Menggoreng adalah salah satu metode memasak yang umum digunakan di seluruh dunia. Beberapa jenis gorengan yang terkenal adalah ikan goreng, kentang goreng, ayam goreng, stik keju goreng, dan lainnya. [3]
Banyak orang suka dengan rasa dari gorengan. Namun, makanan yang digoreng memiliki kalori dan lemak jenuh yang tinggi, dimana dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh anda. [3]
Berikut adalah beberapa bahaya dan efek samping yang dapat muncul akibat sering makan gorengan. [3]
Daftar isi
1. Stroke dan Serangan Jantung
Menurut penelitian terbaru dalam jurnal Hearts, asupan gorengan sangat berhubungan dekat dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke. [2]
Peneliti-peneliti mengumpulkan data dari 17 studi berbeda, dengan jumlah peserta 560.000 orang. Hasil yang diperoleh adalah seseorang yang mengkonumsi gorengan lebih banyak memiliki 28% peningkatan risiko dari stroke dan serangan jantung. [2]
2. Penyakit Kardiovaskular dan Gagal Jantung
Penelitian yang sama juga menyatakan bahwa peserta yang mengkonsumsi gorengan dengan jumlah banyak memiliki 22% peningkatan risiko jantung koroner dan 37% peningkatan risiko gagal jantung. [2]
Saat makanan dimasak dengan cara digoreng, makanan tersebut akan memiliki kepadatan kalori yang lebih tinggi karena bagian luar makanan kehilangan air dan menyerap minyak atau lemak. Minyak dalam makanan mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan LDL. [2]
LDL adalah low-density lipoprotein, sebuah kolesterol yang berbahaya bagi tubuh. Kolesterol ini dapat menumpuk pada dinding pembuluh arteri dan menyebabkan penyakit jantung yang disebut aterosklerosis. [2]
Gagal jantung, menurut American Heart Association, diartikan sebagai kondisi kronis progesif dimana otot jantung tidak mampu memompa darah dengan maksimal. [2]
Analisis penelitian ini juga mengindikasi bahwa setiap penampahan 114 gram atau setengah gelas (4 ons) dari gorengan per minggunya dapat memberikan ekstra 12% risiko penyakit jantung. [2]
3. Peningkatan Berat Badan dan Obesitas
Walaupun peningkatan berat badan tidak bisa disebut berbahaya, lemak dalam tubuh dan penyakit kronis memiliki hubungan langsung dengan peningkatan BMI (Body Mass Index). Kenaikan berat badan yang sedikit memang tidak begitu berdampak, namun peningkatan yang terus menerus karena perubahan gaya hidup harus mendapatkan perhatian khusus. [2]
Seseorang yang obesitas memiliki rata-rata asupan kalori antara 1500 hingga 1500 kalori, tergantung dari bentuk tubuh, jenis kelamin, dan jenis gaya hidup. Gorengan memiliki nilai kalori yang tinggi dimana dapat menyebabkan jumlah kalori menjadi meningkat. [1]
Lemak jenuh dalam gorengan dapat mendorong berat badan dan menyebabkan efek neurologi seperti hormon dan neurotransmiter (dopamine). Studi menunjukkan bahwa peningkatan asupan lemak jenuh dapat menyebabkan peningkatan setengah kilo atau hampir 1 pon berat badan pada wanita. [1]
4. Diabetes Tipe 2
Salah satu studi tahun 2014 yang di publikasi pada The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa asupan gorengan memiliki hubungan yang signifikan dengan risiko diabetes tipe 2. [2]
Peneliti-peneliti Harvard School of Public Health melakukan sebuah penelitian yang melibatkan 100.000 pria dan wanita selama 25 tahun.
Mereka menemukan bahwa peserta yang mengkonsumsi gorengan antara 4 hingga 6 kali perminggu memiliki 39% peningkatan risiko diabetes tipe 2 jika dibandingkan dengan peserta yang makana gorengan kurang dari 4 kali per minggu. Bahkan, peserta yang makan gorengan 7 kali per minggu atau lebih memiliki 55% peningkatan risiko diabetes tipe 2. [2]
5. Efek Dari Akrilamida
Akrilamida adalah sebuah senyawa yang dihasilkan dari proses pemasakkan makanan dalam suhu yang tinggi. Menggoreng dan memanggang menghasilkan senyawa toksik ini. [1]
Akrilamida banyak ditemukan dalam kentang (penuh dengan fruktosa, glukosa, dan gula lainnya), french fries, serta makanan dari gandum seperti biskuit dan roti panggang. [1]
Senyawa akrilamida yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. [1]
6. Respon Balik Hipotalamus
Hipotalamus adalah sebuah bagian dalam otak yang mengatur fungsi lapar, nafsu makan, dan emosi, dengan koneksinya ke amigdala dalam siklus timbal balik. Siklus ini akan menjadi sulit diatur dan dijaga apabila lemak jenuh dalam tubuh tinggi. [1]
Hasil dari ketidakseimbangan siklus timbal balik di hipotalamus adalah ketidakmampuan untuk mengontrol rasa lapar, porsi makanan, dan menghasilkan rasa ingin makan makanan yang sama secara terus menerus. [1]
Gangguan pada hipotalamus merupakan gejala vital pada penderita diabetes dan dapat menyebabkan gangguan pada blood brain barrier. Kondisi ini dapat diseimbangkan kembali dengan asupan lemak tak jenuh. [1]
7. Perubahan Mikroba Pencernaan
Saat seseorang mengkonsumsi gorengan dengan sering, mikroba di pencernaan akan menyesuaikan diri terhadap makanan tersebut dan dapat mulai bergantung hingga terus meminta makanan yang sama.
Jika anda berhenti makan makanan tersebut, otak anda akan terus meminta anda untuk makan makanan berlemak lainnya. [1]
Tips Mengoreng Makanan yang Sehat
Jika anda senang dengan rasa gorengan, anda dapat memasak gorengan sendiri dirumah dengan minyak yang lebih sehat atau dengan metode penggorengan lainnya. [3]
Jenis minyak yang dipakai untuk menggoreng dapat mempengaruhi kesehatan makanan tersebut. Beberapa minyak dapat tahan dengan temperatur yang lebih tinggi daripada jenis minyak lainnya, sehingga lebih aman untuk digunakan. [3]
Dengan menggunakan minyak yang lebih sehat, anda dapat mengurangi beberapa risiko kesehatan yang berhubungan dengan gorengan. Beberapa opsi minyak yang lebih sehat antara lain [3] :
- Minyak kelapa (dengan pemakaian tidak lebih dari 8 jam nonstop)
- Minyak zaitun (dengan pemakaian tidak lebih dari 24 jam nonstop)
- Minyak alpukat (mirip dengan minyak zaitun)
Minyak goreng dengan lemak tak jenuh yang tinggi memiliki kestabilan yang rendah dan dapat membentuk akrilamida bila terpapar suhu tinggi. Minyak yang kurang sehat ini merupakan minyak olahan dan hanya 4% dari asam lemaknya merupakan lemak trans. Minyak ini termasuk [3] :
- Minyak kanola
- Minyak kacang kedelai
- Minyak biji kapas
- Minyak jagung
- Minyak wijen
- Minyak bunga matahari
- Minyak bungan saff
- Minyak biji anggur
- Minyak rice bran
Selain memilih minyak yang lebih sehat, anda juga dapat menggunakan teknik memasak yang lain seperti [3] :
- Memasak dengan Oven
Metode ini menggunakan teknik pemanggangan pada suhu tinggi, yaitu 450 derajat Fahrenheit atau 232 derajat Celcius, dimana makanan dapat tetap garing dengan sedikit atau tanpa minyak. [3]
- Air-frying
Anda juga dapat menggoreng makanan dengan air fryer. Mesin ini bekerja dengan cara mengalirkan udara panas disekitar makanan. Makanan akan termasak hingga garing pada bagian luar namun tetap lembut pada bagian dalam. Proses ini sama seperti menggoreng makanan secara tradisional, namun dengan minyak yang jauh lebih sedikit. [3]