Bronkodilator Adrenergik : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Bronkodilator Adrenergik ?

Bronkodilator Adrenergik adalah salah satu jenis Bronkodilator yang biasa digunakan untuk mengatasi atau mengobati berbagai masalah pada pernafasan.

Permasalahan ini ditimbulkan akibat penyempitan saluran pernafasan pada paru-paru. Hal tersebut bisa menyebabkan terjadinya masalah pernafasan atau sesak nafas[1,5].

Obat ini dapat mengendurkan otot polos bronkus dan mengendurkan otot agar dapat bernafas kembali karena asma.

Fungsi Bronkodilator Adrenergik

Saat Paru-paru mengalami penyempitan pada sel otot polos yang melapisi saluran udara bronkial, menyebabkan otot tersebut menjadi tegang, dan pernafasanpun akan mengalami ganguaan.

Gangguan tersebut seperti penyumbatan saluran udara yang akan menimbulkan gangguan pernafasan pada tubuh yang biasa disebut sesak nafas.

Bronkodilator Adrenergik berfungsi, melancarkan saluran udara pada pernafasan untuk mengatasi gangguan sesak nafas pada penderita.

Penggolongan Bronkodilator Adrenergik

Bronkodilator Adrenergik adalah golongan dari Bronkodilator yang dibedakan berdasarkan komponen obat yang terkandung didalamnya.[1]

Bronkodilator Adrenergik sendiri dibedakan atau dibagi kembali menjadi dua bagian berdasarkan cara kerjanya, yaitu :

  • Bronkodilator beta-adrenergik kerja pendek. Bekerja dengan cepat dan hanya digunakan untuk penanganan pada saat asma yang parah terjadi.
  • Bronkodilator beta-adrenergik kerja panjang. Digunakan setiap hari untuk penanganan jangka panjang, mencegah serangan asma atau mengurangi frekuensi gejala.

Penyakit yang Diatasi dengan Bronkodilator Adrenergik

Beberapa penyakit yang dapat diatasi atau diobati oleh Bronkodilator Adrenergik adalah sebagai berikut :

  • Asma
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK
  • Reaksi alergi
  • Kondisi terkait yang menyebabkan masalah pernapasan (Sesak napas, Desah, batuk, Kemacetan)

Penggunaan Bronkodilator beta-adrenergik kerja pendek ini sendiri membutuhkan perhatian khusus pada pendertita yang memiliki beberapa penyakit tertentu, karena akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya pada penderita. Berikut beberapa kondisi tersebut[1]:

Cara Kerja Bronkodilator Adrenergik

Bronkodilator Adrenergik bekerja melancarkan saluran pernafasan yang menyempit akibat penyumbatan atau pembengkakan, dikarenakan ketegangan otot-otot polos yang melapisi saluran pernafasan yang mengakibatkan masalah sirkulasi pada saluran pernafsan.

Bronkodilator Adrenergik bekereja dengan membuka (melebarkan) saluran udara (saluran bronkial) paru-paru dengan mengendurkan otot bronkial dan memungkinkan orang yang mengalami kesulitan bernapas untuk bernapas lebih baik.

Saluran udara(saluran bronkial) ini menjadi menyempit karena penumpukan lendir, kejang pada otot yang mengelilingi saluran udara ini (bronkospasme), atau pembengkakan pada lapisan saluran udara.[1,3]

Contoh Obat Bronkodilator Adrenergik

Bronkodilator Adrenergik tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penderita, berupa Obat hirup (inhaler), tablet, sirop, injeksi.

Beberapa jenis, merk dan bentuk obat ini tidak diperjualbelikan secara bebas dikategorikan sebagai obat resep, hanya dapat diberikan langsung oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.[1]

Beberapa contoh obat Bronkodilator Adrenergik dibagi menjadi 2, berdasarkan cara kerjanya:

Efek Samping Bronkodilator Adrenergik

Bronkodilator Adrenergik dapat menimbulkan beberapa gangguan dalam tubuh, pada saat pemakaiannya.Gangguan atau Efek samping penggunaan obat ini bisa bervariasi, tergantung pada jenis mana yang Anda gunakan.

Berikut ini adalah beberapa gejala merugikan yang mungkin dapat terjadi.

Beberapa efek samping umum terjadi setelah penggunaan Bronkodilator Adrenergik kerja pendek meliputi[7,8] :

  • Gugup
  • Tremor
  • Detak jantung cepat
  • Reaksi hipersensitivitas
  • Takikardia
  • Gemetar di tungkai, lengan, tangan, atau kaki

Efek samping bronkodilator adrenergik kerja panjang meliputi [9,10] :

  • Badan pegal atau nyeri
  • Panas dingin
  • Batuk
  • Kesulitan bernapas
  • Hidung tersumbat
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Suara serak
  • Kehilangan suara
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Batuk menghasilkan lendir
  • Iritasi tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • Sesak di dada

Efek samping lain dari bronkodilator beta-adrenergik meliputi:

  • Reaksi alergi ( ruam , gatal – gatal )
  • Gugup
  • Getaran
  • Desah
  • Meningkatnya dahak
  • Sesak napas

Kemungkinan efek samping yang serius dari bronkodilator adrenergik meliputi[1]:

  • Bronkospasme (memburuknya asma)
  • Reaksi alergi yang serius ( anafilaksis )
  • Kalium rendah
  • Irama jantung yang tidak normal ( palpitasi )
  • Denyut jantung cepat
  • Peningkatan tekanan darah
  • Nyeri dada

Kondisi medis yang berhubungan dengan bronkodilator adrenergik[1]:

  • Sindrom Adams-Stokes
  • Reaksi alergi
  • Anafilaksis
  • Asma
  • Asma, akut
  • Asma, Perawatan
  • Asistol
  • AV Heart Block
  • Bronkiektasis
  • Bronkospasme Selama Anestesi
  • Profilaksis Bronkospasme
  • Gagal jantung
  • Aritmia Jantung
  • COPD
  • COPD, Akut
  • COPD, Pemeliharaan
  • Disosiasi Elektromekanis
  • Sindrom Alergi Mulut
  • Persalinan Prematur
  • Pelebaran Pupil
  • Syok

Efek-efek di atas pada umumnya akan menghilang setelah beberapa hari atau minggu mengkonsumsi obat ini

Meski sangat jarang, kemungkinan efek samping yang lebih serius dapat terjadi, seperti penyempitan saluran pernapasan akut (bronkospasme paradoksikal).

Dosis Bronkodilator Adrenergik yang berlebihan juga berpotensi menyebabkan serangan jantung dan rendahnya kadar kalium dalam darah (hipokalemia).

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment