Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Stimulan SSP merupakan obat yang meningkatkan kadar beberapa neurokimia di otak sehingga meningkatkan kewaspadaan, kesadaran, energi, dan aktivitas fisik. Obat ini juga meningkatkan tekanan darah, denyut... jantung, dan laju napas. Indikasi obat ini termasuk depresi, ADHD, dan narkolepsi. Jenis obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Gangguan pada tidur yang menyebabkan kantuk parah dan serangan tidur pada siang hari yang terjadi secara tiba-tiba disebut dengan narkolepsi. Penyakit ini dapat membuat tertidur kapan saja, dan akan membuat tidur di malam hari menjadi tidak nyenyak[1].
Tanda dan gejala yang dapat muncul antara lain yaitu tidur dengan kegelisahan, kantuk yang parah di siang hari, tidak dapat bergerak juga berbicara disaat tertidur atau dari bangun tidur, kekuatan otot yang hilang secara tiba-tiba, dan halusinasi karena mimpi saat tidak sepenuhnya tidur[1].
Daftar isi
Fungsi Stimulan SSP
Stimulan SSP (sistem saraf pusat) merupakan sekelompok obat yang merangsang otak, membuat proses mental dan fisik menjadi dipercepat. Stimulan SSP berfungsi dalam membuat energi, perhatian dan juga kewaspadaan menjadi meningkat, juga pada tekanan darah, detak jantung, dan laju pada pernapasan ikut meningkat[2].
Stimulan SSP dapat mengurangi kebutuhan untuk tidur, membuat nafsu makan menjadi berkurang, membuat kepercayaan diri dan konsentrasi menjadi meningkat, dan juga membuat hambatan berkurang[2].
Belum dapat dipastikan bagaimana stimulan SSP bekerja, namun para ahli menduga stimulan SSP bekerja dengan meningkatkan neurotransmiter di otak, seperti dopamin, norepinefrin, atau serotonin. Efek lainnya juga akan muncul, sesuai pada obat yang sebenarnya, contohnya saja dengan phentermine yang mungkin secara tidak langsung membuat kadar leptin meningkat, leptin merupakan zat yang akan memberitahu bahwa kita merasa kenyang[2].
Stimulan SSP berguna dalam mengobati keadaan tertentu yang ditandai dengan gejala kelelahan yang berkepanjangan, ketidakmampuan dalam berkonsentrasi atau rasa kantuk berlebih. Juga dapat digunakan dalam membuat berat badan menjadi menurun dengan seseorang yang sangat gemuk[2].
Stimulan SSP telah digunakan untuk keadaan[2]:
- Gangguan defisit perhatian
- Kelesuan kronis
- Narkolepsi
- Apnea neonatal
- Obesitas morbid tidak responsif terhadap pengobatan lain
- Sindrom takikardia postural ortostatik
- Depresi berkepanjangan
Pada beberapa orang menyalahgunakan sekelompok obat-obatan ini karena fungsinya yang dapat meningkatkan energi. Pada beberapa obat dari sekelompok obat stimulan SSP, dalam sementara waktu juga dapat menyebabkan kepercayaan diri menjadi meningkat atau euforia singkat[2].
Penyakit yang Diatasi dengan Stimulan SSP
Beberapa penyakit yang diatasi dengan stimulan SSP, yaitu[2]:
- ADHD
- Apnea Prematuritas
- Binge Eating Disorder
- Depresi
- Sindrom Dravet
- Kantuk
- Narkolepsi
- Kegemukan
- Obstructive Sleep Apnea / Hypopnea Syndrome
- Depresi Pernafasan
- Kegagalan Pernafasan
- Gangguan Tidur Kerja Shift
- Penurunan Berat Badan
Sindrom Dravet merupakan epilepsi yang langka dan dimulai pada anak sehat yang masih bayi. Keadaan ini akan membuat banyak kejang yang sulit di kendalikan. Penyakit ini tidak ada obatnya, namun terdapat obat yang bisa membantu[6].
Tanda pertamanya adalah kejang yang muncul ketika bayi sedang demam, yang disebut dengan kejang demam. Gejala ini belum tentu bahwa anak akan mengalami sindrom dravet. Setelah kejang pertama terjadi, selanjutnya akan mengalami lebih banyak kejang, dan akan mengalami sindrom dravet[6].
Bayi dengan penyakit ini akan mengalami kejang demam, namun kejang yang tidak selalu terkait dengan demam. Ketika suhu tubuh meningkat atau dari mandi dengan air hangat, juga musim panas yang hangat, bahkan juga di saat tidak sakit, anak dengan kondisi sindrom dravet dapat mengalami kejang. Pemicu lainnya adalah cahaya yang terang, stres atau terlalu bergembira[6].
Cara Kerja Stimulan SSP
Belum dapat dipastikan bagaimana stimulan SSP bekerja, namun para ahli menduga stimulan SSP bekerja dengan meningkatkan neurotransmiter di otak, seperti dopamin, norepinefrin, atau serotonin[2].
Melalui phentermine yang merupakan amina simpatomimetik akan bekerja dengan memberikan efek penekan nafsu makan dari mekanisme efek sekunder oleh SSP, yang termasuk dalam melepaskan norepinefrin melalui stimulasi hipotalamus[5].
Pada saluran gastrointestinal, obat ini diserap dengan mudah dengan plasma puncak kisaran antara 3-4,4 jam. Volume distribusi obatnya mencapai 348 L dengan protein plasma yang terikat sekitar 17,5%[5].
Melalui hidroksilasi p dan oksidasi- N obat ini bermetabolisme, terutama pada isoenzim CYP3A4. Pengeluarannya melalui urin kisaran 62 hingga 85%, dengan paruh waktunya mencapai 20 jam[5].
Dalam meningkatkan kadar neurotransmiter stimulan SSP mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menentukan efek serta efek samping yang akan terjadi pada tubuh. Perbadaan pada waktu berindak juga terjadi, bagaimana seberapa cepat obat ini akan muali bekerja[2].
Untuk meningkatkan efeknya, beberapa stimulan SSP dimodifikasi, contohnya saja, untuk menembus otak dengan lebih baik dan dengan tidak merusak jantung, kelompok metil akan ditambahkan pada amfetamin untuk membuat metamfetamin menjadi bertahan lebih lama[2].
Contoh Obat Stimulan SSP
Stimulan SSP tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, larutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara yang lainnya dijual bebas di apotek dan ada yang dihentikan.
Beberapa contoh stimulan SSP yang dijual bebas dan dengan resep dokter juga dihentikan termasuk[2]:
- Phendimetrazine
- Phentermine
- Pemoline
- Methamphetamine
- Dextroamphetamine
- Dietilpropion
- Methylphenidate
- Amphetamine / dextroamphetamine
- Kafein
- Modafinil
- Lisdexamfetamine
- Dexmethylphenidate
- Armodafinil
- Benzphetamine
- Pitolisant
- Atomoxetine
- Doxapram
- Fenfluramine
Phendimetrazine merupakan amina simpatomimetik, yang sama dengan amfetamin. Obat ini akan merangsang sistem saraf pusat, yang akan meningkatkan detak jantung juga tekanan darah dan akan menurunkan nafsu makan. Dapat digunakan bersama dengan diet dan olahraga dalam mengobati obesitas[3].
Efek Samping Stimulan SSP
Stimulan SSP dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari antihistamin generasi pertama termasuk[3,4]:
- Kemerahan
- Peningkatan keringat
- Peningkatan buang air kecil
- Pusing
- Penglihatan kabur
- Mulut kering
- Mual
- Diare
- Sembelit
- Sakit perut
- Peningkatan atau penurunan minat pada seks
- Gatal
- Rasa tidak enak di mulut
Penyalahgunaan obat stimulan SSP dapat menyebabkan banyak efek samping yang tidak menyenangkan bahkan dapat berakibat fatal[2].
Stimulan SSP akan membuat ketagihan pada penggunanya, dapat terjadi dengan cepat atau hanya dalam beberapa kali pemakaian saja, juga dalam beberapa kasus dengan sekali pakai. Akan lebih banyak obat lagi yang di ambil dalam mempertahankan tinggi yang di inginkan[2].
Paranoia, psikosis parah, depresi berat, dan mempunyai pikiran untuk bunuh diri merupakan penyebab dalam penyalahgunaan stimulan SSP. Hal ini akan membuat seseorang memengaruhi kemampuannya dalam mempertahankan pekerjaan juga akan membuat kerusakan dalam hubungan. Seseorang yang menyalahgunakan stimulan SSP juga akan mengalami penyakit dan disfungsi seksual[2].
Tidak boleh menggunakan phendimetrazine bila sedang hamil atau menyusui. Penurunan berat badan selama kehamilan akan membahayakan bayi yang belum lahir, juga bila kelebihan akan berat badan. Katakanlah pada dokter bila sedang hamil atau menyusui[3].