5 Gejala Vertigo Perifer yang Perlu Diketahui

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Perasaan pusing atau sakit kepala barangkali merupakan salah satu masalah kesehatan yang terdengar sepele dan dianggap biasa. Namun, tentu saja itu tidak berlaku bagi penderita vertigo yang kerap merasakan pusing secara berlebihan atau kehilangan keseimbangan pada tubuh sehingga aktifitas sehari-hari menjadi terganggu. [1]

Vertigo ini sendiri adalah kondisi yang membuat penderitanya yang sering beranggapan atau berhalusinasi bahwa dirinya atau benda-benda disekitarnya berputar. Kelainan ini sering terjadi secara tiba-tiba dan berlangusng dalam kurun waktu tertentu, bisa beberapa detik hingga berhari-hari. Bahkan beberapa penderita bisa mengalami gejala vertigo selama berbulan-bulan. [1]

Berdasarkan penyebabnya, vertigo terbagi menjadi dua yakni vertigo sentral dan vertigo perifer. vertigo sentral merupakan vertigo yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem saraf sementara vertigo perifer adalah kelainan yang disebabkan oleh adanya masalah pada telinga dalam, seperti radang telinga, penyakit meniere’s, dan BPPV (benign paroxymal positional vertigo). [2]

Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kedua tipe vertigo ini pun berbeda-beda. Walau pada umumnya penderita vertigo akan mengalami pusing ringan hingga berat. Namun, gejala vertigo sentral biasanya akan disertai dengan masalah sistem saraf seperti migrain, gangguan penghilatan, dan lain-lain. Sedangkan gejala vertigo perifer akan lebih mengarah ke masalah pendengaran si penderita. [3]

Untuk lebih jelasnya, berikut ini terdapat 5 gejala vertigo perifer yang perlu diketahui :

1. Mual dan Muntah

Penderita vertigo yang disebabkan oleh vertigo perifer cenderung akan merasa mual, berkeringat berlebihan dan pada akhirnya muntah. Meski pada umumnya mual dan muntah akan dipicu oleh beberapa penyebabnya lainnya seperti infeksi, keracunan makanan, alergi dan lain-lain. Namun pada penderita vertigo, mual dan muntah ini akan terjadi karena perasaan pusing yang berlebihan. [4]

2. Gangguan pada penglihatan

Gangguan pada penglihatan atau juga dikenal dengan istilah nystagmus merupakan kondisi dimana si mata penderita akan berkedip lebih cepat dari biasanya dan bahkan bisa menjadi tidak terkendali. Kelainan ini akan membuat penglihatan penderita menjadi terganggu dan akan menciptakan sensasi jatuh atau hilangnya keseimbangan pada tubuh. Selain itu, gangguan ini juga akan memicu munculnya rasa mual hingga muntah.

Penyebab utama munculnya gangguan ini dikarenakan adanya kerusakan sistem vestibular yang mencakup bagian telinga dalam dan otak yang mengolah informasi sensorik terkait pengendalian keseimbangan tubuh dan pergerakan mata. [5]

3. Hilangnya Daya Pendengaran

Adanya kerusakan pada telinga dalam yang disebabkan oleh penyakit meniere’s akan meningkatkan resiko kehilangan daya pendengaran bagi si penderita. Adapun penyakit meniere’s ini merupakan kelainan yang disebabkan oleh adanya penumpukan cairan endolimfa di telinga bagian dalam yang berperan penting dalam proses pendengaran.

Penumpukan cairan ini dapat dipicu oleh beberapa hal seperti allergi, cedera pada bagian kepala, migrain, infkesi, dan lain-lain. [6]

4. Telinga Berdenging

Telinga berdenging atau tinnitus adalah kondisi dimana seseorang kerap mendengar suara yang tidak berasal dari luar melainkan berasal dari dalam telinga si penderita. Suara-suara bising itu bisa terdengar pada salah satu telinga atau bahkan kedua telinga dan hal ini bisa terjadi secara berulang-ulang atau bahkan berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. [7]

5. Hilangnya Keseimbangan tubuh

Gejala vertigo perifer yang paling umum muncul selain pusing adalah hilangnya kendali seseorang atas keseimbangan tubuhnya. Lagi-lagi hal ini dipicu oleh adanya kerusakan pada sistem vestibular akibat adanya penyakit atau cedera tertentu. [8]

Kerusakan sistem vestibular juga dapat disebabkan oleh hal-hal seperti:

  • Perubahan tekanan tiba-tiba pada telinga.
  • Usia lanjut.
  • infeksi telinga.
  • dosis penggunanaan jenis obat.
  • Kafein, alkohol, dan nikotin.
  • Migrain atau stroke.

Cara pengobatan dan mengatasinya

Bagi penderita vertigo, utamanya yang mengalami gejala vertigo perifer, bisa segera mengatasinya dengan melakukan beberapa cara berikut ini:

Pengobatan

Pengobatan dianggap sebagai cara yang paling ampuh untuk mengobati vertigo akut yang telah bertahan selama beberapa jam atau bahkan berhari-hari. Beberapa obat yang umumnya dikonsumsi oleh penderita vertigo akut yang disertai oleh mual dan muntah antara lain; Meclizine, dimenhydrinate, diazepam, lorazepam, metoclopramide, dan prochlorperazine.[9]

Meski pada umumnya mual dan muntah akan dipicu oleh beberapa penyebabnya lainnya seperti infeksi, keracunan makanan, alergi dan lain-lain. Namun, sebelum mengonsumsi obat-obatan, ada baiknya jika seorang penderita vertigo telah melakukan konsultasi dengan pihak medis terlebih dahulu untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan sesuai dengan gejala-gejala yang di alami.[9]

Melakukan Terapi Pemulihan Vestibular

Beberapa cara bisa dilakukan sebagai proses terapi rehabilitasi vestibuler bagi penderita vertigo adalah dengan melatih beberapa bagian tubuh seperti; [10]

  • Menggerakan mata atau kepala ke arah atas dan bawah secara bergantian selama beberapa menit
  • Mengangkat bahu ke depan dan ke belakang.
  • Berjalan dengan menyilangkan kaki selama 15 menit.
  • Berdiri dengan kaki mengatup bersama dan kedua tangan menyentuh dinding lalu bergantian dilepaskan dari dinding.
  • Melatih fokus pandangan dengan meletakkan jari telunjuk 25 cm dari hidung dan mengamatinya secara seksama selama 15-20 menit.
  • Penderita duduk dan mengamati kartu yang telah diletakkan di kedua tangan secara bergantian sebanyak 15-20 kali.
  • Latihan memutar bola dengan memegang bola dan diputar lalu penderita menatap fokus pada gerakan bola.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan

Agar gejala vertigo verifer tidak bertambah parah, seorang penderita bisa melakukan beberapa cara berikut ini: [11]

  • Tidak melakukan banyak aktifitas atau gerakan.
  • Duduk atau berbaring saat gejala kambuh.
  • Tidak membaca tulisan apapun saat gejala terjadi.
  • Minum air putih secukupnya.
  • Tidak mengonsumsi zat yang berbahaya bagi aliran darah seperti kafein, alkohol atau rokok.
  • Hindari tempat yang terlalu terang.
  • Tidak berkendara atau melakukan olahraga berat hingga gejala mereda.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment