Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Pelemas otot atau muscle relaxant adalah obat yang mempengaruhi fungsi otot rangka dan menurunkan tonus otot. Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala ketidaknyamanan pada otot seperti spasme otot,... nyeri, dan hiperrefleksia. Obat ini juga seringkali digunakan pada prosedur pembedahan agar terjadi kelumpuhan sementara. Masing-masing obat memiliki cara kerja, dosis, dan efek samping yang berbeda-beda. Konsultasikan kepada dokter jika Anda tidak yakin apakah pelemas otot adalah obat yang tepat untuk gejala yang Anda alami. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Gangguan kontrol pada otot yang ditandai dengan tegangnya atau kaku nya otot serta ketidakmampuan dalam mengontrol otot disebut dengan spastisitas. Selain hal ini, refleks dapat bertahan dengan lama dan mungkin akan terlalu kuat, contohnya saja bayi yang mengepalkan tangannya dengan erat[1].
Penyakit ini disebabkan karena ketidakseimbangnya sinyal oleh sistem saraf pusat atau otak dan sumsum tulang belakang ke otot. Gejalanya antara lain[1].
- Tonus otot meningkat
- Rasa sakit
- Kemampuan fungsional menurun
- Postur tubuh tidak normal
- Kontraktur dan deformitas tulang juga sendi
Daftar isi
Fungsi Relaksan Otot Rangka
Relaksan otot rangka merupakan sekelompok obat yang digunakan dalam membuat ketegangan pada otot menjadi mengendur dan berkurang. Dan lebih sederhana disebut dengan pelemas otot
Relaksan otot rangka adalah obat yang digunakan untuk mengendurkan dan mengurangi ketegangan pada otot. Mereka lebih sederhana disebut sebagai pelemas otot[2].
Relaksan otot rangka terutama digunakan dalam pengobatan[2]:
- Spastisitas, yaitu kakunya otot yang disebabkan karena cerebral palsy, multiple sclerosis, atau stroke
- Kejang otot, yaitu kontraksi otot sementara dengan keadaan seperti sakit kepala tegang , nyeri punggung bawah, atau fibromyalgia
- Cervical dystonia adalah keadaan yang menyakitkan, di mana kontraksi otot leher yang tidak sengaja, sehingga menyebabkan kepala menjadi miring ke depan atau ke belakang dengan tidak terkendali
Belum ada bukti yang cukup mendukung dalam keefektifan relaksan otot rangka dalam kejang otot dan bukti ini masih jarang. Terdapat berbagai macam obat dalam relaksan otot rangka[2].
Beberapa mungkin tidak akan cocok pada orang dengan keadaan tertentu seperti pembesaran prostat, glaukoma, masalah usus, epilepsi, miastenia gravis atau penyakit hati juuga ginjal. Juga banyak obat yang akan berinteraksi dengan obat lainnya[2].
Dalam beberapa obat contohnya saja seperti dantrolene, dapat memengaruhi hati dan sampel darah yang diambil sebelum pengobatan dalam memeriksa penyakit pada hati yang sudah ada sebelumnya atau untuk menentukan seberapa baik hati dalam berfungsi sebelum pengobatan dan efek obatnya[2].
Keseluruhan otot akan dipengaruhi oleh relaksan otot dan mungkin akan berbahaya bila otot telah diperlukan dalam keseimbangan atau gerakan yang aman. Beberapa obat dari pelemas otot perlu dikurangi, dari pada dihentikan dengan tiba-tiba[2].
Penyakit yang Diatasi dengan Relaksan Otot Rangka
Berikut beberapa penyakit yang diatasi dengan relaksan otot rangka, meliputi[2]:
- Blepharospasm
- Spastisitas Otak
- Dystonia Serviks
- Migrain Kronis
- Spastisitas Kronis
- Kaki Gagak
- Dystonia
- Kerutan Wajah
- Garis Dahi
- Hiperhidrosis
- Spastisitas Tungkai Bawah
- Hipertermia Ganas
- Migrain
- Pencegahan Migrain
- Otot tegang
- Kandung Kemih Neurogenik
- Otot kelopak mata
- Beser
- Linu panggul
- Sialore
- Spastisitas
- Spastisitas Tulang Belakang
- Strabismus
- Tetanus
- Spastisitas Tungkai Atas
- Frekuensi Kencing
- Inkontinensia Urin
Migrain terjadi terhadap orang yang rentan dan akan mengalami serangan nyeri sekali atau dua kali tiap bulannya. Sedangkan migrain kronis, adalah kondisi seringnya mengalami sakit kepala sampai 15 hari atau bahkan lebih dalam sebulan dan setidaknya selama 3 bulan[4].
Gejala yang bisa muncul yaitu nyeri dengan denyutan yang parah di salah satu sisi kepala, mual, muntah, wajah, tangan juga kaki seperti kesemutan, aura dan merasa pusing. Gejala ini sama halnya dengan migrain biasa, perbedannya hanya pada waktunya saja[4].
