Infeksi saluran kemih di sebabkan oleh bakteri yang masuk ke urin dan naik ke dalam kandung kemih. Lebih dari 8,1% pasien menderita infeksi saluran kemih, dimana kebanyakan 60% wanita dan 12% pria [8].
Daftar isi
- Apa Itu Infeksi Saluran Kemih?
- Jenis Infeksi Saluran Kemih
- Penyebab Infeksi Saluran Kemih
- Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih
- Gejala Infeksi Saluran Kemih
- Diagnosis dan Pemeriksaan Infeksi Saluran Kemih
- Cara Pengobatan Infeksi Saluran Kemih
- Komplikasi dan Efek Infeksi Saluran Kemih
- Cara Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Apa Itu Infeksi Saluran Kemih?
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu kondisi dimana sebagian besar infeksi terdapat pada saluran kemih bagian bawah yaitu kandung kemih dan uretra. Seperti pernyataan sebelumnya, kondisi ISK memang sering ditemukan pada wanita karena jarak uretra yang lebih dekat dengan anus [1].
Pada beberapa kasus, kondisi ini memang tidak menimbulkan komplikasi pada penderita jika ditangani secara serius sejak awal. Namun jika tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan masalah serius seperti infeksi ginjal dan hematuria (kencing berdarah). [1]
Apakah Infeksi Saluran Kemih Menular ?
Infeksi saluran kemih tidak menular terutama dalam hubungan seksual dengan pasangang anda. Hanya saja, anda akan menularkan bakteri kepada pasangan anda saat sedang berhubungan seks.
Contohnya, seperti bakteri E. Coli dimana bakteri ini berada pada bagian anus dan akan menyerang ke bagian lubang vagina dan juga penis. Saat berhubungan seks vaginal inilah, bakteri yang ada pada penis akan masuk ke dalam lubang vagina dan akan berisiko terkena infeksi.
Wanita memang lebih berisiko terkena kondisi yang satu ini karena secara anatomi lebih memungkinkan. Namun tidak sedikit laki-laki yang juga mengalami kondisi penyakit ini.
Maka dari itu, penyakit ini memang dapat menyerang siapa saja baik laki-laki maupun wanita. Bahkan juga segala usia mulai anak-anak hingga dewasa.
Apakah ISK Mempengaruhi Selama Kehamilan ?
Infeksi saluran kemih selama kehamilan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. dan juga kelahiran premature. Selama kehamilan infeksi saluran kemih bisa menyebar sampai ke ginjal.
Segeralah ke dokter jika memiliki gejala infeksi saluran kemih selama kehamilan untuk mencegah hal-hal yang tidak inginkan.
Jenis Infeksi Saluran Kemih
Infeksi dapat terjadi di berbagai bagian saluran kandung kemih, berdasarkan tempat infeksi jenis ISK terbagi menjadi tiga sebagai berikut [1,2, 6, 7]:
- Sistitis (kandung kemih).
Sistitis adalah infeksi kandungan kemih di mana di dalam urin terdapat bakteri. Jenis infeksi ini paling banyak menyerang kaum wanita sekali seumur hidupnya. Jika tidak di obati bisa menyebabkan sakit ginjal.
Penyakit ini tidak berbahaya dan tidak menular kepada orang lain atau pasangan anda saat berhubungan seks. Saat pasien mengalami ISK jenis ini, akan merasa ingin buang air kecil banyak, hingga merasakan terasa sakit saat buang air kecil. Selain itu, penderita juga mungkin mengalami sakit perut bagian bawah dan urin yang keruh atau berdarah.
- Pielonefritis (ginjal).
Pielonefritis adalah infeksi ginjal dimana aliran urin akan mengalir ke bagian kandungan kemih dan bergerak kebagian salah satu ginal atau keduanya. Jenis ISK ini dapat menyebabkan demam, menggigil, mual, muntah, dan nyeri pada punggung bagian atas atau samping.
- Uretritis (uretra).
jenis ISK ini dapat menyebabkan keluarnya cairan dan rasa terbakar ketika penderita buang air kecil. Ketika jenis infeksi dari saluran kemih ini memiliki gejala khas yakni rasa sakit ketika sedang buang air kecil.
Oleh sebab itu untuk mengetahui pusat infeksi, seorang penderita harus melakukan pemeriksaan klinis ke dokter urologi.
Infeksi ini tidak akan mengalami komplikasi yang serius ketika ditangani sejak awal. Maka dari itu, jika seseorang mengalami gejala maka sebaiknya harus segera periksa dan dokter akan memberikan penanganan yang tepat.
Penyebab Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih biasanya terjadi ketika bakteri memasuki saluran kemih melalui uretra dan mulai berkembang di kandung kemih. Meskipun sistem kandung kemih dirancang untuk mencegah masuknya mikroorganisme seperti bakteri.
Terdapat kondisi kegagalan pertahanan pada ISK. Ketika hal tersebut terjadi bakteri dapat masuk dan tumbuh menjadi infeksi besar di saluran kemih [1,3].
Berikut ini penyebab ISK yang terjadi pada wanita [1]:
- Infeksi kandung kemih (sistitis).
Jenis ISK ini biasanya disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli) yaitu sejenis bakteri yang biasa ditemukan di saluran gastrointestinal (GI). Namun, terkadang terdapat bakteri lainnya yang menjadi penyebab dari infeksi tersebut.
Salah satunya pada saat melakukan hubungan seksual. Penetrasi menjadi salah satu penyebab masuknya bakteri kedalam kandung kemih yang menyebabkan sistitis.
Meskipun tidak secara aktif melakukan hubungan seksual, namun semua wanita berisiko sistitis karena anatomi mereka. Khususnya para wanita yang memiliki jarak pendek dari uretra ke anus serta terdapat pembukaan uretra ke kandung kemih.
- Infeksi pada uretra (uretritis).
Jenis ISK ini dapat terjadi ketika bakteri gastrointestinal (GI) menyebar dari anus ke uretra. Hal ini terjadi karena uretra wanita dekat dengan vagina. Selain itu benyebab lain yang menimbulkan infeksi saluran kemih adalah penyakit menular seksual, seperti herpes, gonore, klamidia dan mikoplasma.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit ini memang disebabkan karena infeksi bakteri yang masuk ke saluran uretra. Penyebab yang paling dominan dikarenakan hubungan seksual.
Namun tidak menutup kemungkinan bakteri dapat masuk akibat kurangnya menjaga kebersihan area genital karena bentuk anatomi seperti pada wanita. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan di area genital sangatlah penting.
Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih atau dalam kedokteran biasa disebut dengan infeksi saluran kemih (ISK) sangat sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria.
Hal ini dikarenakan ukuran uretra (saluran urine dari kandung kemih ke luar tubuh) yang lebih pendek dengan jarak uretra yang lebih dekat dengan anus. Penanganan secara dini terhaap konsisi tersebut akan membuat pasien tidak mengalami komplikasi yang serius. [1]
Berdasarkan pendapat para ahli, wanita memiliki risiko tinggi terkena ISK bahkan bisa terkena 2 kali di sepanjang hidupnya. Sedangkan pada laki-laki kemungkinan terkena kondisi ini sangatlah kecil. Berdasarkan penelitian, hanya 1 dari 10 laki-laki yang bisa mengalami kondisi tersebut. [2]
Faktor risiko wanita dapat menderita ISK adalah sebagai berikut [5]:
- Anatomi wanita.
Seorang wanita memiliki uretra lebih pendek daripada pria, hal ini memudahkan bakteri mudah masuk kesaluran kemih karena jaraknya yang pendek.
- Aktivitas seksual.
Wanita yang aktif secara seksual cenderung memiliki risiko yang tinggi daripada wanita yang tidak aktif secara seksual. Selain itu, perilaku seks bebas seperti berganti pasangan juga dapat menimbulkan hal tersebut
- Jenis alat kontrasepsi tertentu.
Wanita yang menggunakan diafragma untuk mencegah kehamilan berisiko lebih tinggi, dan juga wanita yang menggunakan agen spermisida.
Saat wanita telah mencapai menopause, penurunan estrogen yang bersirkulasi menyebabkan perubahan pada saluran kemih sehingga membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
Wanita memang kelompok yang paling rentan untuk mengalami penyakit yang satu ini. Karena anatomi tubuh serta organ reproduksi yang memungkinkan bakteri bisa masuk ke dalam kandung kemih melalui uretra. Tentu saja, menjaga kebersihan dengan cara yang benar dapat menurunkan risiko untuk penyakit ini.
Faktor risiko lainnya :
- Orang dengan sakit kritis, contoh seperti menggunakan kateter urin
- Sistem kekebalan tubuh rendah karena disebabkan terdapat penyakit diabetes yanng sangat rentan terhadap infeksi.
- Adanya penyakit prostat terhadap pria dengan kelenjar prostat membengkak yang mengakibatkan kandung kemih menjadi kosong.
- Kelainan bawaan fisik dari bayi dalam kandungan terutama pada bagian sistem kemih.
Infeksi kandungan kemih pada anak
Infeksi kandungan kemih pada anak harus di perhatikan, karena semakin lama faktor risiko terkena infeksi kandungan kemih akan semakin lebih parah.
Kondisi umum yang biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak yang sangat terlihat adalah refluks urin. Refluks urin adalah mengalirnya urin ke arah ginjal, sehingga sistem uirn tidak berhasil mengalir dalam satu katup.
Gejala Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Meskopin tidak selalu menyebabkan tanda dan gejala, tetapi pada umunya pasien akan mengalami hal dibawah ini [1,4]:
Gejala pada orang dewasa:
- Keinginan yang kuat untuk buang air kecil
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Sering buang air kecil
- Air seni tampak keruh
- Urin tampak berwarna merah, merah muda cerah atau berwarna cola yang merupakan pertanda terdapat darah pada urin
- Urin berbau tajam
- Nyeri panggul pada wanita terutama di pusat panggul dan di sekitar area tulang kemaluan
Gejala pada anak-anak:
- Sering mengompol meskipun di siang hari
- Mengalami demam
- Mudah merasa lelah
- Nafsu makan anak menjadi berkurang
- Sering rewel karena kondisi yang tidak nyaman
- Mengalami mual hingga muntah
Penderita dari kondisi ini akan mengalami rasa tidak nyaman ketika buang air kecil. Tidak hanya itu, organ lain yang berdekatan dengan tempat infeksi yakni kandung kemih akan mempengaruhinya.
Meskipun gejala pada anak-anak termasuk ringan, namun beberapa kasus penderita anak-anak mengalami gejala seperti orang dewasa.
Kapan harus ke dokter ?
Segera periksa ke dokter jika anda mengalami tanda-tanda kemungkinan terkena infeksi saluran kemih [9] :
- Nyeri punggung atau samping
- Panas dingin
- Demam
- Muntah
Diagnosis dan Pemeriksaan Infeksi Saluran Kemih
Saat seseorang mengalami beberapa gejala serta memiliki faktor risiko, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adapun cara untuk mendiagnosa seorang pasien infeksi saluran kemih adalah sebagai berikut [1,3,5]:
- Menganalisis sampel urin.
Dokter akan meminta sampel urin kepada pasien untuk analisis laboratorium untuk meneliti sel darah putih, sel darah merah atau bakteri.
Untuk menghindari kemungkinan kontaminasi sampel, pasien akan diperintahkan untuk menyeka area genital terlebih dahulu dengan bantalan antiseptik. Selanjutnya pasien mengumpulkan urin pada penampung yang telah disediakan.
- Menumbuhkan bakteri saluran kemih di laboratorium.
Analisis lab dari urin terkadang juga diikuti dengan analisis kultur urin. Tes ini akan memberi tahu dokter bakteri apa yang menyebabkan infeksi pasien dan obat mana yang paling efektif.
- Membuat gambar saluran kemih.
Jika pasien sering mengalami infeksi karena menurut diagnosa awal disebabkan oleh kelainan pada saluran kemih, maka dokter akan melakukan ultrasonografi, pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI).
Hal ini juga akan memungkinkan dokter menggunakan contrast dye untuk mengetahui struktur di saluran kemih pasien.
- Menggunakan sistoskopi untuk melihat bagian dalam kandung kemih.
Pemeriksaan Infeksi Salura Kemih
Jika pasien memiliki ISK berulang, dokter akan melakukan pemeriksan sistoskopi dan ureteroskopi. sistoskopi dan ureteroskopi adalah prosedur umum yang di lakukan oleh para dokter ahli spesialis untuk meneliti permasalahan lebih dalam daerah bagian saluran kemih [7].
- Sistoskopi
Sistoskopi prosedur pemeriksaan ini menggunakan tabung panjang dan tipis dengan lensa (cystoscope) untuk melihat bagian dalam uretra dan kandung kemih pasien.
Cystoscope dimasukkan dalam uretra pasien dan diteruskan ke kandung kemih. Dokter dapat melihat hasil CT scan melalui layar, untuk memeriksa saluran kemih.
- Ureteroskopi
Cara kerja Ureteroskopi ini adalah dengan menggunakan ureteroscope untuk melihat bagian dalam ureter dan ginjal. Alat ini berbentuk eyepiece di satu ujung, tabung kaku atau fleksibel di tengah, dan lensa kecil dan cahaya di ujung tabung lainnya.
Cara Pengobatan Infeksi Saluran Kemih
Pengobatan Secara Medis
Penggunaan antibiotik biasanya dilakukan sebagai perngobatan pertama untuk infeksi saluran kemih. Namun obat yang diresepkan tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan jenis bakteri yang ditemukan dalam urin [1,2].
Infeksi sederhana biasa ditangai dengan pemberian obat-obatan yang meliputi [1]:
- Trimethoprim / sulfamethoxazole (Bactrim, Septra, lainnya)
- Fosfomycin (Monurol)
- Nitrofurantoin (Macrodantin, Macrobid)
- Cephalexin (Keflex)
- Ceftriaxone
Kelompok obat antibiotik yang bersifat fluoroquinolone seperti ciprofloxacin (Cipro), levofloxacin (Levaquin) dan lainnya tidak biasa direkomendasikan untuk ISK sederhana, karena risiko obat-obatan tersebut dapat menyebabkan komplikasi. Biasanya dokter akan meresepkan jenis antibiotik tersebut untuk kondisi infeksi yang parah [1].
Infeksi yang sering biasanya dokter akan merekomendasikan perawatan tertentu, seperti [1]:
- Antibiotik dosis rendah selama enam bulan awal atau bisa lebih untuk pengobatan pertama
- Diagnosis dan pengobatan mandiri terhadap pasien yang selalu berkonsultasi dengan dokter
- Antibiotik dosis tunggal setelah melakukan hubungan seksual jika infeksi pasien terkait dengan aktivitas seksual
- Terapi estrogen vagina jika pasien tengah mengalami pasca menopause
Infeksi berat biasanya pasien akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif dan pemberian antibiotik intravena [1].
Pengobatan Secara Non Medis
Infeksi saluran kemih memang menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan bisa menyakitkan. Namun terdapat beberapa cara untuk meringankan ketidaknyamanan tersebut dengan beberapa tips berikut ini [1]:
- Minum banyak air.
Air membantu melarutkan urin serta dapat membersihkan bakteri dalam saluran kemih.
- Menghindari minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih.
Hindari kopi, alkohol, dan minuman ringan yang mengandung jus jeruk atau kafein sampai infeksi Anda sembuh. Mereka dapat mengiritasi kandung kemih Anda dan cenderung memperburuk kebutuhan Anda yang sering atau mendesak untuk buang air kecil.
- Menggunakan heating pad.
Oleskan bantalan pemanas yang hangat, tetapi tidak panas, ke perut Anda untuk meminimalkan tekanan atau ketidaknyamanan kandung kemih.
Kedua cara pengobatan yang telah diulas tentunya dapat membantu penderita agar sembuh dari infeksi. Pengobatan medis dengan pemberian antibiotik tentunya akan lebih maksimal, jika pasien juga melakukan langkah-langkah penanganan non medis.
Komplikasi dan Efek Infeksi Saluran Kemih
Ketika mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat, penderita infeksi saluran kemih tidak akan mengalami risiko komplikasi Namun jika lambat mendapatkan penanganan serta pengobatan, kondisi ini dapat menyebabkan risiko serius, seperti berikut [1]:
- Terjadinya infeksi berulang, terutama pada wanita. Bahkan bisa mengalami dua atau lebih ISK dalam periode empat hingga enam bulan lebih selama setahun.
- Kerusakan ginjal permanen akibat infeksi ginjal akut atau kronis (pielonefritis) karena ISK yang tidak diobati.
- Meningkatkan risiko bayi lahir preamtur pada wanita ISK yang sedang hamil.
- Penyempitan uretra (struktur) pada pria akibat uretritis rekuren, yang sebelumnya terlihat seperti uretritis gonokokal.
- Sepsis yaitu suatu komplikasi infeksi yang berakibat fatal dan dapat mengancam jiwa. Hal ini terjadi jika infeksi berjalan naik ke saluran kemih menuju ginjal.
Beberapa komplikasi mulai dari yang ringan hingga terparah dapat dicegah dengan cara penanganan dini secara tepat dan cepat. Bagi orang yang mengalami gejala yang telah diulas sebelumnya tidak boleh menganggap remeh hal tersebut.
Efek Infeksi Saluran Kemih
Sembari terus melakukan pengobatan, pengaturan pola hidup sehat juga harus dilakukan. Tentunya risiko fatal yang bisa terjadi terhadap penderita akan sangat disayangkan jika penyakit ini tidak terdeteksi dan tidak mendapatkan penanganan lebih awal.
Cara Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi slauran kemih. Mari simak ulasannya berikut ini [1,2]:
- Minumlah banyak cairan terutama air. Air minum dapat membantu melarutkan urin sehingga akan membuat seseorang lebih sering buang air kecil. Hal ini memungkinkan bakteri untuk keluar dari saluran kemih sebelum terjadi infeksi yang serius.
- Minum jus cranberry. Meskipun belum terdapat penelitian konkrit mengenai manfaat jus cranberry dapat mencegah ISK, namun jus ini memiliki kandungan yang dapat meningkatkan sistem imun.
- Saat membersihkan bagian genital seusai buang air kecil dan buang air besar, usaplah dari depan ke belakang. Hal tersebut membantu mencegah bakteri di daerah anus menyebar ke vagina dan uretra.
- Kosongkan kandung kemih segera setelah hubungan intim dengan buang air kecil. Jangan lupa untuk minum segelas penuh air untuk membantu membilas bakteri.
- Bersihkan area genital sebelum berhubungan seks baik pada laki-laki maupun perempuan, hal ini akan menghindari bakteri dapat masuk saat penetrasi.
- Menghindari produk feminin yang berpotensi mengiritasi vagina seperti menggunakan semprotan deodoran atau produk feminin lainnya. Pada dasarnya produk tersebut berbahan kimia yang dapat mengiritasi uretra sehingga rentan terhadap bakteri.
- Gantilah alat kontrasepsi seperti diafragma, kondom yang tidak dilubasi serta spermicidal jelly karena tidak disarankan. Diafragma dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri, sementara kondom dan spermisida yang tidak dilubasi dapat mengiritasi saluran kemih. Hal tersebut menambak risiko ISK lebih tinggi.
- Menjaga agar area genital tetap kering dengan mengenakan berbahan pakaian katun yang longgar. Penggunaan celana jeans ketat dan celana dalam nilon juga tidak disarankan karena tidak menyerap keringat dan menjadikannya lembab. Tentu saja hal tersebut menciptakan lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan ulasan diatas, meminum banyak air dapat mencegah bakteri tumbuh dan menginfeksi saluran kemih. Hal tersebut dikarenakan bakteri akan larut pada saat seseorang bang air kecil.
Selain berfungsi untuk pelarut, air juga menyehatkan. Dengan tetap menjaga pola hidup sehat, kebersihan area genital, dan mengurangi faktor risiko maka penyakit ini dapat dihindari.