Agen Gastrointestinal : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Agen Gastrointestinal ?

Gastrointestinal adalah penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang tersusun terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, dan anus[1].

Agen Gastrointestinal digunakan untuk mengobati gangguan gastrointestinal seperti mengontrol keasaman lambung, mengatur metabolisme saluran cerna dan aliran air, dan meningkatkan pencernaan[2].

Fungsi Agen Gastrointestinal

Agen Gastrointestinal memiliki banyak fungsi terutama dalam penggunaannya dengan obat lain. Beberapa fungsi dan manfaatnya adalah [2]:

  • Glycine betaine digunakan untuk pengobatan homosistinuria, dan menurunkan peningkatan kadar darah homosistein.
  • Pancrelipase digunakan untuk mengobati penyakit malabsorpsi
  • Glukagon digunakan untuk mengobati hipoglikemia pada penderita diabetes mellitus
  • Infliximab digunakan dalam pengobatan berbagai macam kondisi penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan juga ankylosing spondylitis.
  • Oktreotida digunakan untuk mengobati akromegali, dan diare yang terkait dengan jenis tumor yaitu tumor karsinoid metastatik dan tumor yang mensekresi peptida usus vasoaktif.
  • Lorazepam  digunakan untuk mengobati gangguan panik, kecemasan parah, dan kejang.
  • Eritromisin digunakan untuk mengobati dan juga mencegah berbagai jenis infeksi bakteri di dalam tubuh.
  • Pantoprazole digunakan untuk mengobati penyakit esofagitis erosif, hipersekresi asam lambung. Selain itu, obat ini juga untuk mempercepat penyembuhan kerusakan jaringan yang disebabkan oleh asam lambung.

Biasanya obat yang digunakan untuk penyakit GI ini jarang sekali menyebabkan efek samping seperti kerusakan hati. Sebagian dari obat untuk mengobati Gastrointestinal merupakan obat resep dan non resep[3].

Penggolongan Agen Gastrointestinal

Agen Gastrointestinal terbagi menjadi 12 kelas obat, yaitu[4] :

  1. 5-aminosalicylates

5-aminosalicylates digunakan untuk mengobati penyakit radang usus dan juga beberapa jenis artritis[5].

2. Antasida

Antasida digunakan untuk menetralkan asam di lambung dengan cara melawan asam lambung dan membuat pH-nya menjadi seimbang[6].

3. Antidiare

Antidiare digunakan untuk menghentikan atau memperlambat diare[7].

4. Enzim pencernaan

Enzim pencernaan adalah obat untuk memperlancar pencernaan agar makanan dapat di cerna dengan baik melalui pankreas. Permasalahan pencernaan ini dikarenakan enzim yang diperlukan sangat sedikit[8].

5. Agen gangguan usus fungsional

Agen gangguan usus fungsional digunakan untuk meredakan gejala sindrom iritasi usus besar, kembung kronis, diare, dan sembelit. Berikut 6 jenis subtipe Agen gangguan usus fungsional berdasarkan cara kerjanya[9].

  • Antikolinergik / antispasmodik. Obat ini digunakan untuk pengobatan kandung kemih dan gangguan pernafasan dan gerak.
  • Penggerak saluran klorida. Obat ini digunakan untuk mengobati sembelit kronis.
  • Agonis guanylate cyclase-C. Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit sindrom iritasi usus besar.
  • Penghambat NHE3. digunakan untuk mengobati penyakit sindrom iritasi usus besar
  • Antagonis reseptor opioid perifer. Bersama dengan  opioid obat ini digunakan untuk mencegah konstipasi akibat opioid
  • Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis. Obat ini digunakan untuk mempengaruhi reseptor opioid perifer.

6. Agen pelarut batu empedu

Agen pelarut batu empedu digunakan untuk memecah batu empedu pada pasien tanpa harus operasi[10].

7. Stimulan GI

Stimulan GI digunakan untuk mengobati gastroesophageal reflux dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan gastrointestinal[11].

8. Agen pemberantasan H. pylori

Agen pemberantasan H. pylori digunakan untuk mengobati sebagai penghambatan asam lambung yang dikombinasikan dengan agen antibakteri lainnya[12].

9. Antagonis H2

Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit gastroesophageal reflux ( GERD ), tukak gastrointestinal dan kondisi hipersekresi gastrointestinal lainnya[13].

10. Obat pencahar

 Obat pencahar digunakan untuk membantu mengatasi masalah sembelit atau mengosongkan kotoran sebelum di lakukannya pembedahan usus bagian bawah[14].

Obat pencahar terbagi menjadi 7 subtipe berdasarkan cara kerjanya, di antaranya adalah :

  • Agen Bulking (Fiber). Menyerap air dalam tubuh pada usus yang membengkak agar tinja lebih lembut dan mudah di keluarkan.
  • Aktivator Saluran Klorida. Meningkatkan sekresi cairan dan memperbaiki jalannya tinja pada bagian membran saluran usus.
  • Agonis Guanylate cyclase-C (GC-C). Digunakan untuk penyakt sembelit yang tidak merespons tindakan lain.
  • Pelumas. Dgunakan untuk melapisi feses dan melumasi dinding usus agar tinja menjadi lembut dan dapat melewati dengan mudah pada saluran di usus besar.
  • Pencahar Osmotik dan Hiperosmotik. Digunakan untuk membersihkan usus sebelum di lakukannya operasi rektal.
  • Pencahar stimulan. Digunakan untuk mempercepat jalannya tinja bergerak melalui usus besar.
  • Pelunak feses. Digunakan untuk Melembutkan tinja agar lebih memudahkan air masuk ke dalam tinja.

11. Agen GI lain-lain

Agen GI termasuk yang sudah dijelaskan di atas termasuk kelas obat gastrointestinal yang memilki fungsi dan kegunaan masing-masing. Agen gastrointestinal yang tidak sesuai dengan kategori ini termasuk kelas agen GI lainnya[15].

12. Penghambat pompa proton

Penghambat pompa proton sangat berguna untuk mengurangi produksi asam oleh lambung[16].

Penyakit yang Diatasi dengan Agen Gastrointestinal

Masing-masing agen Gastrointestinal digunakan mengobati penyakit dan kondisi kesehatan yang berbeda-beda sesuai fungsi kerja obat tersebut.

5-aminosalicylates diberikan untuk[5] :

  • Penyakit Crohn, Pemeliharaan
  • Penyakit radang usus
  • Artritis Reumatoid Remaja
  • Kolitis Limfositik
  • Artritis reumatoid
  • Kolitis ulseratif
  • Kolitis Ulseratif, Aktif
  • Kolitis Ulseratif, Perawatan
  • Proktitis Ulseratif

Antasida diberikan untuk[6]:

Antidiare diberikan untuk[7]:

Enzim pencernaan diberikan untuk[8]:

  • Gangguan Sintesis Asam Empedu
  • Pankreatitis kronis
  • Fibrosis kistik
  • Gangguan Lambung Fungsional
  • Gas
  • Gangguan pencernaan
  • Intoleransi laktosa
  • Disfungsi Eksokrin Pankreas
  • Pankreatitis
  • Sucrase-Isomaltase Deficiency

Agen gangguan usus fungsional terbagi menjadi 7 subtipe, yaitu[9]:

  • Antikolinergik / antispasmodik diberikan untuk :
    • Anestesi
    • Keracunan Antikolinesterase
    • AV Heart Block
    • Bradiaritmia
    • COPD, Pemeliharaan
    • Ulkus duodenum
    • Endoskopi atau Premedikasi Radiologi
    • Enterokolitis
    • Enuresis
    • Air liur yang berlebihan
    • Gas
    • GERD
    • Gangguan pencernaan
    • Sindrom iritasi usus
    • Mabuk
    • Mual / Muntah
    • Kolitis Tidak Menular
    • Keracunan Organofosfat
    • Penyakit Parkinson
    • Parkinsonian Tremor
    • Bisul perut
    • Gejala pascamenopause
    • Inkontinensia Urin

Penggerak saluran klorida diberikan untuk penyakit :

  • Sembelit
  • Sembelit, Kronis
  • Sembelit, Diinduksi Obat
  • Sindrom iritasi usus
  • Sembelit yang Diinduksi Opioid

Agonis guanylate cyclase-C diberikan untuk penyakit :

  • Sembelit idiopatik kronis
  • Sembelit
  • Sembelit, Kronis
  • Sindrom iritasi usus

Penghambat NHE3 diberikan untuk penyakit:

  • Sindrom iritasi usus

Antagonis reseptor opioid perifer diberikan untuk penyakit:

  • Sembelit, Kronis
  • Sembelit, Diinduksi Obat
  • Bedah Gastrointestinal
  • Sembelit yang Diinduksi Opioid
  • Ileus pasca operasi

Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis diberikan untuk penyakit:

  • Sindrom iritasi usus

Modulator neuroenterika serotoninergik diberikan untuk penyakit:

  • Sembelit idiopatik kronis
  • Sindrom iritasi usus

Cara Kerja Agen Gastrointestinal

Agen Gastrointestinal khusus untuk mengobati sistem pencernaan. Obat ini adalah obat inflamasi, antidiare, obat pencahar, agen antibakteri. Semua jenis agen Gastrointestinal memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda-beda yang berhubungan dengan gangguan gastrointestinal.

Agen Gastrointestinal bekerja dengan berbagai cara, di antaranya :

  • Dapat menghambat produksi siklo-oksigenase dan prostaglandin, sintetase tromboksan, faktor faktor pengaktifan platelet sintetase, dan interleukin-1.
  • Bekerja dengan cara menetralkan asam lambung
  • Dapat memperlambat kontraksi pada usus dan dapat meningkatkan waktu dalam proses keluarnya isi usus. Sehingga, usus terisi lebih banyak air yang terserap di dalam tubuh agar tinja tidak mengandung lebih banyak air.
  • Dapat mempercepat pemecahan seperti sukrosa yang dipecah menjadi glukosa dan juga fruktosa.

Contoh Obat Agen Gastrointestinal

Agen Gastrointestinal hadir dalam bentuk

Beberapa jenis obat ini merupakan obat resep dan non resep. Konsultasi ke dokter jika anda ingin mengkonsumsi obat ini. Berikut beberapa jenis obat dan subtipe sesuai dengan cara kerjanya.

Beberapa contoh obat 5-aminosalicylates[4]:

Beberapa contoh obat antasida[5]:

Beberapa contoh obat Antidiare[6]:

  • Loperamide
  • Simethicone
  • Lactobacillus acidophilus
  • Difenoksilat
  • Atropin 
  • Difenoxin
  • Bismuth subgallate
  • Bismuth subsalicylate
  • Saccharomyces boulardii lyo
  • Lactobacillus acidophilus
  • Lactobacillus rhamnosus gg
  • Attapulgite
  • Crofelemer

Beberapa contoh obat Enzim pencernaan[7]:

  • Pancreatin
  • Pancrelipase
  • Lactase
  • Alpha-d-galactosidase
  • Cholic acid
  • Sacrosidase

Beberapa contoh obat Agen gangguan usus fungsional berdasarkan dengan fungsi dan cara kerjanya [8]:

  • Beberapa contoh obat Agonis guanylate cyclase-C:
    • Linaclotide
    • Plecanatide
  • Beberapa contoh obat Penghambat NHE3:
    • Tenapanor
  • Beberapa contoh obat Antagonis reseptor opioid perifer:
    • Methylnaltrexone
    • Naldemedine
    • Naloxegol
    • Alvimopan
  • Beberapa contoh obat Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis:
    • Eluxadoline

Beberapa contoh obat Agen pelarut batu empedu[8]:

  • Ursodiol
  • Asam chenodeoxycholic

Beberapa contoh obat Stimulan GI[9]:

Beberapa contoh obat Agen pemberantasan H. pylori[10]:

Beberapa contoh obat Antagonis H2[11]:

Beberapa contoh obat pencahar[12]:

Beberapa contoh obat Agen GI lain-lain[13]:

  • Asam sitrat
  • Simetikon
  • Natrium bikarbonat
  • Telotristat
  • Simethicone
  • Misoprostol
  • Simetikon
  • Simethicone
  • Arang
  • Sucralfate
  • Charcoal
  • Teduglutide

Beberapa contoh obat Penghambat pompa proton[14]:

Efek Samping Agen Gastrointestinal

Semua obat memiliki efek samping dan gejala dari yang ringan sampai serius. Efek samping ini muncul tergantung kondisi tubuh. Jika anda mengalami beberapa efek samping dan gejala berikut ini segera periksa ke dokter.

Agen Gastrointestinal terbagi menjadi 12 kelas, setiap kelas memiliki efek samping yang berbeda-beda tergantung dengan kondisi tubuh pasien.

Beberapa efek samping umum dari 5-aminosalicylates[15,16]:

  • Agitasi
  • Diare berdarah
  • Darah dalam urin
  • Koma
  • Kebingungan
  • Urin berwarna gelap
  • Penurunan keluaran urin
  • Depresi
  • Pusing
  • Demam
  • Perasaan lelah atau lemah secara umum
  • Sakit kepala
  • Permusuhan
  • Peningkatan kepekaan kulit terhadap sinar matahari
  • Sifat lekas marah
  • Gatal, ruam kulit
  • Kelesuan
  • Tinja berwarna terang
  • Otot berkedut
  • Mual
  • Nyeri di selangkangan atau alat kelamin
  • Penambahan berat badan yang cepat
  • Kemerahan atau perubahan warna kulit lainnya
  • Kejang
  • Sengatan matahari parah
  • Nyeri punggung tajam tepat di bawah tulang rusuk
  • Sakit perut
  • Pembengkakan pada wajah, pergelangan kaki, atau tangan
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Muntah
  • Mata atau kulit kuning
  • Kram perut
  • Influenza
  • Sembelit
  • Dispepsia
  • Ruam kulit
  • Perut kembung

Beberapa efek samping umum dari Antacids[17,18]:

  • Diare
  • Sering ingin buang air kecil
  • Sakit kepala (melanjutkan)
  • Kehilangan nafsu makan (melanjutkan)
  • Mood atau perubahan mental
  • Nyeri otot atau kedutan
  • Mual atau muntah
  • Kegugupan atau kegelisahan
  • Pernapasan lambat
  • Pembengkakan pada kaki atau tungkai bawah
  • Rasa tidak enak
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Sembelit.
  • Sakit perut atau muntah.
  • Sakit perut.
  • Tidak lapar

Beberapa efek samping umum dari antidiare[19]:

  • Perut kembung atau gas.
  • Infeksi saluran pernapasan bagian atas.

Beberapa efek samping umum dari Enzim pencernaan[20]:

  • Sakit kepala
  • Sembelit.
  • Diare.
  • Sakit perut.

Agen gangguan usus fungsional merupakan bagian dari kelas agen gastrointestinal. Obat ini terbagi lagi menjadi 7 subtipe yang memiliki efek samping yang berbeda[21,22,23,24,25,26,27, 28]:

  • Beberapa efek samping umum dari Antikolinergik / antispasmodik:
    • Mulut kering
    • Retensi urin
    • Penglihatan kabur
    • Takikardia
    • Palpitasi
    • Midriasis
    • Peningkatan ketegangan mata
    • Kehilangan rasa
    • Sakit kepala
    • Gugup
    • Mengantuk
    • Lemah
    • Kelelahan
    • Pusing
    • Insomnia
    • Mual
    • Muntah
    • Impotensi
    • Sembelit
    • Perasaan kembung
    • Sakit perut
    • Diare
    • Reaksi alergi atau keanehan obat
    • Urtikariadan manifestasi dermal lainnya
    • Ataksia
    • Gangguan bicara
    • Kebingungan mental dan / atau kegembiraan (terutama pada pasien geriatri)
    • Kehilangan memori jangka pendek
    • Halusinasi
    • Penurunan keringat,
    • Xerostomia
    • Penurunan keringat
    • Efek samping oftalmik yang merugikan (mis., Penglihatan kabur, midriasis, sikloplegia, peningkatan ketegangan mata).
  • Beberapa efek samping umum dari Aktivator saluran klorida :
    • Diare
    • Sakit kepala
    • Mual
    • Infeksi saluran kemih
    • Perut kembung
    • Sakit perut
    • Pusing
    • Edema perifer
    • Sinusitis
    • Muntah
    • Perut kembung
  • Beberapa efek samping umum dari Agonis guanylate cyclase-C:
    • Diare
    • Perut kembung
  • Beberapa efek samping umum dari Penghambat NHE3:
    • Diare
    • Perut kembung
    • Perut kembung 
    • Pusing
  • Beberapa efek samping umum dari Antagonis reseptor opioid perifer:
    • Diare
    • Mual
    • sakit perut
    • sembelit.
  • Beberapa efek samping umum dari Reseptor opioid perifer campuran agonis / antagonis:
    • Sakit perut
    • Sembelit
    • Sakit perut bagian bawah
    • mual
    • sakit perut bagian atas
    • muntah.
  • Beberapa efek samping umum dari Modulator neuroenterika serotoninergik:
    • Sembelit
    • Diare
    • Sakit perut

Beberapa efek samping umum dari Stimulan GI[29]:

  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Diare 
  • Sembelit
  • Hidung berair

Beberapa efek samping umum dari Agen pemberantasan H. pylori[30] :

  • Bersendawa
  • Panas dingin
  • Batuk
  • Diare
  • Demam
  • Perasaan umum tidak nyaman atau sakit
  • Sakit kepala
  • Maag
  • Gangguan pencernaan
  • Nyeri sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri dan nyeri otot
  • Mual
  • Pilek
  • Gemetaran
  • Tenggorokan sakit atau kering
  • Ketidaknyamanan perut, kesal, atau nyeri
  • Berkeringat
  • Kesulitan tidur
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Muntah

Beberapa efek samping umum dari Obat pencahar[31,32]:

  • Distensi gas
  • sendawa
  • perut kembung
  • borborygmi
  • ketidaknyamanan perut (misalnya kram)
  • Dehidrasi
  • hiponatremia pada bayi
  • sakit perut
  • Muntah
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan bernapas
  • Diare
  • iritasi GI
  • Penipisan cairan dan elektrolit

Beberapa efek samping umum dari Antagonis H2{33]:

  • Ginekomastia
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Nyeri sementara di tempat suntikan.
  • Rasa terbakar atau gatal lokal sementara.
  • Mengantuk
  • Diare

Beberapa efek samping umum dari Agen GI lain-lain[34]:

  • Sembelit. 
  • Sakit perut
  • Telotristat

Beberapa efek samping umum dari Penghambat pompa proton[35]:

  • Diare
  • Mual
  • Gastritis atrofi
  • Gatal, ruam kulit
  • Anomali kongenital
  • Sakit perut. 
  • Kotoran berwarna hitam
  • Gusi berdarah
  • Darah dalam urin atau tinja
  • Penglihatan kabur
  • Nyeri dada
  • Kebingungan
  • Kejang
  • Batuk
  • Urin menurun
  • Pusing
  • Pusing, pingsan, atau pusing saat bangun tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk
  • Kantuk
  • Mulut kering
  • Pingsan
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Demam atau menggigil
  • Sakit kepala
  • Haus meningkat
  • Pusing
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri otot atau kram
  • Kejang otot (tetani) atau kedutan
  • Mual atau muntah
  • Kegugupan
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki, atau bibir
  • Kulit pucat
  • Menunjukkan bintik-bintik merah pada kulit
  • Berdebar-debar di telinga
  • Pernapasan cepat dan dangkal
  • Kejang
  • Detak jantung lambat
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Berkeringat
  • Sesak di dada
  • Gemetaran
  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan bernapas dengan pengerahan tenaga
  • Perdarahan atau memar yang tidak biasa
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa

Sebagian dari agen Gastrointestinal memiliki efek samping kantuk, jadi konsumsikan obat ini sebelum waktu tidur. Jangan di minum di waktu anda sedang beraktivitas atau sedang berkendara.

Agen Gastrointestinal dapat berinteraksi dengan obat lain yang bisa sangat berpengaruh terhadap cara kerja obat.

Jika anda sedang hamil dan menyusui konsultasikan terlebih dahulu ke dokter sebelum anda ingin mengkonsumsi obat ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment