasodilatasi. Gejalanya yaitu kulit yang memerah, mual, pusing, berkeringat, gugup, mati rasa, dan perasaan malapetaka yang akan datang. Efek ini hanya sementara dan berumur pendek sekunder dari paruh pendek adenosin[12].
Perkembangan aritmia jantung merupakan gejala yang lebih parah, termasuk kontraksi atrium prematur dan kontraksi ventrikel prematur, iskemia jantung, dan asistol yang berkepanjangan. Dokter harus memberikan informasi kepada pasien mengenai efeknya sebelum pemberian apapun[12].
Penyuntikkan yang dilakukan dalam 24 jam setelahnya, dapat menimbulkan reaksi yang mengancam jiwa. Jika merasa pusing, munculnya gejala sesak napas, atau dada yang sesak juga nyeri yang menmyebar ke rahang juga bahu, segera cari pertolongan medis[7].
Selama pengobatan dengan ibritumomab, hingga 4 bulan setelahnya, dapat menimbulkan infeksi atau reaksi kulit yang serius bahkan fatal. Bila mengalami gejala demam, menggigil, sariawan, tangan dan kaki dingin, pusing, sesak napas, memar atau berdarah dan perubahan pada kulit di tempat suntikkan, segera kunjungi pelayanan kesehatan terdekat[7].