Silver sulfadiazine merupakan golongan obat antibiotik sulfa. Obat ini mampu menghentikan pertumbuhan bakteri yang telah menginfeksi luka. [1]
Silver sulfadiazine diberikan izinnya oleh FDA pada tanggal 26 November 1973. Obat ini termasuk ke dalam bahan aktif baru pada masanya. [2]
Daftar isi
Apa itu Silver Sulfadiazine?
Berikut ini adalah informasi mengenai silver sulfadiazine seperti indikasi, kontraindikasi, peringatan dan lain sebagainya: [2,3]
Indikasi | Penanganan dan pencegahan infeksi pada luka bakar berat |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Antibiotik Topikal |
Bentuk | Krim |
Kontraindikasi | Hipersensitif terhadap sulfonamide. Porfiria (sekelompok penyakit yang muncul akibat penumpukan porfirin dalam tubuh). Bayi prematur. Bayi berusia kurang dari 2 bulan. Ibu hamil dan menyusui. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Silver Sulfadiazine: → Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati → Pasien dengan defisiensi G6PD (gangguan metabolisme bawaan akibat kekurangan enzim G6PD) |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Topikal/ Dioleskan: Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil |
Manfaat Silver Sulfadiazine
Silver sulfadiazine digunakan dalam perawatan dan pencegahan infeksi pada pasien yang menderita luka bakar berat (tingkat 2 dan 3). [4]
Dosis Silver Sulfadiazine
Silver sulfadiazine hanya diberikan kepada pasien dewasa. Berikut ini adalah dosis yang digunakan: [3]
Dosis Silver Sulfadiazine Dewasa
Topikal/Dioleskan ⇔ Penanganan dan pencegahan infeksi pada luka bakar berat → Sebagai krim 1% → Oleskan 1 s/d 2 kali sehari pada area yang terluka |
Efek Samping Silver Sulfadiazine
Selain dapat menangani infeksi pada luka bakar, pemberian silver sulfadiazine juga dapat menimbulkan efek samping sebagai berikut: [3]
- Mual
- Muntah
- Diare
- Hipersensitivitas
- Reaksi kulit
- Hematuria (terdapat darah pada urin)
- Kristaluria (terdapat kristal pada urin)
- Trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit dalam darah)
- Leukopenia (rendahnya kadar sel darah putih dalam darah)
- Eosinofilia (tingginya kadar eosinofil dalam darah)
- Sindrom Stevens-Johnson (kelainan serius pada kulit, dalam mulut, dubur, alat kelamin dan mata)
- Agranulositosis (kondisi saat sumsum tulang gagal membentuk granulosit/salah satu jenis sel darah putih)
- Penyakit kuning
- Hepatitis
Adapun gejala efek samping bagi tenaga medis adalah sebagai berikut: [2]
- Hematologis
- Umum (1% s/d 10%): leukopenia
- Frekuensi tidak dilaporkan: penurunan jumlah neutrofil, penghambatan sel darah putih, agranulositosis, anemia aplastik (anemia yang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi sel darah baru dalam jumlah cukup), trombositopenia, anemia hemolitik (anemia yang terjadi akibat tubuh terlalu cepat menghancurkan sel darah merah)
- Kulit
- Umum (1% s/d 10%): pruritus (gatal), ruam pada daerah yang diolesi, eksim (peradangan kulit yandg ditandai dengan ruam merah, kulit kering, gatal), dermatitis kontak (peradangan kulit akibat kontak dengan bahan tertentu)
- Jarang (kurang dari 0,1%): argiria (kondisi kulit berwarna abu-abu atau biru akibat terpapar silver secara berlebihan)
- Frekuensi tidak dilaporkan: kematian jaringan kulit, eritema multiformis (ruam kulit berwaran kemerahan dan berbentuk lesi yang timbul akibat infeksi atau pengobatan), perubahan warna kulit, sensasi terbakar pada kulit, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermak toksik (gangguan kulit yang dapat menyebabkan penderitanya kehilangan lapisan luar kulit), dermatitis eksfoliatif (peradangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi terkelupas)
- Ginjal
- Sangat jarang (kurang dari 0,01%): gagal ginjal
- Frekuensi tidak dilaporkan: nefritis interstitial (infeksi yang menyebabkan ginjal meradang dan membengkak)
- Hati
- Frekuensi tidak dilaporkan: hepatitis, kematian jaringan hati
- Sistem saraf
- Frekuensi tidak dilaporkan: reaksi sistem saraf pusat
- Sistem pencernaan
- Frekuensi tidak dilaporkan: reaksi pada saluran cerna
Detail Silver Sulfadiazine
DI bawah ini adalah tabel berisi informasi mengenai silver sulfadiazine seperti penyimpanan, cara kerja dan lain-lain: [2,3]
Penyimpanan | Krim → Simpan pada suhu ruang dan tempat kering → Lindungi dari panas |
Cara Kerja | → Deskripsi: silver sulfadiazine memiliki aktivitas antimikroba yang luas. Obat ini aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif, begitu juga dengan beberapa jenis ragi dan jamur. Garam silver bekerja terutama pada dinding sel dan membran untuk mengacaukan keutuhan sehingga mengganggu enzim potensial, DNA dan RNA bakteri. Hal ini menyebabkan kematian sel. Farmakokinetik Penyerapan: sulfadiazine dilepaskan secara perlahan ketika obat ini kontak dengan keropeng luka. Sekitar 10% sulfadiazine mungkin diserap. |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan efek antidiabetes dari sulfonilurea → Tidak bersifat antagonis terhadap PABA (para aminobenzoic acid) |
Pertanyaan Seputar Silver Sulfadizine
Apakah harus mencuci tangan sebelum mengoleskan silver sulfadiazine?
Ya, sebelum mengoleskan obat ini sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu. [2]
Apakah boleh menghentikan pemakaian silver sulfadiazine sebelum waktu yang ditentukan jika luka telah membaik?
Gunakan silver sulfadiazine seperti yang diperintahkan dokter, jangan mengurangi pemakaian walaupun luka telah membaik. [2]
Apakah silver sulfadizine dapat diolekan langsung oleh tangan?
Sebaiknya selama mengoleskan silver sulfadiazine gunakanlah sarung tangan khusus. [2]
Apakah penggunaan silver sulfadiazine dapat menimbulkan sunburn?
Obat silver sulfadiazine dapat membuat kulit lebih mudah mengalami sunburn. [2]
Apakah pemakaian silver sulfadiazine dapat menyebabkan infeksi sekunder?
Penggunaan silver sulfadiazine yang lebih lama dari yang dianjurkan akan menyebabkan infeksi sekunder. [2]
Contoh Obat Silver Sulfadiazine (Merek Dagang) di Pasaran
Berikut ini adalah beberapa merek dagang dari silver sulfadiazine: [3]
Brand Merek Dagang |
Burnsil |
Innoxiderm |
Silvedex |
Flammazine |