Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sulfonamida adalah obat golongan sulfa. Salah satu golongan obat ini adalah antibiotik. Antibiotik sulfonamide bekerja secara bakteriostatik, yaitu menghentikan pertumbuhan bakteri tanpa membunuhnya. Salah
Infeksi bakteri adalah perkembangbiakan strain bakteri yang berbahaya yang ada di dalam tubuh. Bakteri dapat menginfeksi seluruh area tubuh. Penyakit pneumonia, meningitis, dan juga keracunan makanan merupakan beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri berbahaya[1].
Bakteri terdiri dari tiga bentuk dasar, yaitu berbentuk batang (basil), bulat (cocci), atau heliks (spirilla). Bakteri juga diklasifikasikan sebagai gram positif yang memiliki dinding sel yang tebal, sedangkan gram negatif tidak memiliki dinding[1].
Daftar isi
Sulfonamida merupakan obat antibiotik yang di anggap sebagai bakteriostatik yang berfungsi untuk menghambat biosintesis bakteri asam folat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel. Sulfonamida memiliki cara kerja antimikroba terhadap organisme gram positif dan gram negatif yang menyebabkan infeksi bakteri[2].
Berikut fungsi dan kegunaan dari Sulfonamida[3]:
Sulfonamida paling umum digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih untuk pencegahan parasit. Selain itu, obat ini juga dapat mengobati infeksi malaria dengan kombinasi obat lain. Sulfonamida dengan asam 5-aminosalicyclic digunakan untuk penyakit radang usus dalam jangka waktu yang sangat panjang[2].
Sulfonamida terbagi menjadi dua bagian, yaitu sulfonamida Antibiotik dan Sulfonamida non-antibiotik.
Sulfonamida antibiotik diekskresikan dengan sangat cepat dan sangat larut di dalam urin. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih[2].
Sulfonamida non-antibiotik dianggap memiliki sifat anti-inflamasi atau imunomodulator meskipun cara kerjanya yang tepat dalam beberapa kondisi tidak diketahui[2].
Berikut ini beberapa penyakit yang diatasi dengan Sulfonamida[3]:
Sulfonamida (obat sulfa) bekerja dengan cara mengikat dan menghambat enzim tertentu yang disebut dengan dihydropteroate synthase (DHPS). Enzim ini sangat penting untuk sintetis folat dan nutrisi penting. Sintetis folat butuh reaksi kimia yang terdiri dari 2 molekul yaitu DHPP dan PABA yang dikatalisis oleh DHPS[4].
Bakteri yang sangat resisten terhadap Sulfonamida mengalami mutasi pada bagian enzim DHPS. Terjadinya mutasi ini antara 2 floppy loop yang berada pada enzim yang sedang aktif. Antibiotik Sulfa bekerja untuk menggantikan PABA. Antibiotik sulfa yang ditanam di dalam kristal enzim[4].
Obat ini diserap dengan sangat cepat setelah pemberian oral dengan ketersediaan hayati 85-90%. Konsentrasi dicapai kira-kira 3 hari dengan pemberian yang berulang. Konsentrasi serum puncak dicapai dana 1-4 jam setelah pemberian dosis tunggal[5].
Obat sulfa didistribusikan setelah dosis oral tunggal sekitar 13 Liter. Obat ini menyebar ke bagian dahak, cairan vagina, telinga tengah, ASI, dan plasenta. Pendistribusian yang secara luas ke berbagai tempat jaringan setelah pemberian oral menyebar dengan sangat baik.
Pendistribusian secara efisien kedalam cairan vagina, dan konsentrasi yang lebih tinggi pada serum. Obat ini melewati penghalang plasenta dan masuk ke dalam ASI dan diekskresikan dalam tinja. Dengan eliminasi melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubular di ginjal dengan konsentrasi urin jauh lebih tinggi daripada konsentrasi plasma[5].
Sekitar 10%-20% obat sulfa dimetabolismekan melalui hati dan sebagian besar diekskresikan dalam uin dengan waktu 24 jam. Untuk pemulihan ekskresi dalam urin dengan waktu 48 jam dimana sisanya di ekskresikan dalam susu manusia[5]. Sulfonamida oral di ekskresikan dengan sangat cepat dan mudah larut dalam urin. Obat oral ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi salurah kandung kemih[3].
Sulfonamida bekerja dengan cara mengganggu terbentuknta asam folat pada bakteri. Asam folat merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh bakteri sebagai pembentuk menjadi asam nukleat, DNA, dan RNA yang membuat bakteri agar dapat berkembang biak. Jika bakteri tidak dapat berkembangbiak dengan baik, berarrti proses pembentukan asam folat terganggu.
Sulfonamida tersedia dalam bentuk tablet dan solution yang hanya bisa didapat dari resep dokter dan sebagian ada yang dihentikan atau tidak beredar lagi. Berikut ini contoh dari obat Sulfonamida[3].
Contoh obat Sulfonamida Antibiotik, diantaranya[2] :
Contoh obat Sulfonamida non-antibiotik[2]:
Sulfametoksazol dengan trimetoprim merupakan obat kombinasi antibiotik yang banyak digunakan untuk mengobati infeksi bakteri ringan hingga sedang sebagai profilaksis untuk melawan infeksi oportunistik. Obat kombinasi ini telah dikaitkan dengan kasus langka penyakit cedera hati akut[6].
Obat kombinasi ini digunakan untuk terapi infeksi serta sebagai pencegahan infeksi oportunistik dengan Pneumocystis jiroveci yang memiliki kekurangan kekebalan. Kedua obat ini bekerja sebagai penghambat sintesis folat yang menghambat produksi dihidrofolat dari asam para-aminobenzoat[6].
Kedua obat kombinasi ini direkomendasikan untuk orang dewasa dan anak-anak yang terkena infeksi saluran kemih, bronkitis, sinusitis, dan otitis[2].
Sulfisoksazol adalah antibakteri sulfonamida dengan substituen oksazol yang memiliki aktivitas antibiotik terhadap berbagai organisme gram negatif dan gram positif. Obat ini memiliki peranan sebagai obat antibakteri dan alergen obat[7].
Pemberian dosis obat jika digunakan berlebihan bisa menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, termasuk dengan Sulfonamida. Berikut ini efek samping umum dari Sulfonamida yang terbagi menjadi dua bagian.
Beberapa efek samping Sulfonamida Antibiotik, diantaranya[8] :
Beberapa efek samping Sulfonamida Non-Antibiotik, dianataranya[9,10] :
Untuk Antibiotik sulfonamida memiliki struktur yang dapat berkontribusi untuk reaksi alergi yang lebih tinggi. Sedang untuk non-antibiotik tidak memiliki struktur ini. Obat yang mengandung sulfonamida dapat menyebabkan reaksi alergi dan non alergi[3].
Pasien dengan infeksi HIV memiliki peningkatan reaksi alergi yang sangat tinggi. Efek samping yang jarang terjadi seperti ruam kulit alergi yang parah, sindrom Stevens-Johnson , demam obat, serum sickness, agranulositosis, anemia aplastik, nefritis, pankreatitis, kebingungan, ataksia, dan kejang[2].
Di Amerika formulasi sulfonamida yang digunakan secara umum seperti sulfadiazin, sulfadoksin, dan sulfisoksazol serta formulasi kombinasi termasuk sulfasalazin dan trimetoprim-sulfametazol (TMP-SMZ, juga disebut sebagai kotrimoksazol)[7].
Penggunaan Sulfonamida bisa menyebabkan kulit sensitif terhadap matahari. Untuk pasien yang menggunakan Sulfonamida dianjurkan untuj mengenakan tabir surya atau pakaian berlengan panjang untuk mengindari paparan langsung dari sinar matahari[11].
Penggunaan sulfonamida dapat menyebabkan bilirubin menjadi tergeser dari protein yang ada di dalam darah bayi. Perpindahan ini menyebabkan penyakit kuning dan sangat berbahaya bagi bayi. Obat ini tidak dianjurkan pada masa kehamilan. Selain itu, tidak dianjurkan juga untuk menyusui, akrena obat ini di ekskresikan di dalam asi yang dapat menyebabkan kernikterus[11].
1) Action Bioscience: "Bacteria - More Than Pathogens."
2) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Sulfonamida. 2017.
3) Anonim. Drugs.com. Sulfonamida. 2021.
4) Anonim. Nih,gov. How Sulfa Drugs Work. 2012.
5) Anonim. Drugbank.com. sulfametoksazol. 2021.
6) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Sulfamethoxazole-Trimethoprim. 2017.
7) Anonim. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Sulfisoksazol. 2021.
8) Cerner Multum. Drugs.com. sulfametoksazol / trimetoprim. 2021.
9) Cerner Multum. Drugs.com. Dapson. 2021
10) Cerner Multum. Drugs.com. Chlorthalidone. 2021.
11) Omudhome Ogbru, PharmD. medicinenet.com. Sulfonamida. 2019.