Kehamilan adalah masa yang penting dan sensitif. Kehamilan diikuti oleh berbagai perubahan dalam tubuh ibu
Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil ialah makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh untuk dikonsumsi. Terdapat jenis makanan dan minuman perlu dibatasi atau bahkan dihindari sepenuhnya demi keamanan kehamilan ibu[1].
Berikut berbagai minuman yang dilarang untuk ibu hamil:
Daftar isi
1. Susu dan Jus yang Tidak Dipasteurisasi
Susu dan jus biasa dipilih sebagai minuman untuk memulai hari. Susu dan jus merupakan minuman yang kaya akan nutrisi dan memberikan energi lebih untuk beraktivitas. Keduanya termasuk minuman yang baik untuk dikonsumsi, termasuk saat hamil[2, 3].
Akan tetapi ibu hamil perlu memperhatikan produk susu dan jus yang dikonsumsi. Sebelum mengkonsumsi, sebaiknya membaca kemasan dan memastikan bahwa produk tersebut telah melalui proses pasteurisasi[2, 3].
Pasteurisasi ialah proses untuk mengeliminasi berbagai bakteri dan mikroba yang terdapat dalam bahan makanan dengan memanfaatkan suhu tinggi[2, 3].
Produk susu dan jus yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung bakteri berbahaya seperti Listeria, Salmonella, E.coli, dan Campylobacter yang mana dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan nyawa bayi dalam kandungan[3].
2. Alkohol
Ibu hamil hendaknya menghindari alkohol secara total. Meminum alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, dapat berdampak negatif pada perkembangan bayi[3].
Saat ibu hamil mengkonsumsi alkohol, alkohol akan memasuki aliran darah dan melalui plasenta menuju bayi. Pada ibu yang menyusui, alkohol dapat memasuki tubuh bayi melalui air susu ibu[3].
Bayi yang terdampak alkohol sering kali memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil saat dilahirkan dan dapat mengalami masalah fisik, seperti gangguan jantung[3].
Dalam sejumlah kecil kasus, bayi menderita fetal alcohol syndrome dan mengalami masalah kognitif dengan pembelajaran, kemampuan bicara, rentang perhatian, dan hiperaktivitas[3].
Alkohol mengakibatkan kecacatan berat pada bayi, mulai dari deformasi tubuh, terganggunya perkembangan otak, dan berbagai hal lain[2].
Para ahli belum bisa menentukan batas aman konsumsi alkohol sehingga tidak mengakibatkan efek merugikan pada bayi. Oleh karena itu, untuk keamanan kehamilan alkohol sebaiknya dihindari sepenuhnya[3].
3. Kopi
Pantangan total dari kafein selama kehamilan merupakan langkah yang ideal. Akan tetapi hal ini dapat sulit untuk dilakukan oleh mereka yang terbiasa mengkonsumsi kopi[2].
Untuk penikmat kopi, sebaiknya mulai membatasi konsumsi hingga tidak lebih dari dua cangkir dalam satu hari. Efek kafein selama kehamilan berkaitan dengan dosis[2, 3].
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ibu hamil umumnya dianjurkan untuk membatasi asupan kafein hingga kurang dari 200 mg per hari (sekitar 2 cangkir)[1, 3].
Kafein diserap tubuh dengan sangat cepat dan dapat melalui plasenta dengan mudah. Karena bayi dalam kandungan ibu tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk metabolisme kafein, masuknya kafein dalam tubuh bayi dapat menyebabkan komplikasi[1, 3].
Asupan kafein dalam dosis tinggi berpotensi menurunkan aliran darah ke bayi dan menimbulkan risiko keterbatasan pertumbuhan pada bayi. Selain itu, asupan kafein berlebihan meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan di bawah normal[1, 3].
Berat badan di bawah normal (ditentukan oleh berat badan kurang dari 2,5 kg) berkaitan dengan peningkatan risiko kematian bayi dan risiko yang lebih tinggi terjadinya penyakit kronis saat dewasa nanti[1].
Ibu hamil juga sebaiknya mengusahakan untuk menjaga konsumsi seminimal mungkin, terutama selama trimester pertama karena risiko keguguran akibat kafein sangat tinggi selama masa ini[2].
4. Minuman Bersoda
Minuman bersoda menjadi salah satu pilihan populer untuk meredakan haus. Minuman bersoda memiliki banyak varian rasa dan menyegarkan saat diminum. Karena ibu hamil cenderung memilih makanan dan minuman menyegarkan, minuman bersoda dapat menjadi pilihan mereka[2].
Namun sebaiknya ibu hamil menghindari konsumsi minuman bersoda karena mengandung kafein dan quinine. Kombinasi kafein dan quinine dapat berbahaya bagi ibu hamil[2].
Kafein mempengaruhi sistem saraf pusat dan kelenjar adrenal, serta tetap berada dalam sistem sirkulasi tubuh selama sekitar 11 jam. Bayi dalam kandungan tidak dapat memecah kafein sehingga peningkatan kadar dapat berakibat merugikan[4].
Konsumsi kafein melebihi 300 mg dapat mempengaruhi waktu istirahat dan tidur, serta berisiko mengarah pada keguguran. Konsumsi kafein lebih dari 500 mg dalam satu hari mengarah pada detak jantung dan laju pernapasan tinggi kronis serta mulas pada bayi[4].
Quinine merupakan bubuk seperti kristal berasa pahit yang diperoleh dari kulit pohon kina (Cinchona pubescens). Quinine banyak digunakan sebagai perasa dalam minuman tonik dan limun[5].
Menurut Federal Institute for Risk Assessment Jerman, konsumsi quinine dalam minuman dengan jumlah tinggi dapat berbahaya bagi beberapa orang, terutama untuk ibu hamil[5].
Terdapat laporan terjadinya withdrawal symptoms pada kasus bayi yang baru lahir dari ibu yang minum lebih dari satu liter air tonik sehari selama kehamilan. Bayi mengalami tremor saraf 24 jam setelah lahir dan quinine terdeteksi dalam urinnya[5].
Selain itu, minuman bersoda mengandung pemanis buatan, perasa, dan pengawet yang mana dapat menimbulkan berbagai efek samping yang merugikan[4].
Konsumsi pemanis berlebih dapat mengakibatkan peningkatan berat badan dan menimbulkan komplikasi kehamilan. Sedangkan agen pewarna dapat menyebabkan alergi pada bayi[4].
Perasa yang ditambahkan dalam minuman bersoda mengandung asam fosfat, yang mana mengarah pada pencucian kalsium dari tulang. Kurangnya kalsium membuat tulang rapuh[4].
Air karbonasi mengandung gelembung karbondioksida. Ibu hamil seringkali sangat sensitif sehingga asam karbonat dalam minuman dapat menimbulkan mulas dan gangguan pencernaan berat[4].
5. Soda Diet
Soda diet dapat berlabelkan aman untuk dikonsumsi serta lebih aman dibandingkan dengan minuman berkarbonasi. Beberapa soda diet juga tidak mengandung kafein sehingga dianggap aman untuk ibu hamil[2, 6].
Akan tetapi soda diet bebas kafein termasuk minuman yang tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena mengandung sejumlah senyawa kimia yang mana lebih baik dihindari dikonsumsi saat hamil[6].
Selain itu, soda diet mengandung pemanis tambahan, umumnya berupa sakarin. Sakarin merupakan senyawa kimia paling kuat dalam menemukan jalur melalui plasenta, sehingga dengan mudah mencapai bayi dalam kandungan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, sakarin dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi dan menyebabkan kecacatan[2].
Beberapa minuman berkarbonasi dapat mengandung benzena dalam kadar rendah, yang mana merupakan zat karsinogen. Senyawa kimia lain dapat terkandung dalam minuman berkarbonasi ialah asam fosfat dan sitrat, yang mana dapat mengikis enamel gigi[6].
Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi mengalami gigi berlubang dan gingivitis akibat peningkatan kadar hormon. Sehingga sebaiknya konsumsi senyawa-senyawa tersebut dihindari[6].
6. Es Teh
Es teh yang dingin dan segar dapat menjadi pilihan favorit saat cuaca panas. Es teh dapat terlihat tidak berbahaya karena tidak mengandung pemanis buatan[2].
Akan tetapi, teh termasuk salah satu minuman yang tinggi kandungan kafein, yang mana dapat mengakibatkan bahaya bagi bayi. Sehingga ibu hamil sebaiknya membatasi konsumsi es teh[2].
Baik teh hitam, hijau, putih, matcha, chai, dan oolong, semuanya berasal dari daun tumbuhan Camellia sinensis, yang mengandung kafein. Kandungan kafein dalam teh berbeda-beda bergantung jenis tehnya[7].
Berikut kadar kafein dalam setiap cangkir teh (240 ml)[7]:
- matcha: 60-80 mg
- teh oolong: 38-58 mg
- teh hitam: 47-53 mg
- chai: 47-53 mg
- teh putih: 25-50 mg
Penelitian mengindikasikan bahwa bayi yang terpapar terlalu banyak kafein selama kehamilan dapat memiliki risiko lebih tinggi terlahir prematur atau dengan berat badan kurang[7].
7. Teh Hijau
Teh hijau dikenal sebagai minuman yang sehat dan banyak dianjurkan untuk dikonsumsi. Bahkan beberapa situs merekomendasikan konsumsi teh hijau bagi ibu hamil karena lebih kaya manfaat daripada kopi dan teh biasa[2].
Akan tetapi, teh hijau sebenarnya juga mengandung sejumlah kafein. Dalam satu cangkir (8 ons) teh hijau mengandung sekitar 24-45 mg kafein[8].
Jumlah ini lebih rendah dari pada setengah kadar kafein dalam kopi (95-200 mg per 8 ons kopi). Umumnya batas aman konsumsi kafein untuk ibu hamil ialah sebesar 200 mg per hari, sehingga meminum satu atau dua gelas teh hijau termasuk aman[8].
Meski demikian, ibu hamil sebaiknya berhati-hati terhadap konsumsi kafein karena dapat mempengaruhi bayi dalam kandungan. Selain itu, kafein termasuk diuretik yang dapat menyebabkan tubuh rentan terhadap dehidrasi[8].
Ditambah lagi, teh hijau dapat meningkatkan metabolisme tubuh yang mana telah berada di kondisi puncak selama kehamilan. Selain itu, teh hijau dapat menyebabkan penurunan absorpsi asam folat yang mana dapat menjadi berbagai masalah bagi bayi[2].
8. Jus dari Wheatgrass
Wheatgrass (tunas muda dari tanaman gandum) memiliki banyak manfaat sehingga banyak orang yang percaya bahwa kehamilan yang sehat tanpa wheatgrass merupakan hal yang langka. Akan tetapi, sangat sedikit orang yang mengetahui bahwa terdapat berbagai mikroba dan jamur dalam wheatgrass[2].
Kondisi saat wheatgrass dipanen biasanya lembap, menjadikan lingkungan yang ideal untuk mikroba tumbuh dan berkembang biak. Karena jus wheatgrass dibuat dari wheatgrass mentah, berbagai mikroba dapat ikut terkonsumsi, sehingga berpotensi mengakibatkan ketidakseimbangan besar nutrisi yang terdapat di dalam tubuh[2].