Zinc atau seng merupakan jenis mineral penting yang tubuh perlukan, baik bagi pria maupun wanita.
Tubuh dapat bertumbuh kembang dengan baik tentunya tak lepas dari peran zinc dengan kadar memadai di dalam tubuh [3,12].
Zinc juga pada dasarnya membantu agar daya tahan tubuh tetap kuat dan proses metabolisme berjalan baik [3,12].
Namun bagi wanita, terdapat sejumlah manfaat zinc yang perlu diketahui walaupun tubuh hanya membutuhkan zinc dalam jumlah cukup kecil.
Daftar isi
1. Meningkatkan Suasana Hati
Bagi para wanita yang memiliki mood atau suasana hati yang sering berubah-ubah dan menjadi lebih mudah marah, mengonsumsi makanan-makanan kaya zinc atau suplemen zinc sangat dianjurkan [1,2].
Bahkan bagi wanita dengan gangguan kecemasan maupun depresi, asupan zinc dapat menjadi perawatan alami yang aman dan efektif [1,2].
Terbukti dari sebuah hasil studi tahun 2010 bahwa para wanita yang mengonsumsi suplemen zinc sebanyak 7 mg setiap hari dalam waktu 10 hari berturut-turut memiliki perkembangan kondisi yang positif secara signifikan [1].
Wanita-wanita ini memiliki mood yang jauh lebih baik dan stabil sehingga depresi dan rasa mudah tersinggung pun menjadi jauh lebih berkurang [1].
2. Menstabilkan Kadar Gula Darah
Walaupun risiko diabetes pada wanita dan pria sama besar, wanita penderita diabetes memiliki risiko 4 kali lebih tinggi mengalami stroke daripada wanita yang tidak menderita diabetes [4].
Maka untuk menjaga agar kadar gula darah tetap stabil dan baik, asupan zinc sebaiknya tidak terlewat dan tetap tercukupi [3].
Hormon insulin adalah yang paling bertanggung jawab dalam menjaga kestabilan gula darah dan zinc merupakan mineral yang berperan vital dalam pelepasan, penyimpanan dan sintesis insulin di pankreas [3].
Tubuh yang kekurangan zinc tak hanya memicu perubahan kadar gula darah karena kadar insulin yang terpengaruh, tapi juga berpengaruh pada nafsu makan [3].
3. Meningkatkan Kesehatan Kehamilan
Zinc untuk para ibu hamil sangat penting dan wajib terpenuhi dengan baik untuk kelancaran kehamilan hingga pada waktunya melahirkan [5,6].
Kekurangan zinc pada wanita hamil mampu memengaruhi kesehatan kandungan, terutama pada janin [5,6].
Jika zinc merupakan mineral penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh, tentu calon bayi pun perlu mendapatkannya dengan cukup [5,6].
Ibu hamil yang tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan zinc berpotensi lebih besar dalam mengalami keguguran, tidak berkembangnya janin dengan normal, berat badan bayi saat lahir terlalu rendah, bayi lahir cacat, hingga bayi lahir prematur [6].
Makanan bernutrisi yang diperlukan oleh para wanita hamil tidak sebatas yang berkandungan asam folat tinggi; zinc juga dibutuhkan agar janin berkembang dengan baik [5,6].
Zinc juga merupakan mineral penting yang WHO anjurkan agar para ibu hamil mengasupnya secara cukup [5].
Hormon-hormon dalam tubuh yang penting untuk proses persalinan dapat berubah karena defisiensi zinc dalam tubuh ibu hamil [5,6].
Risiko infeksi sistemik dan intra-uterin pun lebih tinggi karena kekurangan zinc yang berakibat pada kekebalan tubuh yang melemah. Jika terjadi infeksi tersebut, maka risiko bayi lahir prematur pun menjadi jauh lebih tinggi [5,6].
4. Mencegah Kram Haid dan Dysmenorrhea saat Menstruasi
Para wanita yang mampu memenuhi kebutuhan zinc dalam tubuhnya dapat menghindari dysmenorrhea (dismenore) atau nyeri saat haid [7,8].
Bahkan kram perut yang umumnya menyebabkan ketidaknyamanan selama menstruasi dapat diminimalisir ketika wanita mengonsumsi makanan mengandung zinc secara cukup atau setidaknya mengonsumsi suplemen zinc [7,8].
Walau nyeri saat haid dan kram umumnya tidak terlalu serius, beberapa wanita dapat mengalami nyeri yang sangat berat [7,8].
Ketika nyeri yang dirasakan begitu berlebihan, maka kemungkinan setiap wanita yang mengalaminya akan terhambat saat harus melakukan kegiatan sehari-harinya [7,8].
Nyeri dan kram perut ini tergolong sebagai gejala PMS yang dapat terjadi bila pelepasan progesteron terganggu [7].
Maka agar pengaturan hormon progesteron berjalan dengan baik, tubuh membutuhkan mineral zinc menurut salah satu hasil studi tahun 2007 yang terdapat pada Journal of Medical Hypotheses [7].
5. Mencegah Kekurangan Zinc Usai Menopause dan pada Lansia
Wanita yang telah memasuki masa menopause maupun yang telah berusia lanjut sebaiknya tetap memenuhi kebutuhan tubuh terhadap mineral zinc [9,10].
Seiring usia yang bertambah tua, tubuh semakin membutuhkan zinc karena kadar zinc dalam tubuh akan berkurang [9,10].
Dibandingkan pria, wanita memiliki risiko lebih tinggi dalam mengalami kekurangan zinc saat usia makin bertambah.
Ketika hampir memasuki masa menopause, wanita perlu mengasup mineral kalsium lebih tinggi karena risiko osteoporosis yang cukup besar.
Namun karena diet tinggi kalsium, seringkali kebutuhan zinc menjadi terlupakan karena penyerapan zinc dan kalsium dapat saling bersaing [11].
Ketika wanita mengonsumsi kalsium lebih banyak, maka penyerapan zinc akan berkurang, terutama pada wanita lansia [11].
Rekomendasi Asupan Harian Zinc
Menurut National Institutes of Health, berikut ini adalah kebutuhan zinc menurut golongan usia yang tepat dan perlu diperhatikan [12].
- 2 mg untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan.
- 3 mg untuk bayi usia 7-12 bulan dan anak usia 1-3 tahun.
- 5 mg untuk anak usia 4-8 tahun.
- 8 mg untuk anak usia 9-13 tahun dan wanita dewasa.
- 9 mg untuk remaja perempuan usia 14-18 tahun.
- 11 mg untuk remaja laki-laki usia 14-18 tahun, pria dewasa, dan wanita hamil.
- 12 mg untuk remaja perempuan yang sedang hamil maupun wanita yang tengah menyusui.
- 13 mg untuk remaja perempuan yang tengah menyusui.
Tak hanya suplemen, zinc dapat diperoleh dari makanan-makanan seperti tiram, produk olahan susu, gandum utuh, kacang-kacangan, daging unggas, daging merah, makanan laut (lobster dan kepiting), hingga sereal yang telah diperkaya dengan zinc [12].
Oleh karena itu, mencukupi kadar zinc secara tepat dapat menghindarkan para wanita dari berbagai gangguan kesehatan dan gangguan kehamilan.