Midazolam adalah obat penenang yang termasuk dalam kelas obat benzodiazepin. Midazolam bekerja dengan cara memperlambat aktivitas di otak yang memungkinkan pasien lebih rileks dan tertidur. Obat ini digunakan pada pasien yang akan menjalani operasi kecil, perawatan gigi, dan prosedur medis lainnya. [1,3,4]
Daftar isi
Apa itu Midazolam?
Berikut ini informasi terkait Midazolam mulai dari indikasi hingga peringatan. [1,2,3,4]
Indikasi | Obat penenang |
Kategori | Obat Resep |
Konsumsi | Dewasa dan anak |
Kelas | Hipnotuk dan Sedatif |
Bentuk | Sirup, Cairan injeksi, Semprotan Hidung. |
Kontraindikasi | → Hipersensitif. → Glaukoma sudut sempit. → Gangguan hati berat. → Sindrom apnea tidur. → Penggunaan bersamaan dengan inhibitor CYP3A4 poten. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Midazolam: → Glaukoma sudut terbuka. → Pasien dengan gangguan saluran pernapasan (asma, emfisema, bronkitis, gangguan paru obstruktif kronik dan masalah pernapasan lainnya). → Penyakit ginjal atau hati. → Gagal jantung kongestif. → Pasien menggunakan obat-obatan narkotika (opioid) atau alkohol. → Anak-anak dan lansia. → Ibu hamil dan menyusui. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Oral/Bukal/IM/IV/Nasal: Kategori D: Penelitian membuktikan ada risiko janin pada manusia, tetapi manfaat penggunaan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko. Misalnya apabila obat diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius yang harus menggunakan obat tersebut. |
Manfaat Midazolam
Midazolam adalah obat penenang yang digunakan sebelum prosedur medis untuk kepentingan operasi. Berikut ini beberapa kondisi medis yang menggunakan Midazolam: [1,2,4]
- Anestesi sebelum operasi.
- Premedikasi dalam operasi.
Dosis Midazolam
Orang dewasa maupun anak dapat menggunakan Midazolam sesuai dengan petunjuk dokter. Berikut pembagian dosis Midazolam untuk dewasa dan anak. [2]
Dosis Dewasa
Sedasi untuk prosedur bedah gigi dan minor (IV): → Dosis awal 2 sampai 2,5 mg diberikan dengan laju 2 mg/menit. → Pemberian dosis dilakukan 5-10 menit sebelum prosedur. → Penambahan 0,5 sampai 1 mg pada interval minimal 2 menit. → Total dosis 2,5 sampai 7,5 mg (sekitar 0,07 mg/kg). Lansia: → Dosis awal 0,5-1,5 mg maksimal 2 mg/menit 5-10 menit sebelum prosedur. → Peningkatan dosis 0,5 hingga 1 mg dapat dilakukan jika diperlukan. → Dosis total maksimum 3,5 mg. |
Premedikasi dalam operasi (IV/IM): → Dosis 70-100 mcg/kg (5 mg) diberikan 20-60 menit sebelum operasi dengan injeksi IM dalam. → Dosis alternatif 1-2 mg. → Dosis dapat diulangi jika perlu. → Dosis diberikan 5 sampai 30 menit sebelum operasi dengan injeksi IV. Lansia: → Dosis 2 sampai 3 mg (kisaran dosis 20-50 mcg/kg) diberikan sekitar 20-60 menit sebelum operasi dengan injeksi IM dalam. → Dosis IV awal 500 mcg (dosis alternatif). → Dosis dapat diulang jika diperlukan. → Dosis diberikan 5 sampai 30 menit sebelum prosedur. |
Sedasi dalam perawatan kritis (IV): → Dosis pemuatan 0,03 sampai 0,3 mg/kg. → Dosis dapat diberikan ditambahkan 1-2,5 mg, disuntikkan secara perlahan 20-30 detik. → Jarak interval 2 menit antara dosis awal dan dosis tambahan. → Dosis perawatan 0,02-0,2 mg/kg/jam. → Untuk pasien hipotermia, hipovolemia atau vasokonstriksi, dosis pemuatan dihilangkan atau dikurangi. Dosis perawatan dikurangi. → Pengurangan dosis pada lansia perlu dilakukan. |
Induksi anestesi (IV): → Dosis total 150-250 mcg/kg dengan injeksi lambat pada pasien pra-persalinan. → Dosis 300-350 mcg/kg untuk mereka yang belum menerima premedikan. → Dosis tambahan dapat diberikan hingga 600 mcg/kg untuk kasus resisten. → Untuk sedasi dalam anestesi kombinasi dosis 30-100 mcg/kg. → Dosis dapat diulang sesuai kebutuhan atau dengan infus dalam dosis 30-100 mcg/kg/jam. Lansia: → Dosis 50-150 mcg/kg dengan injeksi lambat pada pasien pra-persalinan. → Dosis 150-300 mcg/kg bagi pasien yang belum menerima premedikan. |
Insomnia jangka pendek (Oral): → Dosis 7,5 sampai 15 mg sebelum tidur. → Untuk lansia, berikan dosis 7,5 mg sebelum tidur. |
Dosis Anak
Sedasi sebelum operasi (IM): Anak usia 1-15 tahun: → Dosis 50-150 mcg/kg. → Rute IM hanya boleh digunakan dalam kasus luar biasa. → Dosis maksimum 10 mg. |
Sedasi sebelum operasi (Oral): Usia 6 bulan hingga kurang dari 16 tahun: → Dosis 0,25 sampai 1 mg/kg sebagai dosis tunggal. → Dosis diberikan 20-30 menit sebelum prosedur. → Dosis maksimum 20 mg. |
Sedasi untuk prosedur bedah gigi dan minor (IV): Usia 6 bulan sampai 5 tahun: → Dosis 50-100 mcg/kg hingga total 600 mcg/kg. → Dosis maksimum 6 mg Usia 6-12 tahun: → Dosis 25-50 mcg/kg hingga total 400 mcg/kg. → Dosis maksimum 10 mg. → Dosis awal diberikan selama 2-3 menit dengan interval tambahan 2 hingga 5 menit. |
Sedasi dalam perawatan kritis (IV): Neonatus kurang dari 32 minggu: → Dosis 60 mcg/kg/jam dengan infus terus menerus. → Dosis dikurangi setelah 24 jam hingga 30 mcg/kg/jam. → Durasi pengobatan maksimal 4 hari. Neonatus 32 minggu dan bayi hingga 6 bulan: → Dosis 60 mcg/kg/jam. → Durasi pengobatan maksimal 4 hari. Usia 6 bulan hingga 12 tahun: → Dosis pemuatan 50-200 mcg/kg diberikan lewat injeksi lambat minimal 3 menit. → Dosis perawatan 30-120 mcg/kg/jam, diberikan lewat infus berkelanjutan. |
Premedikasi dalam operasi (IM/IV): Usia 1-15 tahun: → Dosis 80-200 mcg/kg diberikan 15-30 menit sebelum operasi dengan injeksi IM dalam. |
Induksi anestesi (IV): → Dosis 150 mcg/kg injeksi lambat untuk usia kurang dari 7 tahun. |
Kejang (Oral): → Dosis 2,5 mg untuk usia 3 sampai 6 bulan. → Dosis 2,5 mg untuk usia kurang dari 6 bln sampai kurang dari 1 tahun. → Dosis 5 mg untuk usia 1 sampai kurang dari 5 tahun. → Dosis 7,5 mg untuk usia 5 sampai kurang dari 10 tahun. → Dosis 10 mg untuk usia 10 sampai kurang dari 18 tahun. → Dosis diberikan dalam dosis tunggal. |
Efek Samping Midazolam
Seperti pengobatan lainnya, penggunaan Midazolam dapat menimbulkan efek samping. Berikut efek samping yang terjadi pada pengobatan dengan Midazolam. [1, 3]
Efek samping yang umum:
- Mual
- Muntah
- Ruam
Beritahu dokter jika anda mengalami:
- Agitasi
- Kegelisahan
- Tremor
- Kaku
- Kejang otot
- Detak jantung lambat atau tidak teratur
- Sakit kepala
- Diare
Efek samping yang jarang:
- Perubahan perilaku
- Perubahan pola dan ritme bicara
- Sakit kepala
- Kehilangan kendali diri
- Kehilangan keseimbangan
- Perubahan suasana hati
- Delusi
- Sensasi berputar
- Mengantuk
Efek Samping Tenaga Medis:
- Saluran Pernapasan: Bradypnea, Penurunan volume tidal (lebih dari 10%), Batuk (1%)
- Kardiovaskular: Hipotensi pada anak (3%).
- Sistem Saraf Pusat: Mengantuk (1%), Sakit kepala (1%), Kejang pada anak (1%), Ketergantungan obat (fisiologis dan psikologis pada penggunaan jangka panjang), Mioklonus (bayi prematur), Sedasi parah.
- Gastrointestinal: Cegukan (dewasa 4% dan anak 1%), Mual (3%), Muntah (3%).
- Lokal: Reaksi di tempat injeksi (IM kurang dari 4%, IV kurang dari 5%. Tingkat keparahan kurang dari diazepam).
- Mata: Nystagmus pada anak (1%).
- Lain-lain: Reaksi paradoksal pada anak (2%).
Detail Midazolam
Berikut ini informasi lebih rinci terkait Midazolam dari cara kerja hingga interaksi dengan obat dan pengaruh terhadap hasil laboratorium. [1,2,3,4]
Penyimpanan | Oral: → Simpan pada suhu 25°C. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Injeksi: → Simpan pada suhu 20°C hingga 25°C. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Intranasal (semprotan hidung): → Simpan pada suhu 20°C hingga 25°C. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. |
Cara Kerja | Deskripsi: Midazolam berikatan dengan reseptor benzodiazepine stereospesifik pada neuron GABA postsinaptik di beberapa tempat dengan CNS, termasuk sistem limbik, pembentukan retikuler. Peningkatan efek penghambatan GABA pada rangsangan neuron dihasilkan oleh peningkatan permeabilitas membran neuron terhadap ion Cl, yang menghasilkan hiperpolarisasi dan stabilisasi. Reseptor dan efek benzodiazepin tampaknya terkait dengan reseptor GABA-A. Farmakokinetik Penyerapan: Midazolam diserap tubuh dengan cepat. Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) untuk oral rendah, sementara pemberian intamuskular lebih dari 90%. Waktu yang dibutuhkan untuk konsentrasi memuncak 20-60 menit, tergantung cara pemberian obat. Distribusi: Midazolam dapat melintasi plasenta dan memasuki ASI. Ikatan protein plasma sekitar 96-98%, terutama albumin. Metabolisme: Dimetabolisme dalam hati oleh isoenzim CYP3A4. Ekskresi: Sediaan Intranasal (semprotan hidung) diekskresikan melalui urin terutama sebagai konjugat glukuronida dari metabolit terhidroksilasi. Sediaan IV diekskresikan melalui urin terutama sebagai metabolit. Sediaan Oral diekskresikan 90% dalam 24 jam melalui urin (60 hingga 70% sebagai konjugat glukuronida dari metabolit terhidroksilasi, kurang dari 0,03% sebagai obat tidak berubah). 2% hingga 10% dalam 5 hari diekskresikan melalui tinja. Waktu paruh eliminasi berkisar 1,5-2,5 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Benadryl: Konsumsi bersamaan dapat meningkatkan efek samping seperti pusing, kebingungan hingga kesulitan berkonsentrasi. → Klaritromisin: Meningkatkan konsentrasi plasma obat. → Rifampisin: Menurunkan konsentrasi plasma dengan penginduksi CYP3A4. → Inhibitor CYP3A4 (Ketoconazole): Meningkatkan konsentrasi serum Midazolam. → Alizapride: Dapat meningkatkan efek depresan SSP. → AtorvaSTATin: Dapat meningkatkan konsentrasi serum Midazolam. → Azelastine (Nasal): Depresan SSP dapat meningkatkan efek depresan SSP Azelastine (Nasal). → Chlorphenesin Carbamate: Dapat meningkatkan efek toksiksitas dari Depresan SSP. Monitor terapi perlu dilakukan. → Clofazimine: Dapat meningkatkan konsentrasi serum Substrat CYP3A4 (Risiko tinggi dengan Inhibitor). → CloZAPine: Benzodiazepine dapat meningkatkan efek toksik dari CloZAPine. → Itraconazole: Meningkatkan konsentrasi serum Midazolam. → Ginko Biloba: Mengurangi konsentrasi serum Midazolam. → Magnesium Sulfat: Meningkatkan efek depresan SSP. → Melatonin: Meningkatkan efek sedatif Benzodiazepin. → Metadon: Benzodiazepin meningkatkan efek depresan SSP terhadap Metadon. → Piribedil: Depresan SSP dapat meningkatkan efek depresan SSP dari Piribedil. → Pramipexole: Depresan SSP dapat meningkatkan efek sedatif Pramipexole. → Propofol: Midazolam dapat meningkatkan konsentrasi serum Propofol. Sebaliknya Propofol dapat meningkatkan konsentrasi serum Midazolam. |
Interaksi dengan makanan | → Alkohol dapat meningkatkan efek depresan SSP. → St. John’s wort dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi serum. → Jus jeruk bali dapat meningkatkan konsentrasi serum Midazolam. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Sedasi, Mengantuk, Kebingungan, Gangguan koordinasi, Berkurangnya refleks, Koma, dan Perubahan tanda-tanda vital. ⇔ Cara Mengatasi: Pengobatan suportif umum. Pertahankan jalan napas paten dan ventilasi dukungan, termasuk oksigen. Cairan intravena atau vasopresor dapat diberikan jika pasien mengalami hipotensi. Dianjurkan melakukan dekontaminasi saluran pencernaan dengan cuci lambung menggunakan arang aktif. Flumazenil dapat diberikan sebagai penawar racun. |
Pertanyaan Seputar Midazolam
Kondisi medis apa yang harus diperhatikan sebelum mendapat pengobatan dengan Midazolam?
Pasien yang memiliki alergi terhadap Benzodiazepine, pasien Glaukoma, pasien dengan gangguan saluran pernapasan (asma, emfisema, bronkitis, gangguan paru obstruktif kronik dan masalah pernapasan lainnya). Selain itu penderita penyakit ginjal, hati, dan gagal jantung kongestif. Pasien yang menggunakan obat-obatan narkotika (opioid) juga perlu memberi tahu dokter terkait pengobatannya. Anak-anak, lansia, ibu hamil dan menyusui juga wajib menginformasikan kondisi mereka kepada dokter. [1,3,4]
Apakah Midazolam dijual bebas?
Sebagai obat penenang yang digunakan sebelum prosedur medis, Midazolam tidak diperjualbelikan secara bebas. [1,4]
Apakah ada perbedaan pemberian dosis terhadap dewasa anak maupun lansia?
Pemberian dosis Midazolam disesuaikan dengan kondisi medis pasien. Pada lansia sering dilakukan pengurangan dosis, sedang pada pasien anak pemberian dosis mengacu pada usia dan berat badan. [1,2,3,4]
Apakah harus menjalani diet atau menghindari makanan tertentu sebelum mengonsumsi Midazolam?
Bicarakan hal ini dengan dokter anda. Sebagai informasi, alkohol dapat meningkatkan efek depresan SSP. St. John’s wort dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi serum Midazolam, sementara buah dan jus jeruk bali dapat meningkatkan konsentrasi serum Midazolam. [1]
Brand Merek Dagang di Pasaran
Brand Merek Dagang |
Anesfar |
Versed |
Sedacum |
Hipnoz |
Fortanez |
Miloz |