Penghambat Kolinesterase : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Demensia adalah suatu kondisi atau keadaan hilang ingatan yang biasa disebut dengan alzheimer. Alzheimer adalah penyakit yang sangat umum dari demensia[1].

Timbulnya demensia disebabkan karena aliran darah atau rusaknya saraf pada otak terutama pada pengguna alkohol dan narkoba dalam jangka waktu yang sangat panjang. Demensia tidak bisa disembuhkan ataupun di cegah. Pengobatan hanya bisa memperlambat atau mengurangi gejala[1].

Fungsi Penghambat Kolinesterase

Penghambat kolinesterase adalah sekelompok obat yang dapat memblokir rusaknya asetilkolin yang akhirnya menjadi asetat dan kolin. Dengan demikian, dapat meningkatkan tingkat dan juga durasi kerja asetilkolin pada bagian sistem saraf pusat dan perifer[2].

Berikut ini adalah fungsi dan kegunaan dari penghambat kolinesterase :

  • Untuk pengobatan paliatif dari demensia ringan sampai sedang dari tipe Alzheimer.
  • Untuk mengobati miastenia gravis.
  • Untuk mengobati jenis glaukoma tertentu dan kondisi mata lainnya, seperti esotropia akomodatif.
  • Untuk pengobatan topikal glaukoma sudut terbuka kronis.
  • Untuk mengobati glaukoma dan toksisitas antikolinergik.
  • Untuk mengobati Parkinson.
  • Untuk meningkatkan tonus otot.
  • Untuk mengobati kutu rambut.
  • Digunakan dalam sediaan oftalmik untuk meningkatkan drainase cairan intraokular
  • Mengurangi gangguan memori terkait usia
  • Relaksan otot rangka
  • Untuk pengobatan depresi
  • Digunakan untuk profilaksis dan pengobatan malaria
  • Digunakan dalam pengobatan penyakit refluks gastroesofagus, pencegahan mual dan muntah, dan untuk merangsang pengosongan lambung.
  • Melawan bakteri Gram positif dan beberapa infeksi jamur.
  • Untuk mencegah penolakan cangkok pada transplantasi sel induk
  • Untuk mengobati berbagai penyakit berbahaya termasuk jenis adenokarsinoma tertentu dan karsinoma kandung kemih superfisial.
  • Untuk mengobati penyakit Hodgkin, limfosarkoma, dan leukemia mielositik atau limfositik kronis.
  • Untuk menghasilkan kelainan kromosom dan kanker.
  • Untuk memperpanjang relaksasi otot
  • Untuk mencegah fasikulasi otot yang diinduksi suksinilkolin.
  • Untuk mengobati mual, muntah, kecemasan pra operasi, skizofrenia, gangguan bipolar, dan masalah perilaku parah pada anak-anak.
  • Untuk anestesi lokal atau regional.
  • Digunakan sebagai bronkodilator dan untuk mencegah persalinan prematur.
  • Untuk mengobati aritmia ventrikel yang mengancam jiwa.
  • Untuk pencegahan dan pemulihan bronkospasme pada pasien berusia 12 tahun ke atas 
  • Untuk pengobatan homosistinuria untuk menurunkan peningkatan kadar darah homosistein.
  • Untuk menghilangkan gejala nyeri neuropatik yang terkait dengan neuralgia pasca herpes, serta nyeri otot dan sendi lainnya.
  • Untuk mengobati infeksi filaria seperti Wuchereria bancrofti dan Loa loa.
  • Untuk mengobati GERD dan berbagai tukak lambung.
  • Untuk mengobati akromegali.
  • Untuk mengobati hipertensi, gagal jantung kongestif ringan sampai sedang
  • Untuk mengurangi risiko kardiovaskular pada pasien dengan hipertensi atau infark pasca-miokard.
  • Untuk mengendurkan otot selama prosedur anestesi dan pembedahan.
  • Untuk mengobati berbagai sarkoma, karsinoma, limfoma, dan tumor sel germinal.
  • Untuk anestesi, blok saraf perifer, dan blok saraf tulang belakang.
  • Untuk pengobatan skizofrenia.
  • Untuk mengontrol mual dan muntah.
  • Untuk mengobati tukak duodenum, sindrom Zollinger-Ellison, tukak lambung, GERD, dan esofagitis erosif.

Penyakit yang Diatasi dengan Penghambat Kolinesterase

Setiap obat memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing untuk menyembuhkan penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat diatasi dengan penghambat kolinesterase[8].

Penyakit alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif progresif dengan gejala hilangnya fungsi sel saraf di area otak sehingga bisa menyebabkan hilangnya fungsi kognitif seperti memori dan juga bahasa[3].

Penyebab dari hilangnya fungsi sel saraf pada otak ini belum diketahui. Akan tetapi, muncul sel-sel yang menyebabkan hilangnya fungsi sel yaitu muncul filamen heliks pada bagian sel saraf[3].

Demensia adalah penurunan daya ingat oleh berbagai penykait dan kondisi. Demensia ini terjadi pada saat sel saraf otak menjadi mati. Dengan begitu, hubungan antara neuron menjadi terputus[1].

Penyakit parkinson atau biasa disebut dengan penyakit saraf progresif muncul karena adanya perubahan pada sel saraf dengan kandungan melanin yang ada di batang otak[4].

Cara Kerja Penghambat Kolinesterase

Mekanisme kerja pada obat penghambat kolinesterasetacrin belum sepenuhnya di ketahui. Tetapi, tacrin yang bekerja dengan cara mengikat reversibel dan juga dapat menonatkifkan kolinesterase[5].

Dengan menonatkifkan kolinesterase dapat menghambat hidrolisis asetilkolin yang di lepas dari neuron kolinergik. Sehingga, bisa menyebabkan akumulasi asetilkolin pada sinapsis kolinergik[5].

Obat ini sangat mudah diserap dengan ketersediaan hayati absolut sekitar 17%. Metabolisme melalui hati dengan paruh waktu 2-4 jam.

Penghambat Kolinesterase disekresikan oleh neuron kolinergik guna menghidrolisis ACh dengan sanagt cepat pada bagian celah sinaptik agar asetat dan kolin dapat terlepas[6].

Dosis 8-32 mg/hari dengan ketersediaan hayati oral 90-100% sekitar 1 jam. Setelah 10 jam pemberian, konsentrasi plasma galantamin rata-rata 82-97 µg / L untuk dosis 24mg/hari dan 114–126 µg / L untuk dosis 32 mg / hari[6].

Pengikatan protein plasma galantamin adalah 18% dengan konsentrasi yang sangat relevan. Klirens ginjal dengan 20-25% dengan eliminasi menurun pada gangguan ginjal. Pemberian oral dan intravena sekitar 20% yang di ekskresikan dalam urin dengan waktu 24 jam[6].

Sekitar 95% dan 5% ditemukan dalam urin dan feses sekitar 32% dalam bentuk senyawa induk, dan 12% dalam bentuk glukuronida. Paruh waktu untuk galantamine sekitar 7 jam[6].

Donepezil bekerja dengan cara meningkatkan transmisi kolinergik untuk meredakan gejala demensia alzheimer. Donepezil juga bekerja sebagai transmis eksitatori diinduksi glutamat melalui regulasi protein amiloid pada proses penyakit alzheimer. Selain itu, obat ini juga sebagai penghambat jalur pensinyalan inflamasi sebagai efek pelindung saraf[6].

Di ekskresikan dalam waktu 24 jam pemberian oral dan intravena diberikan sekitar 20%. Pengeluaran dari feses dan urin sekitar 95% dan 5%[6].

Donepezil diserap secara perlahan melalui saluran gastrointestinal dengan pemberian oral. Dengan ketersediaan hayati 3 – 4 jam dan konsentrasi mencapai 15-21 hari[6].

Donepezil dimetabolisme kan di hati dengan metabolik paruh waktu yang sangat mirip dengan obat induk. Dengan metabolisme menjadi 4 metabolik primer, dimana di antara keduanya sangat aktif secara farmakologis. Dan sebagian metabolik tidak aktif[6].

Rivastigmine dengan mekanisme kerja mengikat dan juga menonaktifkan Kolinesterase serta mencegah hidrolisis asetkolin. Mekanisme tersebut menjadi penyebab meningkatkan konsentrasi asetkolin[7].

Obat ini dimetabolismekan dengan sangat cepat secara hidrolisis dan dengan ekskresi metabolik melalui ginjal kurang dari 1% melalui tinja[7].

Contoh Obat Penghambat Kolinesterase

Penghambat Kolinesterase tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, larutan. Obat ini hanya bisa didapat dengan resep dokter. Sebagian dari obat ini telah dihentikan. Berikut ini contoh obat penghambat konesterase[8].

Obat tersebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan daya pikir pada pasien dengan penyakit Alzheimer tingkat ringan hingga sedang. Untuk obat kombinasi donepezil dan memantine digunakan untuk demensia tingkat sedang hingga parah.

Efek Samping Penghambat Kolinesterase

Obat ini memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Setiap efek samping tergantung dengan penggunaan dosis dan takaran yang diberikan. Berikut ini efek samping umum dari obat penghambat kolinesterase[8,.

Sebagian dari obat ini tidak dianjurkan untuk anda konsumsi jika anda mengalami gatal, iritasi kulit, dan kemerahan parah[7]. Obat ini juga bisa menyebabkan masalah hati, sehingga di anjurkan untuk melakukan tes darah secara teratur agar dapat mengetahui apakah obat tersebut mempengengaruhi hati[9].

Saat mengkonsumsi obat ini hindari aktivitas terutama saat mengemudi, karena dapat mempengaruhi pikiran anda. Ikuti juga instruksi dokter tentang larangan makanan dan minuman yang tidak harus di minum[8].

Untuk penggunaan obat ini bisa di minum sebelum atau setelah makan pada saat sebelum tidur atau di pagi hari. Minum tablet secara utuh. Untuk bentuk larutan, ukur terlebih dahulu lalu gunakan jarum suntik atau alat ukur dengan dosis tepat[8].

Obat ini baik untuk diminum saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan). Akan tetapi, jika obat ini membuat efek samping pada perut, di anjurkan mengkonsumsi bersama dengan makanan[5].

Untuk tablet kerja pendek atau laruta oral biasanya diberikan dua kali sehari.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment