14 Penyebab Tremor di Usia Muda

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tremor ialah kontraksi ritmik otot yang terjadi secara tidak disadari yang mengarah pada gerakan gemetar pada satu atau lebih bagian tubuh. Tremor merupakan gangguan gerakan yang umumnya dialami pada tangan, tapi bisa juga terjadi pada kepala, pita suara, dan kaki[1, 2].

Tremor umumnya terjadi pada orang dewasa mendekati usia lanjut, namun tremor dapat dialami oleh semua usia. Gangguan ini mempengaruhi baik pria maupun wanita[1].

Terjadinya tremor di usia muda tidak selalu mengindikasikan adanya gangguan atau kondisi tertentu pada tubuh. Bahkan sebenarnya, dalam kondisi normal tubuh kita mengalami tremor fisiologis, yaitu keluarnya sedikit getaran tubuh yang muncul akibat berbagai aktivitas metabolisme dalam tubuh. Gangguan tremor dapat muncul ketika tingkat getaran menjadi berlebihan[2].

Berikut beberapa hal yang dapat menjadi penyebab tremor di usia muda:

1. Kekurangan Tidur

Kurang tidur dapat membuat tremor biasa atau tremor normal tubuh menjadi lebih buruk. Para ahli menyebutnya sebagai peningkatan tremor fisiologis, yaitu kondisi saat gemetar normal yang tidak terlihat menjadi lebih tampak karena alasan tertentu[2].

Tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan. Kekurangan tidur dapat membawa dampak signifikan pada sistem saraf otonom tubuh yang berfungsi mengatur kerja organ-organ internal tubuh[2, 3].

Sistem saraf otonom juga mengatur proses detak jantung dan tekanan darah. Kedua proses ini dapat mengalami peningkatan saat tubuh kekurangan tidur, akibatnya dapat timbul tremor yang nampak[2].

Jika kekurangan tidur merupakan penyebab tremor, maka dengan mendapatkan cukup tidur gejala tremor akan membaik dengan sendirinya. Jika kekurangan tidur diakibatkan oleh gangguan sulit tidur atau insomnia, sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk penanganan[2, 3].

2. Terlalu Banyak Mengkonsumsi Kafein

Mengkonsumsi zat stimulan seperti kafein secara berlebihan dapat mengakibatkan gejala tremor. Stimulan merupakan zat yang dapat meningkatkan keterjagaan dengan mempengaruhi proses pengiriman impuls dan meningkatkan detak jantung[2, 3].

Kafein tidak hanya dapat ditemukan di dalam kopi, tapi juga dalam teh, minuman bersoda, cokelat, dan beberapa obat sakit kepala[3].

3. Merokok

Banyak orang yang merokok untuk meringankan stress. Akan tetapi, sebenarnya rokok justru dapat menyebabkan kecemasan[3].

Rokok mengandung nikotin yang termasuk zat adiktif dan stimulan. Nikotin akan masuk ke dalam aliran darah dan mengakibatkan detak jantung menjadi lebih cepat. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala kecemasan dan tremor[2, 3].

4. Kekurangan Vitamin B12

Vitamin B12 memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan sistem saraf. Defisiensi atau kekurangan kadar vitamin B12 dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam sistem saraf sehingga timbul gejala seperti tremor pada tangan atau lengan dan kaki kesemutan dan mati rasa[3, 4].

Untuk memastikan mendapat cukup asupan vitamin B12, kita bisa menambahkan makanan sumber vitamin B12 dalam menu sehari-hari, seperti telur, susu, ikan, daging unggas, dan daging. Untuk kasus defisiensi berat, dokter dapat menganjurkan penggunaan suplemen[3, 4].

5. Penggunaan Obat

Tremor dapat muncul akibat efek samping dari penggunaan obat tertentu. Menurut US National Library of Medicine, terdapat banyak obat yang dapat menyebabkan tremor terinduksi obat. Tremor ini biasanya terjadi saat kita bergerak atau mencoba memegang tangan, lengan, atau kepala pada posisi spesifik[2].

Obat dapat mengakibatkan tremor dengan mempengaruhi sistem saraf dan otot. Contoh obat yang dapat mengakibatkan tremor meliputi obat anti kejang, obat migrain, obat asma, dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Beberapa obat antihistamin juga dapat mengakibatkan tremor[2, 3].

Jika timbulnya tremor berkaitan dengan penggunaan obat tertentu, maka sebaiknya konsultasikan pada dokter[2].

6. Berhenti Mengkonsumsi Alkohol

Saat orang yang terbiasa mengkonsumsi alkohol berhenti mengkonsumsinya, ia akan mengalami beberapa gejala yang disebut withdrawal symptom. Tremor dapat termasuk salah satu gejala pertama yang muncul[3, 4].

Gejala withdrawal dapat muncul sejak 10 jam setelah terakhir kali mengkonsumsi alkohol dan dapat berlangsung beberapa minggu[3].

Pada orang yang mengkonsumsi alkohol dalam tingkat sedang, gejala tremor kemungkinan hanya berlangsung selama beberapa hari. Namun, pada orang yang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, atau mengkonsumsi dalam waktu lama, maka gejala withdrawal dapat berlangsung hingga satu tahun atau lebih[4].

Penghentian penggunaan zat yang menyebabkan ketergantungan seperti alkohol sebaiknya dilakukan secara bertahap berdasarkan arahan dari dokter. Untuk mengatasi gejala withdrawal, terdapat beberapa program detoks menggunakan obat[3].

7. Kecemasan yang Meningkat

Kecemasan dapat meningkatkan tremor fisiologis normal sehingga menjadi lebih nampak. Tremor muncul akibat respon tubuh terhadap kondisi yang menimbulkan stress atau tekanan[2, 3].

Saat mengalami stress, sistem saraf simpatetik (bagian dari sistem saraf otonom) akan melepas norepinefrin, yaitu suatu neurotransmitter yang akan menyebabkan peningkatan detak jantung. Akibatnya, kita bisa melihat tremor seperti tangan gemetar secara jelas[2].

Untuk mengatasi tremor yang diakibatkan stress, bisa mencoba melakukan teknik rileksasi untuk meredakan stress, seperti pernapasan dalam, yoga, atau dengan mendapatkan pengobatan[3].

8. Gula Darah Rendah

Gula darah rendah disebut juga sebagai hipoglikemia. Kondisi ini memicu respon alami tubuh terhadap stress[4].

Gula di dalam darah berfungsi sebagai sumber bahan bakar untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk aktivitas saraf dan otot. Saat sel-sel saraf dan otot tidak mendapatkan cukup gula, maka akan terjadi gangguan fungsi sehingga muncul gejala seperti tremor[3].

Gula darah rendah dapat terjadi akibat berbagai alasan, mulai dari tidak cukup makan, minum alkohol terlalu banyak, penggunaan obat tertentu, hingga diabetes.

Jika sering mengalami tremor akibat gula darah rendah, sebaiknya diperiksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapat penanganan yang diperlukan[3].

9. Gangguan Gerak

Terdapat berbagai jenis tremor yang bukan termasuk kategori peningkatan fisiologis. Salah satu jenis tremor paling umum ialah tremor esensial[2, 3].

Tremor esensial merupakan gangguan gerak yang tidak diketahui penyebabnya, tapi beberapa ahli berpendapat bahwa tremor disebabkan oleh kemunduran ringan pada bagian otak yang mengendalikan gerakan[2].

Tremor esensial juga dapat dipengaruhi faktor genetik, sehingga anak dari orang tua yang mengalami tremor memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama[2, 4].

Tremor esensial ditandai dengan gemetar yang nampak pada kedua tangan dan lengan, yang mana dapat dimulai pada satu sisi atau lebih intens pada tangan dominan[2].

Tremor biasanya dimulai pada tangan, tapi dapat menyebar ke lengan, kepala, suara, atau bagian tubuh lain. Tremor esensial dicirikan dengan gemetaran yang muncul saat tangan telah bergerak. Sedangkan kebanyakan jenis tremor lain muncul ketika tidak melakukan apapun[4].

Stress, keletihan, dan konsumsi kafein berlebihan dapat memperburuk gejala tremor esensial[4].

Meski biasanya menimbulkan gejala ringan dan tidak berbahaya bagi kesehatan secara umum, tremor esensial dapat bertambah buruk seiring usia sehingga membuat penderita kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari[2, 4].

10. Gangguan Tiroid

Tremor dapat mengindikasikan hipertiroidisme, yaitu suatu kondisi di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid[3].

Hipertiroidisme dapat disertai beberapa gejala lain, seperti penurunan berat badan tanpa sebab, sensitif terhadap cahaya, laju detak jantung cepat, dan kesulitan untuk tidur[3, 4].

Diagnosis hipertiroidisme dapat dilakukan melalui tes darah. Penderita perlu mendapatkan perawatan medis untuk mengatasi gejala[3].

11. Masalah Kesehatan Mental

Tremor dapat muncul akibat adanya masalah pada kesehatan mental. Jenis tremor ini disebut tremor psikogenik, biasanya dialami oleh orang yang menderita gangguan psikiatrik seperti depresi atau PTSD (post-traumatic stress disorder)[2].

Saat seseorang dengan masalah kesehatan mental mengalami tremor psikogenik, terjadi gangguan konversi, yaitu kondisi ketika masalah psikologis menyebabkan gejala fisik tanpa alasan yang diketahui[2].

Tremor psikogenik dapat mempengaruhi seluruh tubuh, termasuk tangan. Tremor terkait masalah mental juga dapat datang dan pergi dengan tiba-tiba, serta berpotensi bertambah buruk saat merasa tertekan. Gejala akan membaik saat penderita dapat mengalihkan pikirannya dari stress[2].

Untuk orang yang mengalami jenis tremor psikogenik, cara mengatasinya ialah dengan menangani masalah mental yang menjadi pemicunya[2].

12. Gangguan Otak

Terjadinya gangguan di bagian dalam otak dapat mempengaruhi proses pengiriman impuls untuk menggerakkan bagian tubuh sehingga menimbulkan gejala seperti tremor. Gangguan pada otak dapat berupa stroke ataupun disebabkan oleh cedera[2, 5].

Stroke dapat menimbulkan berbagai jenis tremor, bergantung pada bagian yang terdampak. Terjadinya kerusakan pada ganglia basal menyebabkan penderita mengalami resting tremor. Sedangkan kerusakan pada cerebellum menyebabkan intention tremor[5].

Stroke umumnya terjadi pada orang berusia lanjut, tapi bisa dialami sejak usia yang lebih muda. Faktor seperti kolesterol darah, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke[5].

Cedera pada kepala yang berakibat pada traumatic brain injury (TBI) juga dapat menimbulkan gejala tremor yang disebut sebagai post-traumatic tremor (PTT).

Studi tahun 2020 menemukan bahwa PTT terjadi akibat kerusakan pada bagian otak tertentu yang bertanggung jawab mengendalikan gerakan tubuh[5].

13. Penyakit Parkinson

Pada kasus yang sangat langka, tremor di usia muda dapat disebabkan oleh penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan degenerasi saraf yang mempengaruhi gerakan. Penyakit ini terjadi saat sel-sel saraf di otak mengalami degenerasi atau mati[2].

Penyebab spesifik dari penyakit Parkinson tidak diketahui dengan jelas. Sementara faktor risiko terbesar dari penyakit ini ialah usia. Penyakit Parkinson paling umum dialami oleh orang berusia lebih dari 60 tahun[2].

Gejala tremor tidak selalu dialami oleh setiap penderita penyakit Parkinson. Pada mereka yang mengalaminya, biasanya dimulai pada satu jari atau tungkai, dan lama kelamaan mempengaruhi kedua tangan[2, 3].

Gejala tremor biasanya muncul saat beristirahat atau rileksasi. Saat bergerak, tremor akan berhenti. Gejala tremor dapat bertambah buruk saat mengalami stress atau merasa senang[2, 3].

Selain tremor, penyakit Parkinson mempengaruhi keseimbangan dan koordinasi sehingga dapat menyebabkan kekakuan dan gerakan lambat. Penyakit ini juga dapat menimbulkan gejala lain seperti gangguan kognitif, depresi, dan gangguan mood lain[2].

Penanganan utama untuk tremor akibat penyakit Parkinson ialah dengan pengobatan. Terkadang diperlukan operasi untuk memungkinkan pengendalian otot yang lebih baik[4].

14. Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis terjadi ketika selubung myelin (lapisan yang menyelubungi sel saraf) mengalami kerusakan. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya gangguan pada pengiriman impuls oleh sel-sel saraf, sehingga timbul gejala seperti tremor hingga kesulitan gerak[3].

Penyakit ini bersifat progresif, artinya tingkat gejala akan bertambah berat seiring waktu. Perawatan medis dapat membantu dalam mengatasi gejala yang timbul[5].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment