Daftar isi
Apa Itu Kaheksia?
Kaheksia merupakan kelainan yang menyebabkan kehilangan berat badan ekstrim dan massa otot. Kelainan ini juga termasuk kehilangan lemak tubuh. Sindrom ini menyerang para penderita penyakit di tahap akhir seperti kanker, HIV atau AIDS, penyakit ginjal, dan gagal jantung kongestif. [1]
Kaheksia dapat menyebabkan kehilangan berat badan dan peningkatan mortalitas. Kondisi ini sering kali dikaitkan dengan anoreksia, proses peradangan, resistensi insulin, dan peningkatan penggantian protein. Kaheksia juga dikaitkan dengan penyakit kronis lain seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). [2]
Kehilangan otot rangka dapat berujung pada kelemahan fisik dan gangguan fungsi tubuh. Diperkirakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, sebanyak 160 ribu orang menjalani rawat inap di rumah sakit dengan diagnosis kaheksia. [3]
Gejala Kaheksia
Ketika Anda mengalami kaheksia, gejala pertama adalah kehilangan otot dan lemak. Hal ini membuat Anda tampak kurang gizi. Sedangkan bagi mereka yang masih mempunyai berat badan sesuai standar, maka gejala yang terlihat yaitu: [4]
- Kelelahan
- Berkurangnya kekuatan otot
- Kehilangan selera makan
- Rendahnya jumlah protein albumin
- Anemia
- Tingginya tingkat peradangan
- Rendahnya indeks massa bebas lemak
- Pembengkakan yang disebabkan oleh rendahnya protein dalam darah
Penyebab Kaheksia
Kaheksia terjadi pada kondisi medis serius tahap akhir seperti: [1]
- Kanker
- Gagal jantung kongestif
- Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
- Penyakit ginjal kronis
- Fibrosis sistik
- Rheumatoid arthritis
Kaheksia umum terjadi pada penderita penyakit tertentu dengan presentase: [1]
- Sebanyak 5-15% pada orang dengan gagal jantung kongestif atau PPOK
- Sampai dengan 80% pada orang dengan kanker lambung atau kanker saluran pencernaan atas
- Sampai dengan 60% pada orang dengan kanker paru
Komplikasi Kaheksia
Meluruhnya lemak dan otot pada kasus kaheksia merupakan kondisi medis serius dan dapat berpotensi meningkatkan morbiditas. Kaheksia merupakan faktor signifikan pada sekitar seperlima kasus kematian akibat kanker. Komplikasi kaheksia termasuk: [1,3]
- Berkurangnya kualitas hidup dan kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri
- Berkurangnya sistem kekebalan tubuh
- Memburuknya gejala penyakit kronis yang menjadi penyebab kaheksia
- Berkurangnya usia harapan hidup
- Memburuknya tanggapan tubuh terhadap pengobatan (penderita kanker dengan kaheksia kurang dapat mentoleransi kemoterapi dan terapi lain yang digunakan untuk bertahan hidup)
Kategori Kaheksia
Kaheksia terbagi menjadi 3 kategori yakni: [4]
- Prekaheksia
Kategori ini terjadi bila Anda kehilangan hampir sekitar 5% berat badan akibat penyakit yang telah diketahui. Kategori ini juga diiringi dengan kehilangan selera makan, perubahan metabolisme, dan inflamasi. [4]
- Kaheksia
Kategori ini terjadi bila Anda kehilangan lebih dari 5% berat badan dalam kurun waktu 12 bulan atau kurang tanpa Anda berusaha mengurangi berat badan. Gejala lain termasuk menurunnya selera makan, peradangan, kelelahan, dan kehilangan kekuatan otot. [4]
- Kaheksia Refraktori
Kaheksia tipe ini terjadi ketika Anda menderita kanker dan kehilangan berat badan, otot, fungsi tubuh, dan kurangnya tanggapan tubuh terhadap pengobatan kanker. Sebanyak 80% orang dengan kanker pada tahap akhir mempunyai kaheksia dan sepertiga di antaranya meninggal akibat kaheksia. [4]
Hubungan Kanker dan Kaheksia
Sebanyak 80% penderita kanker tahap akhir mengalami kaheksia. Dan hampir sepertiga dari presentase tersebut meninggal akibat kondisi kaheksia ini. [1]
Sel tumor melepaskan senyawa yang dapat mengurangi selera makan. Sedangkan kanker dan pengobatannya juga dapat menyebabkan mual parah atau kerusakan pada saluran pencernaan. Kondisi ini membuat pengidap kanker sulit untuk makan dan menyerap zat gizi. [1]
Karena tubuh mendapatkan sedikit zat gizi, tubuh memperoleh energi dengan cara membakar lemak dan otot. Zat gizi yang tersisa yang berjumlah terbatas ini digunakan oleh sel kanker untuk menggandakan diri dan bertahan hidup. [1]
Pengobatan Kaheksia
Saat ini, pengobatan kaheksia ditempuh melalui berbagai macam pendekatan seperti pemberian obat-obatan dan melakukan aktivitas fisik. [2] Saat ini terpi untuk kaheksia meliputi: [1]
- Pemberian perangsang selera makan seperti megestrol asetat
- Pemberian obat seperti dronabinol untuk memperbaiki mual, selera makan, dan suasana hati
- Pemberian obat-obatan yang mengurangi peradangan
- Perubahan pada menu makanan dan penambahan zat gizi
- Latihan fisik
- Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat mengurangi dampak dari kaheksia dengan cara mengubah metabolisme otot melalui peningkatan sintesis protein dan mengurangi laju degradasi protein. Sebagai tambahan, olahraga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi stres oksidatif, dan mengurangi tanggapan terhadap inflamasi. [2]
Baik olahraga aerobik maupun latihan ketahanan telah terbukti memberikan manfaat terhadap penderita kaheksia. Latihan ketahanan yang dipadukan dengan konsumsi asam amino yang memiliki rantai bercabang dapat mengurangi sarkopenia dan kaheksia. [2]
- Pemberian Obat-obatan
Untuk meningkatkan selera makan, pemberian megestrol asetat diberikan sebanyak 320-800 mg per hari. Sebanyak 30% pasien mengalami peningkatan selera makan yang dihubungkan dengan peningkatan indeks massa badan. Peningkatan indeks massa badan ini dicapai melalui peningkatan lemak. [2]
Peningkatan indeks massa badan ini juga dikaitkan dengan peningkatan kualitas hidup. Akan tetapi, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian obat ini meningkatkan usia harapan hidup pasien. [2]
Adapun efek samping dari pemberian obat megestrol asetat ini adalah supresi terhadap kelenjar adrenal dan peningkatan kejadian deep vein thrombosis/ DVT (pembekuan darah di salah satu atau lebih pembuluh vena dalam) pada sebagian kecil pasien. [2]
Selain megestrol asetat, obat kortikosteroid juga dapat diberikan untuk meningkatkan selera makan. Aka tetapi, karena efek sampingnya, obat ini hanya diberikan sebagai penanganan jangka pendek (kurang dari 4 minggu). Selain meningkatkan selera makan, secara teori steroid juga mengurangi keadaan inflamasi. [2]
Obat lainnya yang diberikan untuk menangani kaheksia adalah cannabinoid (sejauh ini hanya efektif pada penderita AIDS), obat anti inflamasi non-steroid (OAINS), dan asam lemak omega-3, dan ghrelin (hormon yang mengatur sensasi lapar). [2]
Sebagai tambahan, obat lain yang mampu meningkatkan selera makan seperti obat selective androgen receptor modulator, aliskiren, resveratrol, leucine, dan thalidomide. Pada pasien dengan kaheksia yang disebabkan oleh kondisi jantung, pemberian beta bloker carvedilol juga mampu melawan kaheksia. [2]
Pada uji pra klinis, obat tipe penghambat ACE dan obat angiotensin II reseptor bloker mempunyai sifat melindungi otot. Hal ini dikaitkan dengan perbaikan pada fungsi mitokondria, sensitivitas insulin, dan inflamasi lokal. [2]