Penyebabnya yaitu adanya perubahan bahan kimia pada otak, sehingga terlibat juga aktivitas otak yang tidak normal ini. Pada sebagian orang, memiliki pemicu yang berbeda-beda. Tetapi pemicu yang umum termasuk dengan kurangnya tidur, kafein dan stres[4].
Migrain kronis banyak menyerang wanita, ini dikarenakan adanya perubahan hormon. Pergeseran akan terjadi pada sekitar periode bulanan juga kehamilan serta menopause[4].
Cara Kerja Relaksan Otot Rangka
Beberapa relaksan otot rangka bekerja pada otak atau sumsum tulang belakang dengan membuat jalur saraf yang dirangsang dengan berlebihan menjadi terblokir dan meredam[2].
Dengan demikian, pelamas otot ini bekerja dengan sentral, dan contohnya yaitu termasuk baclofen, methocarbamol, dan tizanidine[2].
Melalui orphenadrine yang merupakan antimuskarinik amina tersier akan bertindak dengan antiparkinson, bekerja dengan menghambat efek kolinergik sentral berlebih yang disebabkan oleh defisiensi dopamin. Hal ini akan membuat kejang otot berkurang yang mungkin dikarena efek seperti atropin terhadap medula atau pusat motorik otak[3].
Onset obat ini kisaran dalam 2-4 jam secara oral dengan penurunan kejang otot berdurasi antara 4-6 jam. Obat ini diserap melalui saluran gastrointestinal dengan mudah, dengan pengikatan protein plasmanya yaitu 20%[3].
Obat ini dimetabolisme hampir seluruhnya menjadi setidaknya 8 metabolit di hati. Pengeluarannya melalui urin kisaran 8% sebagai obat yang tidak berubah dengan paruh waktu antara 14-16 jam[3].
Contoh Obat Relaksan Otot Rangka
Relaksan otot rangka tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, larutan injeksi dan bubuk injeksi. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Beberapa contoh relaksan otot rangka dengan resep dokter termasuk[2]:
- Orphenadrine
- Carisoprodol
- Tizanidine
- Cyclobenzaprine
- RimabotulinumtoxinB
- Metaxalone
- Baclofen
- Chlorzoxazone
- Methocarbamol
- AbobotulinumtoxinA
- OnabotulinumtoxinA
- IncobotulinumtoxinA
- Dantrolene
- PrabotulinumtoxinA
Tizanidine merupakan pelemas otot yang umum untuk diindikasikan dalam kaitannya dengan kasus langka cedera hati akut, dan beberapa di antaranya berakibat fatal. Tizanidine adalah agonis di situs reseptor alfa2-adrenergik. yang berperan sebagaiagonis alfa-adrenergik dan relaksan otot[5].
Baclofen merupakan pelemas otot yang bekerja dengan terpusat dan diresepkan dalam spastisitas dengan multiple sclerosis. Baclofen yang merilekskan otot bertindak sebagai agonis gamma-aminobutyric acid (GABA) khusus untuk reseptor GABA -B[6].
Efek Samping Relaksan Otot Rangka
Relaksan otot rangka yang bekerja secara sentral sering membuat seseorang mengantuk, namun pada beberapa pelemas otot yang bekerja secara perifer, kantuk dapat terjadi[2].
Relaksan otot rangka dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari relaksan otot rangka termasuk[7,8]:
- Pusing
- Mengantuk
- Lemah
- Mual
- Muntah
- Mulut kering
- Sembelit
- Merasa gugup
- Penglihatan kabur
- Gejala seperti flu
- Kesulitan berbicara
- Tes fungsi hati yang abnormal
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Masalah buang air kecil
- Gerakan otot yang tidak terkontrol
Relaksan otot rangka dapat menyebabkan pusing, mengantuk, penglihatan kabur atau sedikit euforia. Jika menggunakan orphenadrine, hindari mengmudi atau mengoperasikan mesin[3].
Orphenadrine merupakan obat pelecehan dan harus waspada dalam menggunakannya, pastikan dengan benar jangan menggunakannya tanpa resep. Catatlah jumlah obat yang digunakan[7].
Tidak boleh enggunakan tizanidine lebih dari 3 dosis (36 mg) dalam sehari. Karena akan membuat hati menjadi rusak. Rasa kantuk akan diperparah apabila digunakan bersama dengan obat flu atau alergi, obat nyeri narkotik, obat tidur, pelemas otot lainnya, dan obat kejang, depresi atau kecemasan[8].
Jangan berhenti menggunakan tizanidine dengan tiba-tiba setelah menggunakannya dengan jangka panjang. Gejala seperti pusing, detak jantung cepat, tremor, dan kecemasan mungkin akan dialami. Tanyakan pada dokter cara yang baik untuk menghentikan penggunaan obat ini[8].