Periodic limb movement disorder (PLMD) merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang ditandai dengan gerakan kaki maupun tangan secara berulang selama seseorang sedang tidur [1,2,3].
Gerakan yang dimaksud pada kaki maupun tangan ini biasanya berupa sentakan atau kedutan [1,2,3].
Namun pada beberapa kasus, seseorang bisa menekukkan kakinya ke atas walau sedang tidur [1,2,3].
Orang-orang terdekat atau orang-orang yang berbagi kamar dengan penderita PLMD pasti yang paling menyadari akan hal tersebut [1,2,3].
Gerakan-gerakan menyentak atau berkedut tersebut dapat timbul 20-40 detik sekali [2].
Gerakan tersebut pun bisa sebentar dan juga bisa cukup lama; terkadang ada yang hanya beberapa menit tapi juga ada yang sampai berjam-jam atau sepanjang malam [1,2,3].
Daftar isi
Fakta Tentang Periodic Limb Movement Disorder
- Prevalensi PLMD bervariasi dari segi populasinya, namun siapa saja bisa mengalami, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa [1,2,3].
- Perkiraan prevalensi PLMD pada anak-anak adalah sekitar 5-8%, sedangkan orang dewasa berpersentase sekitar 4-11% [1].
- Wanita, usia yang lebih tua, kafein, stres, dan pekerjaan tipe sif menjadi beberapa faktor yang umumnya meningkatkan risiko PLMD [1].
Penyebab Periodic Limb Movement Disorder
Pada PLMD primer atau penyakit tunggal di mana PLMD terjadi sendiri tanpa adanya faktor gangguan kesehatan lain, sebab pasti dari kondisi ini belum jelas diketahui [1,2,3].
Meski demikian, PLMD primer kerap dikaitkan dengan beberapa kondisi seperti gangguan saraf sumsum tulang belakang serta defisiensi dopamin [1,3,4,5].
Ada pula PLMD sekunder, yakni jenis kondisi PLMD yang terjadi sebagai akibat dari adanya gangguan kesehatan lain, seperti [1,2,3,4] :
- Efek obat-obatan (antidepresan trisiklik, obat dopaminergik, dan agen antidopaminergik).
- Sindrom sleep apnea
- Cedera pada sumsum tulang belakang
- Anemia
- Uremia
- Tumor pada sumsum tulang belakang
- Diabetes mellitus
- Narkolepsi
- Efek berhenti dari penggunaan obat benzodiazepine atau barbiturat
Umumnya, berbagai kondisi yang menjadi faktor peningkat risiko PLMD merupakan faktor yang juga kerap menyebabkan sindrom kaki gelisah [6].
Gejala Periodic Limb Movement Disorder
Untuk mengetahui bahwa seseorang mengalami PLMD, berikut ini adalah gejala atau tanda-tanda yang perlu diwaspadai [1,2,3,4] :
- Tidur tidak bisa nyenyak
- Salah satu atau kedua kaki bergerak berulang kali yang terkadang disertai bagian tangan atau lengan
- Tengah malam sering terjaga
- Kurang tidur
- Rasa kantuk dan tubuh lemas terasa sepanjang hari
- Gangguan perilaku dan mudah emosi akibat kurang tidur
- Performa pekerjaan atau sekolah menurun karena istirahat yang tidak cukup setiap malamnya
PLMD memengaruhi perilaku dan energi tubuh saat beraktivitas di pagi hingga siang atau sore hari karena sekalinya gejala muncul dapat berlangsung selama 30 menit [7].
Bahkan dalam waktu setengah jam tersebut, gerakan berulang bisa terjadi 20-40 kali yang menyebabkan sepanjang malam penderita mudah terbangun dan sulit tidur kembali [2,7].
Namun biasanya, intensitas dan frekuensi gejala berupa gerakan berulang tersebut berbeda-beda pada masing-masing penderitanya [2,7].
Semakin tinggi intensitas dan sering frekuensinya, ini menjadi pertanda bahwa tingkat keparahan PLMD sudah lebih serius [1,2,3,4,7].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Bila gejala-gejala yang disebutkan terjadi berulang, maka sudah saatnya memeriksakan diri ke dokter [2,3,7].
Gejala berulang setiap malam dapat berdampak buruk pada performa dan perilaku jangka panjang [2,3,7].
Daripada mendiagnosa sendiri, segera ke dokter untuk mengidentifikasi penyebab dan memperoleh penanganan secara tepat.
Pemeriksaan dan Pengobatan Periodic Limb Movement Disorder
PLMD biasanya baru disadari oleh penderitanya ketika anggota keluarga, pasangan atau teman sekamar memberi tahu bagaimana kondisi selama penderita tidur.
Namun untuk memastikan apakah PLMD adalah benar-benar kondisi dibalik gejala tersebut, pemeriksaan fisik dan tes polisomnografi dapat ditempuh [1,2,4,7].
Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan gangguan tidur seperti gerakan berulang yang pasien alami [1,2,3,4,7].
Sementara itu, tes polisomnografi merupakan tes pengamatan tidur di mana pasien akan diminta bermalam di laboratorium untuk diperiksa [1,2,4,7,8].
Tes polisomnografi biasanya perlu dilakukan untuk memeriksa tekanan darah, detak jantung, gelombang otak, fungsi saraf, fungsi otot, gerakan bola mata, hingga kadar oksigen dalam darah [8].
Dokter juga berkemungkinan melakukan tes urine dan tes darah untuk mengetahui apakah pasien memiliki anemia defisiensi besi maupun penyakit metabolik lain [3,7].
Setelah terdiagnosis, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan yang bisa meredakan gejala [1,2,3,4,7].
Berikut ini adalah jenis obat-obatan yang umumnya diresepkan untuk penderita PLMD [1,2,3,4,7] :
Beberapa obat berikut ini juga telah diteliti mampu menjadi pereda gejala PLMD :
- Valproate
- Selegiline
- Melatonin
- Clonazepam
Karena belum diketahui secara pasti penyebab PLMD primer, maka belum terdapat cara untuk mencegah kondisi ini [2,3,7].
Pengobatan pun tersedia bukan untuk menyembuhkan, melainkan bertujuan meredakan gejala saja [1,2,3,4,7].
Namun untuk mengendalikan faktor risikonya, penting bagi penderita PLMD untuk melakukan beberapa hal ini [2,3,7]:
- Diet sehat
- Berhenti merokok
- Rutin berolahraga
PLMD seperti sindrom kaki gelisah yang jika memperoleh pengobatan tepat waktu, maka setidaknya kualitas tidur di malam hari dapat meningkat [1].
Obat-obatan tersebut akan membantu pasien tidur secara efisien meskipun belum diketahui apakah dengan demikian PLMD benar-benar hilang dan sembuh [1].
Namun beberapa hasil studi menunjukkan bahwa PLMD meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit stroke dan penyakit jantung sebagai komplikasinya; ini karena PLMD tergolong sebagai penyakit saraf yang berakibat pada ketidakseimbangan sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik [1].