Daftar isi
Apa Itu Abses Anus?
Abses anus merupakan sebuah kondisi ketika nanah menumpuk dalam bentuk benjolan pada bagian anus [1,2,3,4,5,6].
Penderitanya akan merasakan nyeri tak hanya di saat buang air besar, tapi juga di saat duduk sehingga akan sangat tidak nyaman.
Benjolan yang ada pada saluran anus berwarna kemerahan dan berukuran kecil, namun di dalamnya berisi pus atau nanah.
Tak hanya pada saluran anus, terbentuknya abses dapat pula dijumpai pada rektum.
Rektum sendiri merupakan bagian ujung bawah usus besar yang menyambung dengan anus.
Tinjauan Abses anus adalah timbulnya benjolan pada bagian anus yang di dalamnya berisikan nanah yang menumpuk. Selain anus, rektum menjadi lokasi penumpukan nanah terutama bila area tersebut terserang infeksi yang tak segera ditangani.
Fakta Tentang Abses Anus
- Menurut data dari 1.000 orang pasien di Surgical Section of Diagnostic Clinic, University of Virginia, terdapat 0,4% kasus abses anus [1].
- Abses anal di Amerika Serikat lebih umum terjadi pada orang-orang berusia 20-40 tahun dengan jumlah penderita pria lebih besar daripada wanita [4].
- Pada sebagian besar kasus, lokasi abses anus tidaklah sampai terlalu dalam. Sangat jarang terjadi, namun tidak menutup kemungkinan abses timbul lebih dalam di saluran anus, berada di organ panggul atau dekat area bagian bawah usus besar [4].
- Prevalensi abses anus di Indonesia belum diketahui jelas angkanya, hanya saja abses anus sendiri merupakan jenis penyakit yang jarang dijumpai dengan angka kasus tak lebih dari 150.000 setiap tahunnya.
Penyebab Abses Anus
Infeksi bakteri adalah penyebab utama pembentukan abses, maka jika kelenjar di area anus terinfeksi oleh bakteri tertentu, benjolan berisi nanah pun muncul [1,2,3,5,6].
Namun, ada beberapa faktor yang wajib dikenali sebagai pemicu abses di bagian anus, yaitu antara lain :
- Cedera tepat pada bagian anus.
- Penyakit menular seksual.
- Kelenjar pada anus mengalami penyumbatan.
- Fisura ani, yaitu kondisi ketika bagian anus ada yang luka atau terdapat robekan.
Selain itu, beberapa orang dengan sejumlah kondisi medis atau penggunaan obat tertentu juga berisiko tinggi mengalami abses anus.
- Menggunakan obat kortikosteroid.
- Menempuh kemoterapi.
- Menderita HIV/AIDS yang kemudian membuat daya tahan tubuh sangat lemah.
- Menderita sembelit atau diare.
- Menderita diabetes.
- Mengalami divertikulitis, yaitu infeksi atau radang di bagian kantong-kantong sepanjang usus besar atau saluran pencernaan yang disebut dengan divertikula.
- Mengalami radang panggul.
- Mengalami radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif).
- Melakukan hubungan seks anal, terutama yang berperan sebagai penerima.
Nanah baru dapat terlihat jelas ketika kelenjar atau benjolan pecah.
Tinjauan Berbagai faktor mampu menjadi penyebab abses anus, terutama infeksi bakteri, cedera pada anus, penyakit menular seksual, fisura ani, atau kelenjar di bagian anus yang mengalami penyumbatan. Namun, berbagai jenis penyakit serius seperti HIV/AIDS, radang panggul, radang usus dan diabetes dapat menjadi pemicunya; begitu pula dengan hubungan seks anal.
Gejala Abses Anus
Rasa nyeri di bagian anus adalah gejala utama yang umumnya terjadi ketika abses anus terjadi.
Rasa sakitnya memberikan sensasi seperti menusuk sehingga beraktivitas tidak menjadi nyaman.
Nyeri ini bertahan cukup lama dan bahkan berpotensi menjadi lebih buruk ketika penderita buang air besar, duduk, dan/atau batuk.
Namun selain rasa sakit hebat di bagian anus atau rektum, sebenarnya ada gejala lain yang juga dapat dialami penderita, yaitu [1,2,5,6] :
- Sekitar anus akan tampak memerah.
- Pembengkakan terjadi di sekeliling anus.
- Susah buang air kecil.
- Sembelit
- Tubuh menjadi lebih gampang lelah.
- Demam
- Tubuh menggigil
- Sekitar anus mengalami iritasi.
- Dari dubur dapat keluar nanah (karena benjolan pecah) atau keluar darah.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter? [1,2,3,5,6]
Abses anus dari rasa nyerinya mungkin dianggap sebagai wasir atau ambeien karena ketidaknyamanan yang dirasakan saat BAB maupun di saat duduk.
Hanya saja, jika selain rasa nyeri di bagian anus juga terjadi beberapa gejala lain yang telah disebutkan, pastikan untuk segera ke dokter dan memeriksakannya.
Dikhawatirkan abses anus yang tak segera ditangani dapat menjadi lebih buruk dan menyebabkan terbentuknya saluran abnormal pada dubur.
Fistula ani adalah istilah untuk kondisi mengerikan tersebut, sebab jika saluran abnormal timbul maka pasien harus menjalani operasi sebagai solusinya.
Belum lagi, fistula ani adalah kondisi yang membutuhkan waktu lama untuk bisa sembuh.
Bila mengalami demam tinggi, diikuti dengan tubuh menggigil, sembelit, muntah-muntah hingga nyeri hebat sampai aktivitas terhambat, maka sudah saatnya untuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Penting untuk segera ke IGD karena keluhan tersebut berpotensi sebagai indikator penyebaran infeksi lewat aliran darah di mana sepsis hingga kematian adalah akibat terburuknya.
Tinjauan Gejala utama abses anus adalah rasa nyeri menusuk di area anus saat duduk, BAB atau batuk. Pada area anus akan terdapat kemerahan dan pembengkakan. Penderita juga berpotensi mengalami demam, sembelit, tubuh menggigil, hingga keluarnya nanah karena benjolan pecah.
Pemeriksaan Abses Anus
Ketika memutuskan memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode pemeriksaan berikut adalah yang akan dokter lakukan.
- Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan
Di awal, dokter akan selalu memeriksa fisik pasien lebih dulu, khususnya di area dubur [2,3,5,6].
Selain itu, dokter akan menanyakan sejumlah pertanyaan seputar gejala yang selama ini terjadi serta riwayat kesehatan apa yang dimiliki pasien.
Dokter juga berpotensi menanyakan kebiasaa buang air besar dan apakah memiliki riwayat sembelit.
Bahkan dokter memerlukan informasi mengenai apakah pasien melakukan hubungan seks anal supaya mampu menghasilkan diagnosa lebih akurat.
Pemeriksaan fisik dapat memastikan apakah benjolan adalah wasir atau abses.
- Endoskopi
Prosedur pemeriksaan ini sangat berguna bagi dokter dalam mendeteksi adanya ketidaknormalan pada organ tubuh pasien [2].
Melalui alat yang disebut dengan endoskop, yaitu tabung berukuran kecil dan lentur dilengkapi kamera, dokter dapat melihat hasilnya secara lebih detil.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut dan lebih detil, dokter kemungkinan akan meminta pasien menempuh kolonoskopi.
Prosedur ini bertujuan mendeteksi kondisi usus besar dan rektum apakah di sana terdapat ketidaknormalan.
Tumor, iritasi, bengkak, polip atau bahkan luka pada jaringan usus dapat teridentifikasi melalui kolonoskopi.
- Tes Darah
Untuk memastikan apakah pasien menderita diabetes dengan mengetahui kadar gula darah [1,3].
Melalui pemeriksaan darah, dokter juga dapat mengidentifikasi apakah pasien merupakan penderita HIV/AIDS, radang usus, atau penyakit infeksi lainnya.
- Tes Pemindaian
Tes pemindaian artinya pasien perlu menjalani MRI scan, CT scan, atau bahkan USG [1,2,3,5,6].
Serangkaian tes ini dilakukan dokter untuk mengetahui di mana posisi abses secara lebih akurat.
Tes ini sangat membantu dokter ketika pemeriksaan fisik tak mampu mendeteksi secara tepat lokasi abses.
Tinjauan Rangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan, tes pemindaian, tes darah, kolonoskopi, dan endoskopi perlu ditempuh pasien untuk mengonfirmasi abses anus, memastikan bukan wasir, dan mengetahui letak abses berada.
Pengobatan Abses Anus
Penanganan abses anus pada umumnya adalah operasi, namun dokter juga akan memberikan obat-obatan setelahnya [1,2,3,5,6].
- Operasi
Operasi adalah pengobatan bagi penderita abses anus, namun jenis operasi dokter yang akan menyesuaikannya dengan lokasi abses.
Pada kasus abses yang letaknya mudah terlihat dan tidak terlalu dalam, pasien hanya perlu menempuh operasi kecil.
Bahkan usai menempuh operasi, masa pemulihannya tidak lama dan langsung diperbolehkan pulang jika sudah baik.
Hanya saja, rawat inap diperlukan oleh penderita abses anus dengan letak abses yang sulit dan lebih dalam.
Prosedur operasinya pun lebih besar karena dokter perlu mengeluarkan nanah dari dubur melalui sayatan yang dibuat di area abses.
Sebagai penanganan bagi penderita infeksi, antibiotik adalah obat yang juga akan diresepkan oleh dokter.
Pemberian antibiotik selalu dilakukan usai pasien menempuh operasi.
- Obat Pereda Nyeri
Paracetamol adalah jenis obat pereda nyeri yang umumna diresepkan dokter usai pasien menempuh operasi.
- Sitz Bath
Sitz bath atau proses merendam anus di dalam air hangat adalah cara yang juga efektif dilakukan di rumah dalam meredakan gejala.
Aktivitas yang juga dikenal dengan istilah rendam bokong atau rendam duduk ini dapat menjadi solusi setiap rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada anus terasa.
- Konsumsi Makanan Lunak Berserat Tinggi
Dalam masa pemulihan, pastikan untuk mengasup makanan yang mudah dicerna namun kaya akan serat agar tidak mengalami sembelit.
Hindari makanan bertekstur keras dan pilih makanan yang lunak namun kaya akan serat di dalamnya.
Cara Merawat Anus Selama Pemulihan
Selain dari pengobatan medis dan mandiri di atas, penting untuk memulihkan anus dengan benar.
Perawatan yang tepat akan membantu mempercepat kesembuhan anus.
- Bersihkan area anus dengan lembut.
- Tidak memasukkan benda apapun ke dalam anus.
- Gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual secara anal.
- Gantilah celana dalam secara sering.
- Aplikasikan bedak pada area bokong dan anus supaya mengurangi tingkat kelembaban yang tinggi.
Tinjauan Operasi adalah langkah penanganan abses anus yang umum dilakukan, tergantung dari posisi di mana abses berada. Pemberian obat antibiotik, pereda nyeri, anjuran konsumsi makanan lunak, dan melakukan sitz bath adalah pengobatan abses anus lainnya usai operasi.
Komplikasi Abses Anus
Risiko komplikasi cukup besar untuk abses anus, khususnya jika mengabaikan kondisi gejala maupun tidak memeriksakan anus secara rutin pasca operasi.
Berikut ini adalah sederet komplikasi yang perlu diwaspadai dan dicegah agar tidak sampai terjadi [3,5,6] :
- Abses timbul kembali bahkan usai operasi ditempuh pasien.
- Fistula ani atau kondisi ketika saluran abnormal tepat di antara kulit sekitar anus dan ujung usus besar.
- Sepsis atau infeksi yang penyebarannya terjadi melalui aliran darah dan mampu menyerang berbagai organ vital lain dalam tubuh.
- Inkontinensia tinja atau ketidakmampuan mengendalikan buang air besar.
- Rasa nyeri yang berkelanjutan dan tidak kunjung mereda pada lokasi abses terjadi.
Pencegahan Abses Anus
Upaya pencegahan abses anus yang paling dapat dilakukan adalah [1,5,6] :
- Untuk anak, para orangtua perlu mengganti popok cukup sering.
- Menjaga area genital dan anus tetap bersih dan kering.
- Mengendalikan kadar gula darah bila memiliki penyakit diabetes, sebab diabetes menjadi salah satu peningkat risiko abses anus.
- Mengobati radang usus.
- Mencegah terjadinya penyakit infeksi menular seksual.
- Menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual secara anal.
- Tidak melakukan hubungan intim secara anal atau melalui dubur.
Tinjauan Mencegah abses anus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, mengobati penyakit yang berpotensi memicu abses, dan melakukan hubungan seksual yang aman (tanpa melalui dubur).