Penyebab Mual Setelah Makan dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Banyak orang mengalami perasaan mual setelah makan terlalu banyak. Perasaan mual setelah makan ini dapat berhubungan dengan beragam kondisi, mulai dari yang ringan sampai yang berat. [2]

Sistem pencernaan adalah sekumpulan organ yang saling bekerja sama untuk mencerna apa yang anda makan dan minum. Prosesnya dimulai dari mulut, ke esofagus, ke lambung, sampai ke usus. Jika ada masalah pada proses ini, maka dapat menyebabkan mual setelah makan. [3]

Gejala Mual Setelah Makan

Gejala mual setelah makan bergantung dari penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah tabel penyebab dengan gejalanya [1,2] :

PenyebabGejala
Keracunan MakananMuntah, diare, sakit perut, kelelahan, kehilangan nafsu makan, demam
Alergi MakananMuntah, diare, sakit perut, ruam kulit, pembengkakkan area wajah dan leher, pusing, sesak napas, bersin
Intoleransi MakananMuntah, diare, sakit perut, nyeri otot abdomen, kembung, maag
Flu perut atau virus perutMuntah, diare, sakit kepala, nyeri otot, demam, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan
MaagRasa terbakar pada dada, sendawa asam, perasaan ada sesuatu pada dada, batuk
GERDmaag, nyeri tenggorokkan, bau mulut, kembung, kesulitan menelan, batuk kronis
Mabuk perjalananMuntah, pusing, keringat dingin, perasaan tidak enak
Penyakit kantung empeduMuntah, diare, demam, nyeri pada abdoen atas kanan, jaundice atau ikterik, tinja pucat
Irritable bowel syndrome (IBS) atau iritasi usus besarDiare, konstipasi, sakit perut
Pankreatitis akutNyeri abdomen atas kiri atau tengah sampai ke punggung, muntah, demam, nyeri abdomen setelah makan
Iskemia MesenterikMuntah, diare, demam, kembung, sakit perut
KehamilanPayudara membesar dan padat, telat haid, kelelahan
Stres atau ansietasNyeri otot, kelelahan, kehilangan gairah seksual, masalah tidur, sedih, sifat lekas marah
Tabel penyebab dan gejala

Penyebab Mual Setelah Makan

  • Hormonal

Perubahan hormonal dapat terjadi selama kehamilan, dimana dapat menginduksi mual pada saat kapanpun, walau lebih sering di pagi hari. Perasaan mual terjadi pada usia kehamilan 2 bulan hingga 4 bulan. [2]

Hormon kehamilan dapat meningkatkan asam lambung akibat koneksi antara esofagus dan perut merenggang. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa mual. Bau yang tajam dapat menyebabkan perasaan mual memburuk. [2]

  • Infeksi

Makanan dapat terkontaminasi jika tidak termasak dengan baik atau jika penyimpanannya tidak benar. Seseorang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi agen infeksi dapat mengalami keracunan makanan. [2]

Bakteri, virus, dan parasit adalah penyebab kontaminasi. Infeksi virus pada saluran pencernaan, seperti virus perut, dapat menyebabkan mual setelah makan. Virus dapat berasal dari kontak langsung dengan penderita atau mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. [1,2]

  • Intoleransi dan Alergi Makanan

Beberapa orang memiliki intoleransi terhadap makanan tertentu, dimana tubuh kesulitan untuk mencerna. Intoleransi makanan tidak memicu kerja sistem imun, tapi dapat menyebabkan mual setelah beberapa jam mengkonsumsi makanan pemicu. [2]

Sumber makanan yang intoleran pada beberapa orang adalah makanan yang mengandung laktosa (contoh: susu dan olahannya), gluten, dan makanan yang mengandung gas (contoh: kacang-kacangan dan kol). [2]

Alergi makanan terjadi saat tubuh salah mendeteksi protein makanan tertentu yang membuat sistem imun dalam tubuh bekerja. Mual akibat alergi makanan dapat terjadi beberapa detik sampai beberapa menit setelah makanan. [2]

Jika alergi makanan disertai gejala lain seperti pembengkakkan wajah dan bibir serta kesulitan bernapas, maka kondisi ini sudah menjadi gawat dan memerlukan penanganan medis segera. [2]

  • Gangguan Pencernaan

Mual setelah makan yang disertai gangguan pencernaan lainnya terjadi saat organ dalam sistem pencernaan tidak berfungsi dengan maksimal. [2]

Penyakit asam lambung GERD terjadi saat cincin otot antara esofagus dan lambung tidak berfungsi, sehingga menyebabkan asam lambung naik ke esofagus. GERD menyebabkan sensasi terbakar pada esofagus seperti maag dan menyebabkan mual setelah makan. [2]

Kantung empedu bertugas untuk melepaskan empedu ke dalam saluran pencernaan untuk mencerna lemak. Penyakit kantung empedu yang disertai dengan asupan tinggi lemak dapat menyebabkan mual setelah makan. [2]

Pankreas melepaskan protein dan hormon yang berfungsi pada pencernaan. Jika pankreas mengalami inflamasi atau radang, yang disebut pankreatitis, mual dapat terjadi bersamaan dengan masalah pencernaan lainnya. [2]

Irritable bowel syndrome (IBS) atau iritasi usus besar adalah kondisi kronis yang dapat menyebabkan kembung dan peningkatan gas. Pada beberapa orang, kondisi ini dapat memiliki gejala mual setelah muntah. [2]

  • Gangguaan Vaskular atau Peredaran Darah

Mual setelah makan dapat juga menjadi tanda penyempitan arteri pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah dapat menghalangi aliran darah. Mual setelah makan yang disertai sakit perut intens dapat mengindikasi kondisi iskemia mesenterik kronis. Kondisi ini dapat tiba-tiba memburuk dan mengancam nyawa. [2]

  • Mabuk Perjalanan

Beberapa orang sensitif terhadap pergerakan tertentu dimana dapat menyebabkan mabuk, seperti mabuk darat, mabuk laut, dan mabuk udara. Makan setelah dan sesudah mengalami pergerakkan tertentu dapat menyebabkan mual. [2]

  • Psikiatrik atau Psikologikal

Anoreksia nervosa dan bulimia nervosa adalah gangguan makan yang sering digambarkan dengan kebiasaan makan yang aneh. Anoreksia nervosa dapat menyebabkan mual karena kelebihan asam lambung dan kelaparan. Bulimia nervosa dapat menyebabkan mual karena penderita seperti memiliki kewajiban untuk memuntahkan makanan setelah makan. [2]

Ansietas, depresi, atau stres yang intens dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan mual setelah makan. [2]

  • Pengobatan Tertentu

Mual adalah efek samping yang sering terjadi akibat pengobatan tertentu seperti antibiotik, pereda nyeri, dan kemoterapi. Mual akan selesai jika pengobatan telah dihentikan. [2]

Kapan Harus ke Dokter?

Mual setelah makan yang berlangsung lebih dari seminggu merupakan pertanda bahwa anda harus ke dokter. Pergilah ke dokter jika anda mengalami mual yang disertai gejala serius, seperti [3] :

  • Darah pada muntah dan tinja
  • Nyeri dada
  • Kebingungan
  • Diare yang berlangsung beberapa hari
  • Rasa haus yang ekstrim, dan tanda-tanda dehidrasi lainnya seperti kesulitan urinasi, kelemahan, dan pusing
  • Demam
  • Nyeri abdomen yang intens
  • Detak jantung cepat
  • Muntah berat
  • Kesulitan menelan makanan

Diagnosis Mual Setelah Makan

Penyebab mual setelah makan sangat bervariasi. Mencatat waktu saat terjadi mual serta mencatat jenis makanan pemicu dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosa. [2]

Tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnosa mual setelah makan adalah [2] :

  • Tes darah atau tes urin
  • Tes kulit
  • Tes menelan
  • Kolonoskopi atau endoskopi saluran pencernaan atas
  • CT scan atau MRI abdomen

Cara Mengatasi Mual Setelah Makan

Penanganan mual setelah makan bergantung dari diagnosisnya. Sebagai contoh, seseorang dengan GERD dan maag membutuhkan pengobatan asan lambung dan antibiotik untuk bakteri lambung (contoh: H. Pylori). [2]

Penderita alergi makanan dan intoleran makanan harus menghindari makanan yang memicu reaksi mual. Pada kasus virus perut, seseorang harus tetap terhidrasi dan makan makanan tawar sampai rasa mual mereda. [2]

Pada kondisi yang lebih serius, seperti penyakit kantung empedu, operasi mungkin diperlukan untuk mengatasinya. [2]

Cara Mencegah Mual Setelah Makan

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah mual setelah makan adalah [2,3] :

  • Makan makanan yang mudah dicerna seperti biskuit, nasi putih, atau roti kering
  • Membatasi makan sembari minum
  • Mengkonsumsi jahe atau permen jahe dapat membantu mencegah mual setelah makan
  • Hindari makanan tinggi serat atau susu
  • Minum air secara reguler dengan jumlah kecil
  • Hindari makanan yang berlemak, digoreng, dan makanan pedas
  • Makan makanan dalam jumlah kecil namun dengan frekuensi yang sering
  • Makan dan minum dengan perlahan
  • Beristirahat dan relaks setelah makan untuk membantu mencerna makanan
  • Mengkonsumsi makanan dalam temperatur ruang
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment