Daftar isi
Apa Itu Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan?
Alergi makanan adalah masalah yang muncul akibat memakan atau meminum sesuatu yang diakibatkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh. [1]
Sedangkan intoleransi makanan adalah masalah yang muncul akibat tubuh tidak dapat mencerna dengan baik asupan makanan atau minuman. [1]
Gejala Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Alergi makanan memiliki gejala yang cukup serius. Gangguan ini dapat mengancam nyawa karena melibatkan anafilaksis – suatu reaksi dari sistem kekebalan tubuh. [2]
Gejala alergi makanan muncul segera setelah seseorang menyantap makanan, biasanya dalam rentang waktu 2 jam. Akan tetapi, gejala kadang-kadang dapat timbul setelah 4 jam sampai dengan 6 jam. [3]
Gejala alergi makanan terjadi jika seseorang memakan makanan yang disiapkan dalam lingkungan yang mengandung alergen – suatu zat yang dapat memicu terjadinya alergi. [3]
Adapun gejala yang meliputi alergi makanan adalah:
- Reaksi pada kulit seperti gatal, bengkak, ruam merah [4]
- Anafilaksis termasuk kesulitan bernapas, mengi, pusing dan kematian [4]
- Masalah pada pencernaan seperti muntah dan diare [3,4]
- Pembengkakan pada lidah, wajah dan bibir [3]
- Pembengkakan tenggorokan dan jalan napas [3]
- Penurunan tiba-tiba tekanan darah [3]
- Detak jantung cepat dan tak beraturan [3]
- Kehilangan kesadaran [3]
Gejala intoleransi makanan muncul setelah beberapa waktu. Reaksi ini dapat membuat rasa tidak nyaman. [3]
Reaksi ini muncul jika mengkonsumsi makanan tertentu. Seseorang dapat memakan makanan yang dapat menimbulkan intoleransi dalam jumlah kecil tanpa merasakan efek samping. [3]
Sedangkan intoleransi terhadap makanan tidak memiliki efek yang dapat mengancam jiwa. Berikut ini adalah gejala yang terlihat: [4]
- Buang angin dan perut kembung
- Diare
- Konstipasi / sembelit
- Kram
- Mual
Penyebab Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Alergi Makanan
Alergi makanan memiliki kemungkinan lebih besar muncul pada orang dengan orangtua yang mempunyai asma, hayfever atau biduran. [1]
Ada dua komponen dalam reaksi alergi makanan yaitu antibodi yag disebut imunoglobulin E (IgE) dan sel mast. IgE terdapat di dalam peredaran darah dan sel mast terdapat di seluruh jaringan tubuh terutama di bagian hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit dan saluran pencernaan. [1]
Konsumsi pertama kali makanan yang mengandung alergen tidak menimbulkan reaksi namun tubuh telah menghasilkan dan melepas IgE. Antibodi ini menempel pada permukaan sel mast. [1]
Saat alergen yang sama masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan melepas histamin. Senyawa ini memunculkan gejala pada jaringan tubuh dimana ia dilepaskan. [1]
Alergen tidak rusak walaupun terkena panas atau asam lambung atau enzim. Zat ini mampu menimbulkan reaksi alergi di seluruh tubuh karena masuk ke dalam peredaran darah. [1]
Proses pencernaan makanan mempengaruhi lokasi dan waktu terjadinya alergi. Gejala yang berkaitan dengan saluran pencernaan dapat timbul. [1]
Alergen yang memasuki aliran darah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, memicu ruam pada kulit, dan mengi pada paru-paru. Gejala terjadi dalam waktu singkat setelah terpapar. [1]
Makanan yang dapat memicu terjadinya alergi adalah: [1]
- Kacang tanah
- Kacang pohon (kacang Brazil, walnut, kenari, hazelnut)
- Kerang-kerangan termasuk udang, crayfish, lobster dan kepiting
- Telur
- Susu
- Ikan kod
- Nasi
- Ikan
- Kacang kedelai
- Gandum
Seseorang yang mengalami alergi makanan tidak dapat mengkonsumsi alergen atau makanan yang dapat memicu terjadinya alergi walau dalam jumlah kecil. Paparan dalam jumlah yang sangat sedikit pun dapat menimbulkan reaksi alergi yang parah. [3]
Intoleransi Makanan
Intoleransi makanan terjadi akibat saluran pencernaan mengalami iritasi terhadap makanan tertentu, atau ketika seseorang tidak dapat mencerna atau menghancurkan makanan dengan baik. [5]
Intoleransi makanan bergantung kepada jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Orang yang memiliki intoleransi terhadap makanan tidak merasakan gejalanya sampai tubuh mereka mengkonsumsi makanan tersebut dalam jumlah besar atau terlalu sering. [5]
Beberapa alasan yang dapat meyebabkan seseorang mengalami intoleransi makanan adalah:
- Tubuh tidak memiliki enzim yang tepat untuk mencerna makanan tertentu, intoleransi terhadap laktosa adalah salah satu contoh umum [1,4]
- Reaksi terhadap bahan aditif atau pengawet pada makanan seperti sulfit yang diberikan untuk mengawetkan buah kering, makanan kalengan dan wine dapat memicu asma pada orang yang sensitif, MSG dan pewarna buatan [1,4]
- Faktor farmakologis seperti sensitif terhadap kafein, atau senyawa kimia lainnya [4]
- Sensitif terhadap gula alami yang terdapat pada bawang merah, brokoli dan kubis Brussel [4]
- Irritable bowel syndrome, kondisi ini bersifat kronis dan dapat menyebabkan kram, sembelit dan diare [1]
- Stres kambuhan atau faktor psikologis [1]
- Penyakit celiac, penyakit ini dapat menimbulkan gejala nyeri sendi dan sakit kepala. Walaupun begitu, orang yang menderita penyakit ini tidak memiliki resiko untuk mengalami anafilaksis. Intoleransi yang mucul dipicu oleh memakan makanan yang mengandung gluten, suatu protein yang terkandung di dalam gandum atau biji-bijian lain [1]
Di bawah ini adalah beberapa jenis makanan yang dapat memicu intoleransi pada tubuh yaitu: [3]
- Polong
- Kol
- Buah jeruk
- Biji-bijian yang mengandung gluten
- Susu atau laktosa
- Daging olahan
Pengobatan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Penanganan yang dapat dilakukan jika terjadi alergi terhadap makanan adalah sebagai berikut: [1]
- Memberikan obat-obatan antihistamin untuk meredakan ruam, gatal, hidung berair, bersin
- Memberikan bronkodilator (obat yang melebarkan otot bronkus) jika jalan napas mengetat atau gejala menyerupai asma
Jika kamu memiliki reaksi anafilaktik terhadap makanan, kamu harus memakai gelang/ kalung yang berisi informasi medis. Kamu sebaiknya membawa epinefrin auto-injektor dan dapat menggunakannya jika gejala mulai muncul. [1]
Gejala ringan seperti rasa tersengat di dalam mulut atau tenggorokan, atau sakit perut mungkin bukanlah reaksi alergi. Akan tetapi, kamu sebaiknya menyuntikkan epinefrin karena tindakan tersebut dapat menyelamatkan nyawa. [1]
Penanganan yang dapat dilakukan terhadap intoleransi makanan adalah sebagai berikut:
Obat yang dapat diberikan adalah antasida untuk mengurangi gejala rasa tidak nyaman pada perut atau heartburn (rasa panas yang muncul di bagian ulu hati). [5]
Pencegahan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari alergi makanan dan intoleransi makanan adalah dengan tidak mengkonsumsi makanan yang dapat memicu alergi atau intoleransi. [3]
Selain itu, bagi penderita intoleransi laktosa dapat meminum susu bebas laktosa atau menelan enzim laktase dalam bentuk pil untuk membantu pencernaan laktosa (Lactaid). [2]