Apa Perbedaan Sinusitis dan Polip?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Sinusitis dan Polip?

Sinusitis dan polip merupakan dua penyakit yang berbeda, di mana sinusitis sendiri adalah peradangan pada sinus paranasal sedangkan polip adalah hasil peradangan dan hiperplastik dari mukosa sinonasal yang berbentuk seperti anggur di batang jika berkelompok [1, 2, 6].

Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa, polip sering kali termanifestasi atau terwujud pada pasien yang mengalami sinusitis khususnya rinosinusitis kronis [2].

Jadi, sinusitis adalah kondisi peradangan pada sinus yang tertumpuk lendir, sedangkan polip adalah pembengkakan berdaging dilapisan hidung yang bisa tunggal maupun berkelompok [5, 6].

Untuk lebih jelasnya, perbedaan sinusitis dan polip dapat dilihat mulai dari gejala, penyebab, pengobatan hingga pencegahannya berikut ini.

Gejala Sinusitis dan Polip

Sinusitis

Berikut ini merupakan beberapa gejala sinusitis [1]:

  • Hidung akan terasa tersumbat
  • Mengalami batuk
  • Mengalami kenaikan suhu tubuh hingga demam
  • Mengalami rasa sakit atau nyeri pada hidung
  • Mengalami pembengkakan pada saluran hidung
  • Saluran hidung akan mengalami penumpukan nanah (cairan kekuningan atau kehijauan)
  • Mengalami nyeri yang terjadi dibeberapa bagian tubuh seperti dahi, rahang, daerah sekitar mata
  • Mengalami rasa nyeri atau sakit gigi (jarang terjadi)
  • Rasa sakit dan nyeri akan bertambah parah ketika tubuh berada pada posisi condong kedepan
  • Mengalami gangguan atau penurunan fungsi indera penciuman
  • Mengalami kehilangan fungsi indera penciuman

Polip

Seseorang yang menderita polip akan mengalami gejala sebagai berikut [3] :

  • Hidung mengalami sensasi tersumbat
  • Mengalami pilek
  • Mengalami postnasal drip (kondisi di mana lendir berlebih mengalir ke bagian belakang tenggorokan)
  • Mengalami penurunan fungsi indera penciuman
  • Seseorang yang memiliki polip akan cenderung bernapas melalui mulut daripada hidung
  • Merasakan tekanan pada bagian wajah dan dahi
  • Mengalami apnea tidur
  • Seseorang yang menderita polip akan cenderung mendengkur ketika tidur

Penyebab Sinusitis dan Polip

Sinusitis

Berikut ini merupakan beberapa penyebab sinusitis dan faktor risiko yang memperburuknya :

  • Virus dan Bakteri Pemicu Peradangan

Sinusitis akut diketahui sering disebabkan oleh pilek atau flu yang diakibatkan oleh virus pernapasan dan bakteri (jarang) [1].

Virus dan bakteri ini diketahui dapat menyebabkan selaput lendir mengalami pembengkakan sehingga mencegah cairan dari sinus mengalir [1].

Cairan yang tidak bisa mengalir ini kemudian akan menjadi lebih kental seperti lendir kekuningan atau kehijauan yang memenuhi sinus [1].

Dengan dipenuhinya sinus dengan cairan lendir kekuningan tersebut maka terjadilah sinusitis.

  • Gangguan Sistim Kekebalan Tubuh

Sinusitis diketahui lebih mungkin terjadi pada seseorang yang memiliki sistim kekebalan tubuh yang terganggu, seperti alergi serbuk bunga atau alergi lain [1].

Selain itu, defisiensi imun dari kemoterapi, HIV, diabetes mellitus juga dapat meningkatkan risiko terjadinya sinusitis [4].

  • Kelainan Anatomi

Sinusitis diketahui juga dapat terjadi karena adanya kelainan di dalam atau didekat hidung seperti deviasi septum hidung [1].

Deviasi septum hidung ini adalah kondisi di mana dinding antara dua lubang hidung bengkok ke satu sisi [1].

Selain itu, kelainan anatomi lain yang dapat meningkatan risiko terkena sinusitis antara lain conchae bullosa, trauma lain dan fraktur yang melibatkan sinus atau area wajah di sekitarnya [4].

Seseorang yang memiliki intoleransi terhadap asam asetilsalisilat (aspirin) diketahui akan cenderung lebih bisa mengalami risiko sinusitis [1].

  • Penggunaan Oksigen pada Pasien

Penggunaan oksigen pada pasien yang terlalu lama dapat menjadi faktor risiko terkena sinusitis karena lapisan mukosa mengalami pengeringan [4].

Polip

Beberapa orang diketahui dapat mengalami polip tanpa adanya gangguan atau masalah hidung, namun polip umumnya disebabkan oleh beberapa hal berikut ini [3]:

  • Infeksi sinus yang terjadi secara kronis dan berulang
  • Adanya gangguan atau penyakit pendahulu berupa asma
  • Adanya gangguan atau penyakit pendahulu berupa rinitis alergi (demam)
  • Adanya gangguan atau penyakit pendahulu berupa fibrosis kistik
  • Adanya gangguan atau penyakit pendahulu berupa sindrom churg-strauss
  • Memiliki kepekaan terhadap obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen atau aspirin
  • Adanya gen turun temurun yang menyebabkan mukosa bereaksi terhadap peradangan

Komplikasi Sinusitis dan Polip

Sinusitis

Sinusitis jika tidak segera ditangani dengan tepat diketahui akan dapat menimbulkan komplikasi berupa [4] :

Sinusitis jika tidak segera ditangani dengan tepat akan dapat meluas ke tulang, karingan lunak wajah dan orbit hingga mengakibatkan selulitis wajah, selulitis periorbital, abses orbital dan bahkan kebutaan.

  • Komplikasi intrakranial

Sinusitis jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat diketahui dapat menimbulkan komplikasi intrakranial seperti trombosis sinus kavernosus, empiema epidural atau subdural, dan meningitis.

Polip

Polip hidung yang sangat parah diketahui dapat menyebabkan komplikasi yang mengganggu kualitas dan kenyamanan hidup seseorang [2].

Seseorang yang menderita polip hidung cenderung mengalami gangguan tidur hingga dapat menyebakan kelelahan kronis [2].

Pembentukan mukokel akibat polip hidung dapat menjadi faktor negatif pada penampilan seseorang dan menyebabkan exophthalmos serta diplopia [2].

Lebih lanjut juga dijelaskan bahwa polip hidung ini dapat menyebabkan anosmia ireversibel dan apnea tidur obstruktif [2].

Selain itu, dalam penanganan polip ternyata terdapat risiko terjadinya komplikasi berupa [3]:

Pembedahan yang dilakukan dalam mengobati polip hidung diketahui dapat menyebabkan terjadinya mimisan.

  • Infeksi

Pengobatan polip yang dilakukan dengan pembedahan juga memiliki risiko terjadinya infeksi.

  • Penurunan Resistensi terhadap Infeksi Sinus

Penggunaan semprotan steroid atau kortikosteroid oral sebagai bentuk perawatan lanjutan diketahui dapat menurunkan resistensi terhadap infeksi sinus.

Pengobatan Sinusitis dan Polip

Sinusitis

Pengobatan sinusitis dapat dilakukan dengan:

Obat sesuai resep dokter umumnya dapat digunakan untuk mengobati sinusitis akut dan subakut, dengan gejala parah dan berlangsung lama [5].

Jika sinusitis terjadi karena bakteri maka antibiotik akan dapat digunakan untuk mengobati sinusitis tersebut [5].

  • Semprotan atau Tablet Kortikosteroid

Tidak seperti sinusitis akut dan subakut, untuk pengobatan sinusitis kronis umumnya tidak menggunakan antibiotik karena tidak disebabkan oleh bakteri [5].

Semprotan atau tablet kortikosteroid lebih disarankan untuk mengobati sinusitis kronis karena dapat membantu mengatasi peradangan dengan mengurangi paparan pemicu seperti tungau debu, serbuk sari, dan alergen lainnya [5].

  • Pembedahan atau Operasi

Jika perawatan yang telah dilakukan tidak menunjukkan hasil yang positif maka pembedahan dapat menjadi alternatif untuk mengobati sinusitis [5].

Adapun prosedur pembedahan ini dilakukan tidak lain adalah untuk dapat memperluas saluran sempit di sinus paranasal [1].

Namun, jika untuk anak anak pembedahan harus menjadi pilihan terakhir pada pengobatan sinusitis [5].

Polip

Pengobatan polip hidung diketahui dapat dilakukan dengan [3]:

  • Obat Antiinflamasi

Untuk mengurangi ukuran polip dan meredakan diketahui dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat antiinflamasi.

Selain itu, obat antiinflamasi ini juga dapat digunakan untuk meredakan gejala hidung tersumbat akibat polip.

  • Antibiotik

Polip juga dapat diobati dengan mengonsumsi antibiotik atau antihistamin karena dapat mengobati alergi atau infeksi sinus akibat peradangan hidung.

  • Semprotan Steroid

Salah satu alternatif pengobatan polip yaitu penggunaan semprotan steroid yang mampu mengurangi keluarnya cairan dari hidung dan mengecilkan ukuran polip.

Adapun semprotan steroid hidung antara lain, flutikason (Flonase, Veramyst), budesonide (Badak), dan mometasone (Nasonex).

Namun, jika semprotan steroid hidung tidak menunjukkan hasil positif maka steroid oral atau suntik, seperti prednison, dapat menjadi pilihan.

Meskipun demikian, penggunaan steroid oral atau suntik ini tidak dapat dilakukan sebagai alternatif pengobatan jangka panjang karena menimbulkan efek samping seperti retensi cairan, peningkatan tekanan darah, dan peningkatan tekanan di mata.

  • Operasi

Operasi merupakan metode pengobatan yang dapat digunakan untuk menghilangkan polip secara sepenuhnya.

Adapun untuk jenis operasi yang akan dilakukan berdasarkan pada ukuran dari polip itu sendiri antara lain:

  1. Polipektomi, operasi untuk polip berukuran kecil dengan alat penghisap atau mikrodebrider yang memotong dan mengangkat jaringan lunak termasuk mukosa
  2. Operasi sinus endoskopi, operasi untuk polip berukuran besar menggunakan endoskopi tipis dan fleksibel disertasi kamera kecil untuk membantu menemukan polip dan mengeluarkannya.

Setelah melakukan operasi polip, umumnya akan dilakukan semprotan hidung, obat anti alaergi dan pencucian garam.

Hal ini dilakukan agar polip tidak kembali dan mengurangi peradangan pada saluran hidung akibat operasi.

Pencegahan Sinusitis dan Polip

Sinusitis

Pencegahan sinusitis dapat dilakukan dengan melakukan hal hal berikut ini [5]:

  • Selalu menjaga kebersihan tangan dengan mempraktikkan cuci tangan dengan benar
  • Meninggalkan kebiasaan merokok
  • Menjauh dari asap rokok perokok
  • Melakukan vaksinasi
  • Menjaga jarak dari orang orang yang mengalami gangguan saluran pernapasan seperti flu dan infeksi lainnya
  • Menjaga kelembapan dan kebersihan udara ruangan dengan menggunakan humidifier
  • Menjaga kebersihan AC khususnya dari jamur dan debu yang menumpuk
  • Berusaha sebisamungkin untuk menghindari alergen

Polip

Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya polip [6]:

  • Menjaga kelembapan ruangan dengan menggunakan humidifier
  • Menjaga kebersihan tangan untuk mengurangi risiko infeksi bakteri atau virus
  • Menghindari alergen atau iritasn baik dari bahan kimia maupun polutan udara penyebab peradangan
  • Melakukan penatalaksanaan asma dan alergi sesuai rekomendasi dokter
  • Melakukan pembilasan pada hidung dengan menggunakan semprotan garam untuk meningkatkan aliran lendir dan menghilangkan iritan
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment