8 Gejala Penyakit Osteoporosis dan Cara Pengobatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Osteoporosis merupakan sebuah penyakit yang gejalanya ditandai dengan berkurangnya masa tulang atau perubahan pada bagian struktur jaringan tulang, dapat  mengakibatkan kekuatan tulang mengalami penurunan drastis, meningkatnya kerapuhan tulang, serta menyebabkan risiko terjadinya patah tulang [4] .

Osteoporosis yaitu  pengeroposan tulang menjadi rapuh (fragil) sehingga berujung pada patah tulang. Penyakit osteoporosis kebanyakan dialami oleh lansia namun faktor resikonya bisa dicegah sedini mungkin bilamana kita menyadari akan gejala-gejalanya. Diperkirakan, karena osteoporosis ini menimbulkan lebih 1,5 juta kasus pada tulang per tahun dan memerlukan biaya sampai 38 juta setiap harinya[1].

Osteoporosis mungkin lebih banyak di derita oleh oranng tua, terutama wanita yang telah mengalami menopouse. Namun osteoporosis juga dapat terjadi pada usia muda apabila memiliki aktivitas fisik yang rendah, konsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme tulang (kortikosteroid), mengalami gangguan/penyakit yang menggangu metabolisme tulang seperti (gagal ginjal, kekurangan vitamin D, kekurangan kalsium, jantung), wanita yang masih muda namun berhenti haid sebelum waktunya sehingga kadar estrogen menurun, serta wanita yang indung telurnya sudah di ambil [2].

Tetapi beberapa faktor yang ditimbulkan ini bisa kita cegah dengan melakukan pencegahan, pendeteksian, dan perawatan [2] sekaligus memahami gejala-gejala yang timbul. Mari kita pahami 8 gejala penyakit osteoporosis sebagai berikut:

1. Patah tulang

Penderita osteoporosis banyak yang tidak menyadari bahwa mereka juga mengalami patah tulang. Patah tulang yang disebabkan osteoporosis [3] bisa terjadi karena melakukan kegiatan yang pada kondisi biasa tidak akan menyebabkan  patah tulang terutama patah tulang bagian pinggul karena jatuh. Kompresi atau patah tulang sering dialami penderita osteoporosis pada bagian tulang belakang [4]. Maka dari itu, kita harus berhati-hati untuk tetap menjaga kesehatan tulang agar tidak mengalami pengeroposan.

2. Dowager’s Hump

Gejala Dowager’s Hump mungkin terdengar asing di telinga kita namun keberadaannya sangat nyata. Gejala ini bisa menyerang siapa saja baik laki-laki atau wanita. gejala ini juga diakibatkan oleh kompresi (patah tulang) pada bagian tulang belakang [6].

Gejala ini menyebabkan tulang lebih condong ke depan dan terdapat punuk diatas punggung nya. Pada kasus yang lebih parah nya lagi fungsi paru-paru akan rusak karena akibat patah tulang dan lekukan pada tulang belakang [6] . Apabila anda mengalami gejala ini, anda dapat melakukan berbagai upaya pencegahan/pengobatan osteoporosis sesuai arahan dokter.

3. Tinggi badan menyusut

Kerusakan pada tulang belakang juga dapat menyebabkan penurunan atau penyusutan tinggi badan [3] yang terjadi pada wanita atau laki-laki yang berlangsung selama bertahun-tahun jika tidak segera diobati ini akan semakin berbahaya. Gejala ini juga disertai dengan rasa nyeri. Selain itu, penyusutan tinggi badan juga indikator nya adalah karena nyeri pinggang kronis [4].

4. Stress fraktures

Stress fraktures merupakan salah satu gejala yang cukup berat. Gejala ini menyebabkan patah tulang akibat aktivitas sehari-hari yang terlalu berat seperti berjalan berkilo-kilo meter. Stress fraktur juga menyebabkan masalah lain setelah patah tulang pinggul setelah patah tulang sembuh, misalnya arthritis. Patah tulang pinggul seringkali dialami oleh pelari, anggota militer atau orang yang sering berolahraga yang berdampak signifikan [5]. Gejala ini dirasakan dengan keluhan kesakitan.

5. Kehilangan keseimbangan

Nyeri yang ditimbulkan akibat osteoporosis menyebabkan tubuh lebih kaku sehingga berdampak negatif terhadap keseimbangan [7]. Kondisi ini juga menyebabkan jatuh sehingga patah tulang.

6. Perubahan penampilan

Perubahan penampilan bisa mengalami penyusutan tinggi badan hampir 15-20 persen dari tinggi biasanya. Penyusutan ini diakibatkan oleh keadaan tulang belakang yang saling tumpang tindih. Pada beberapa kasus penderita osteoporosis, bisa menyebabkan kifosis (kyphosis) dimana belakang melengkung [3].

7. Berkurangnya aktivitas fisik

Seperti sudah kita ketahui bahwa salah satu fungsi tulang adalah sebagai penunjang tubuh yang kemungkinan kita berdiri tegak, berjalan, berlari ataupun menangkat suatu benda dengan sifat yang dinamis. Saat fungsi penunjang dibutuhkan terus-menerus, tubuh akan mengirim sinyal ke induk hormone paratiroid yang ada di bagian depan leher untuk menghambat pelepasan hormone tersebut [8].

Dengan hormone tersebut kerja osteoklas akan menurun. Osteoklas berfungsi mengurai tulang dan mengambil kalsiumnya untuk kebutuhan tubuh. Dengan demikian, proses pengambilan kalsium dari tulang yang dilakukan oleh sel osteoklas akan ditekan serendah mungkin [8].

Sinyal tersebut juga mengaktifkan vitamin D yang ada sehingga lebih banyak unsur kalsium yang diserap dari dinding usus. Keadaan sebaliknya akan timbul apabila terjadi kemunduran aktivitas fisik. Sel osteoklas akan dipacu oleh hormone paratioid untuk lebih aktif membongkar bangunan tulang dan mengambil kalsiumnya[8].

Akibatnya, kadar kalsium dalam darah akan meningkat dan ini akan menyebabkan penurunan aktivitas vitamin D. Kondisi tersebut pada akhirnya menurunkan daya serap dinding usus terhadap kalsium. Selain itu juga penurunan aktivitas fisik sering dialami oleh lansia yang telah menopause [8].

8. Gangguan fungsi pencernaan

Saat seseorang menjadi tua, sebetulnya ia dihadapkan pada risiko kekurangan gizi. Risiko tersebut timbul secara alamiah berkaitan dengan kemunduran fungsi organ pencernaan tubuh. Ada beberapa kondisi yang pada akhirnya memengaruhi gangguan fungsi pencernaan seperti berkurangnya kemampuan pengindaraan, berkurangnya produksi air liur dalam mulut (saliva), menurunnya produksi getah lambung, dan berkurangnya produksi asam empedu [9].

Semuanya ini menyebabkan rendahnya kalsium. Begitu juga vitamin D yang tidak luput terkena imbas akan terjadi kegagalan penyerapan vitamin D dari susu seiring dengan kemunduran proses penyerapan lemak tersebut. Akan mengganggu ketersediaan kalsium dalam tubuh [9].

Seperti telah disebutkan sebelumnya, kekurangan konsumsi kalsium mengakibatkan tulang mengalami kehilangan massa yang disusun oleh kalsium dalam jumlah besar sehingga akan menyebabkan menurunnya kekuatan tulang secara nyata akhirnya terjadilah pengeroposan tulang.

Bagaimana cara yang tepat dalam mengobati osteoporosis?

Seseorang yang telah didiagnosis menderita osteoporosis hal yang bisa dilakukan untuk pencegahannya diantara lain seperti diet (minum susu atau makan makanan tinggi kalsium seperti salmon) untuk mendapai kepadatan tulang [10], olahraga secara rutin dengan berjalan kaki/bersepeda/jogging (menjaga fungsi tulang agar tidak mengalami pengeroposan).

Disisi lain, apabila osteoporosis sudah mencapai tahap kronis/akut anda bisa melakukan perujukan kepada dokter spesialis penangangan tulang (fraktur tulang belakang, pinggang, dan pergelangan tangan) dengan merujuk ke spesialis ortopedi [10].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment