Seladren : Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Jika seledri sudah tidak asing lagi dikonsumsi, sepertinya lain dengan seladren. Seladren atau juga disebut tespong, sekilas memang terlihat mirip dengan seledri, namun terasa agak lebih kaku dan tebal dibandingkan seledri.

Seladren ternyata mengandung cukup banyak khasiat bagi kesehatan dikarenakan nutrisi aktifnya yang beragam. Seladren dikenal telah digunakan sebagai tumbuhan herbal selama ribuan tahun belakangan di beberapa negara di Asia.

seladren
Seladren (Oenanthe javanica)

Tentang Seladren

Seladren termasuk salah satu tumbuhan dari suku adas-adasan (Apiaceae). Seladren merupakan tumbuhan kecil yang dapat dipanen setiap tahun, tingginya sekitar 9 hingga 16 inci.

Seladren dikabarkan berasal dari Asia dan sejak zaman kuno telah tersebar luas di banyak negara Asia, dari Pakistan ke Jepang dan Taiwan, dan dari Cina utara sampai ke bagian tropis Australia (Queensland).[1,2,3]

Daun seladren tumbuh dengan rimbun, berwarna hijau dan menyirip, sekilas tampak menyerupai daun peterseli atau seledri pipih besar. Tangkai daunnya sekitar 12 cm, sering kali menutupi sebagian besar panjangnya, helai daunnya berbentuk lonjong hingga bulat telur dengan tepi bergerigi atau mungkin hampir seluruh tepinya.[1,3,6]

Sedangkan batang seladren tumbuh sepanjang 10-100 cm, silinder, tebal, tegak atau menanjak dan merambat dari pangkal, berlubang, memiliki banyak cabang, dan kadang berwarna merah. Batang seladren cukup rapuh dan mudah patah serta berakar.[2,3,6]

Seladren juga memiliki bunga-bunga kecil berwarna putih yang bermekaran berbentuk payung di ujung tangkai pada akhir musim panas / awal musim gugur.

Gagang bunganya beralur membujur, panjangnya mencapai 25 cm. Kelopak bunganya bulat telur, hingga 2 mm × 1 mm, tidak berbulu, memiliki benang sari paten dengan filamen putih, dan kepala sari kecil berwarna coklat kekuningan.[2,3,6]

Seladren tumbuh subur di wilayah beriklim tropis atau sedang dan tidak bisa tumbuh di tempat yang teduh, mereka lebih menyukai tanah basah dan bisa tumbuh di air.[1,2,3]

Fakta Menarik Seputar Seladren

  • Seladren disebut juga dengan bacarongi di Sumatera, pampung di Jawa, dan tespong Sunda.[3]
  • Di sebagian besar negara Asia Tenggara, seladren adalah sayuran minor, dikumpulkan dari alam liar atau dibudidayakan dalam skala kecil, tetapi merupakan salah satu sayuran hijau yang paling umum di dataran tinggi Papua Nugini.[3]
  • Seladren juga memiliki jenis daun yang berwarna merah. Tetapi seladren merah yang diambil dari alam liar sebaiknya dihindari karena bentuk merah ini paling mudah tertukar dengan spesies beracun terkait.[3]
  • Seladren adalah satu-satunya tumbuhan dalam genus Oenanthe yang tidak beracun. Hal ini sering disalahartikan sebagai beberapa kerabatnya yang beracun, seperti tanaman tetes air hemlock yang mematikan, tanaman umum di Inggris yang telah menyebabkan banyak kematian karena keracunan.[4]
  • Semua bagian seladren, dari pucuk muda hingga akarnya, dapat dimakan sebagai bahan sayuran dan penyedap rasa, dan dihargai cukup tinggi.[4]
  • Daun seladren memiliki aroma herba yang khas hampir seperti seledri atau parsley. Sedangkan rasa seladren hampir mirip seperti wortel atau peterseli.[1,6]

Kandungan Gizi Seladren

Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram seladren.[5]

NamaJumlahSatuan Unit
Total kalori17cal
Karbohidrat3.3g
Total serat makanan2.5g
Lemak total0.1g
Protein2g
Vitamin A160µg
Vitamin E0.7mg
Vitamin B10.04mg
Vitamin B20.13mg
Niacin1.2mg
Vitamin B60.11mg
Folat110µg
Asam pantotenat0.42mg
Vitamin C20mg
Kalsium34mg
Magnesium24mg
Fosfor51mg
Zat besi0.3mg
Kalium410mg
Natrium19mg
Zinc0.3mg
Tembaga0.15mg
Mangan1.24mg

Seladren disebut kaya akan nutrisi, terutama vitamin dan mineral. Ini Tumbuhan ini mengandung sejumlah tinggi beta-karoten, zat besi, vitamin K, vitamin E, dan kandungan asam folat. Selain itu juga mengandung riboflavin, kalsium, dan protein.[4,5,6]

Kandungan Senyawa Dalam Seladren

  • Daun seladren yang kaya klorofil memiliki sifat antioksidan dan pencegahan terhadap kerusakan materi genetik, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan.[4]
  • Seladren mengandung beberapa senyawa fitokimia seperti kumarin, avonoid dan avonoid glikosida, dan polifenol.[6]
  • Seladren juga mengandung senyawa lain seperti sitosterol, butanedioic, dan falcarindiol.[6]
  • Senyawa periscarin yang ditemukan pada seladren telah dikonfirmasi sebagai komponen utama tanaman ini.[6,8]

Manfaat Seladren Untuk Kesehatan

Sejumlah senyawa aktif dari seladren diketahui memiliki banyak manfaat untuk pencegahan penyakit dan juga pengobatan. Secara umum, seladren disebut sebagai tanaman herbal berharga yang dikonsumsi dan digunakan oleh negara-negara Asia Timur.[6]

  • Mencegah Penyakit Hati

Sebuah percobaan dilakukan dengan memberikan ekstrak air mendidih seladren (dengan dosis setara dengan 12g bahan segar / kg) pada tikus Wistar. Hasil menunjukkan ekstrak tersebut memberikan efek penekanan yang signifikan terhadap peningkatan kadar bilirubin serum dan penurunan fungsi serta kematian sel hati.[6]

Selain itu, senyawa total fenolat dari seladren juga memberikan efek perlindungan terhadap beberapa model cedera hati yang berbeda pada tikus eksperimental, termasuk cedera hati akut, radang hati kronis, peningkatan kadar bilirubin hati yang menyebabkan penyakit kuning, dan hati dengan kelebihan lemak non-alkoholik.[6]

Ektstrak dari akar menunjukkan hasil yang jauh lebih nyata daripada ekstrak daun dan batang untuk mengobati sel kanker hati manusia.[7]

Studi lain mengungkapkan bahwa ekstrak air mendidih dan ekstrak n-butanol dari pengobatan seladren secara efektif dapat menurunkan kadar trigliserida plasma dan kadar gula darah.[6]

  • Menurunkan Kadar Gula Darah

Pemberian ekstrak air seladren (10 dan 20 g / kg per hari) yang diminum selama 2 hari secara signifikan terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus normal dan tikus dengan glukosa tinggi yang dipicu oleh zat aloksan, tetapi tidak mempengaruhi tikus dengan glukosa tinggi yang dipicu oleh zat adrenalin.[6]

Selain itu, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air seladren (50, 100, dan 200g / kg) secara signifikan dapat menekan kadar glukosa darah dan meningkatkan penurunan kandungan insulin pada tikus yang dipicu oleh streptozotocin.[6]

Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa persicarin yang ditemukan pada seladren melindungi dari kerusakan hati dengan mengurangi ketegangan akibat kelebihan radikal bebas dan respon peradangan dalam kondisi glukosa yang tinggi. Dengan demikian, persicarin dapat berfungsi sebagai agen terapeutik potensial untuk pengobatan diabetes mellitus.[8]

Studi menunjukkan bahwa pemberian seladren melalui infus intravena (1,5 g / kg) dapat secara signifikan meningkatkan toleransi terhadap nilai batas peningkatan denyut jantung, gangguan irama jantung, dan serangan jantung. Selain itu, juga berpotensi membuat irama jantung yang terganggu pada tikus berubah kembali normal.[6]

Selain itu, kandungan persicarin dan isorhamnetin-3-O-galactoside yang ditemukan pada seladren diketahui memiliki potensi terapi untuk pengobatan penyakit pembuluh darah yang parah dan menekan aktivitas sinyal peradangan, sehingga mungkin berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung.[6]

  • Menurunkan Risiko Kanker

Senyawa total ekstrak asam fenolat dari seladren telah terbukti mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker manusia (HepG2) dan sel kanker usus besar manusia (HCT116 dan HT29).[6]

  • Meningkatkan Perlindungan Saraf

Studi mengungkapkan bahwa pengobatan dengan ekstrak seladren (dengan dosis 200 mg / kg) menunjukkan efek perlindungan pada saraf piramida otak dari ketidaklancaran aliran darah otak, yang dapat berpotensi menyebabkan stroke.[6]

Efek virus anti-hepatitis B dari seladren diamati dalam sistem kultur sel hati manusia dan model bebek yang terinfeksi hepatitis B. Total kandungan fenolat, avones, dan ekstrak etil asetat dari seladren telah terbukti memiliki aktivitas anti-hepatitis B yang signifikan.[6,10]

Ekstrak flavon dari seladren menunjukkan efek penghambatan yang signifikan terhadap munculnya indikator penyakit hepatitis (HBsAg dan HBeAg) pada sel hati manusia dalam konsentrasi yang masih aman dan tidak mengandung racun.[6,10]

Selain itu juga terbukti dapat menghambat kadar virus hepatitis B dalam DNA bebek pada model bebek yang terinfeksi hepatitis B dengan konsentrasi 0,50 dan 1,00 g / kg.[6,10]

Hasil menunjukkan puncak penghambatan maksimum viremia (masa di mana virus masuk ke peredaran darah) adalah pada dosis 1,00 g / kg dan mencapai 54,3% pada hari ke 5 dan 64,5% pada hari ke 10. Sehingga seladren dianggap cukup menjanjikan sebagai anti-virus hepatitis B.[6,10]

Efek Samping Seladren

Meskipun kaya akan nutrisi, seladren juga dapat berdampak merugikan apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Seladren sering disalahartikan sebagai tanaman tetes air hemlock yang beracun dan mematikan, sehingga perlu diperhatikan dengan teliti sebelum memilihnya.[4,9]

  • Berpotensi Menyebabkan Keracunan

Konsumsi seladren kering dalam jumlah yang banyak secara signifikan dapat memicu penurunan berat badan. Selain itu, total ekstrak asam fenolat dari seladren pada dosis tinggi menunjukkan efek beracun.[6]

Sekelompok kasus delapan orang dewasa mengkonsumsi akar hemlock liar yang sudah dibersihkan. Setelah 10 jam, salah satu dari mereka mengalami kejang yang berlangsung sekitar 5 menit dan segera dilarikan ke puskesmas.[9]

Secara bertahap setelahnya, satu orang lainnya merasa tidak sehat, mual dan mulai muntah, kemudian mengalami kejang selama sekitar 3 menit dan segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat. Setibanya di UGD, pasien masih sadarkan diri namun mengalami halusinasi penglihatan, peningkatan denyut jantung, dan pembesaran pupil.[9]

Kemudian disusul beberapa orang sisanya mengalami mual, muntah, lesu, berkeringat, dan demam ringan dengan derajat yang berbeda-beda.[9]

Keracunan hemlock, yang sangat mirip dengan seladren, jarang terjadi pada manusia dan laporan kasus ini termasuk kejadian yang sangat tidak biasa. Konstituen beracun paling utama dari seladren adalah oenanthotoksin. Konsentrasi racun ini paling tinggi ditemukan di bagian akar tanaman dan konsumsi dalam jumlah yang sangat kecil dapat berakibat fatal.[9]

Tips Konsumsi Seladren

Seluruh bagian seladren dikatakan bisa dikonsumsi, termasuk benihnya. Namun sebaiknya hindari mengkonsumsi seladren secara berlebihan karena dikabarkan berpotensi mengandung senyawa beracun.[1,9]

Ide Penyajian Seladren

  • Daun dan batangnya bisa dipotong halus dan digunakan sebagai taburan pada hidangan gurih apapun atau digunakan sebagai bumbu dalam sup dll.[1,4]
  • Akar seladren juga dapat dimasak dan sangat digemari di Jepang.[1]
  • Sedangkan di Korea, seladren biasa digunakan sebagai penyedap kimchi, dan sebagai sayuran dalam hidangan batu panas bibimbap dan sup ikan, Maeuntang.[4]
  • Seladren juga dapat digunakan untuk memperkaya rasa untuk quiches, sandwich, dan casserole.[4]

Tips Penyimpanan Seladren

Setelah dipanen, seladren rawan layu, sehingga perlu disimpan dengan cara yang benar agar tidak layu dan kehilangan nutrisinya.[4]

  • Tata seladren secara longgar di dalam wadah, kemudian simpan di lemari es. Seladren dapat bertahan dengan baik selama beberapa hari. Sebaiknya segera konsumsi seladren, setelah panen.[4]
  • Jika tanaman seladren tersedia dengan akarnya utuh, letakkan di dalam toples berisi air dan simpan di lemari es agar bisa bertahan lebih lama.[4]
Seladren memiliki rasa dan rupa yang hampir mirip dengan seledri, meskipun keduanya jelas berbeda. Rasa yang ditawarkan seladren juga tidak jauh berbeda dengan seledri, parsley, dan wortel. Sebaiknya perhatikan dengan baik sebelum mengkonsumsi seladren untuk menghindari potensi keracunan. Kandungan utamanya, persicarin, dapat membantu mencegah penyakit hati, diabetes, dan masalah jantung seperti aritmia. 
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment