Amankah Diet Keto Saat Masih Menyusui? – Fakta dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Diet keto atau juga dikenal dengan istilah diet ketogenik merupakan metode diet yang mengharuskan pelaku dietnya mengasup lemak lebih tinggi dan karbohidrat lebih rendah [1].

Karena merupakan diet rendah karbohidrat, diet keto tergolong diet ketat sekalipun banyak orang tertarik melakukannya [1].

Diet yang bertujuan awal membantu pemulihan penderita epilepsi ini kini menjadi jenis diet yang umum dan bisa dicoba oleh siapa saja [1].

Namun bagi para wanita usai melahirkan dan sedang menyusui, ketahui aman tidaknya diet ini sebelum menerapkannya.

Amankah diet keto saat masih menyusui?

Kurang aman, sebab diet keto pada dasarnya adalah diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang menyebabkan ketosis [1,2,3].

Tubuh dalam keadaan ketogenik atau juga disebut ketosis adalah saat tubuh bukan menggunakan glukosa untuk mengubahnya menjadi tenaga, melainkan menggunakan penyimpanan lemak [1,2,3].

Penggunaan lemak untuk diubah menjadi tenaga sebenarnya normal terjadi, namun bukan kondisi yang sering [1,2,3].

Para ibu yang masih menyusui sebaiknya menghindari diet keto karena selama menjalani proses diet rendah karbohidrat, tubuh sang ibu mampu melepaskan keton [1,4].

Keton sendiri adalah zat asam yang terhasilkan saat tubuh sudah mulai menggunakan lemak untuk mengubahnya menjadi tenaga [5].

Produksi keton ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan sang ibu maupun bayi yang masih dalam proses menyusu.

Risiko Diet Keto Saat Masih Menyusui

Berikut ini adalah sejumlah alasan mengapa diet keto tidak aman dilakukan oleh para ibu menyusui.

1. Memengaruhi Kadar ASI

Walau belum terdapat penelitian yang membuktikan pengaruh diet rendah karbohidrat terhadap suplai ASI, kebutuhan tubuh wanita menyusui akan kalori dan karbohidrat perlu terpenuhi secara normal [2,4].

Diet keto memang mengutamakan asupan tinggi lemak yang dianggap akan mendukung ASI, namun diet keto juga membatasi asupan karbohidrat yang akan memengaruhi jumlah kalori tubuh [4].

Diet keto fokus pada asupan lemak maupun protein yang mengenyangkan namun lebih bermanfaat bagi yang ingin membentuk otot [6].

Kedua nutrisi tersebut berpotensi menghambat tubuh mendapat cukup kalori untuk menghasilkan ASI maupun menjaga kesehatan tubuh sang ibu sendiri [4].

2. Dehidrasi

Pada keadaan ketosis, risiko dehidrasi pun lebih tinggi pada ibu menyusui yang menjalani diet keto [7].

Tubuh yang tidak menggunakan karbohidrat dan justru membakar lemak untuk menjadi tenaga membuat tubuh membutuhkan cairan lebih banyak dari biasanya [7].

Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, ibu menyusui bisa berpotensi mengalami dehidrasi [7].

Saat terjadi dehidrasi, hal ini juga memengaruhi kadar ASI yang lebih sedikit [4,7].

Bahkan pada orang-orang yang menjalani diet keto tapi tidak menyusui pun risiko dehidrasi tergolong tinggi bila tidak minum banyak air [4].

Oleh sebab itu, selama menjalani diet keto, terutama saat masih menyusui, asupan air putih bisa ditingkatkan menjadi 4 hingga 4,5 liter per hari agar ASI tetap lancar [4].

3. Gejala Ketoasidosis

Diet keto banyak dilakukan oleh para ibu menyusui dan menurut laporan studi mengenai kondisi ini ditemukan bahwa ketoasidosis dapat terjadi pada mereka [8].

Artinya, kadar keton terlalu tinggi di dalam tubuh selama menempuh diet keto dan memicu darah bersifat terlalu asam karena perubahan gas darah [9,10,11].

Sejumlah masalah kesehatan berupa nyeri dada, nyeri perut, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, atau sesak nafas berisiko terjadi [9,10,11].

Ketoasidosis sendiri biasanya terjadi pada penderita diabetes, sedangkan pada non-penderita diabetes kasusnya sangat jarang dijumpai [1].

Dan para ibu menyusui yang melakukan diet keto memiliki peluang untuk menjadi non-penderita diabetes yang mengalami ketoasidosis.

Adakah diet alternatif yang aman bagi ibu menyusui?

Ada, dan berikut ini adalah sejumlah diet yang aman baik untuk produksi ASI maupun untuk menurunkan berat badan selama ibu masih menyusui.

Diet yang berfokus pada asupan makanan yang belum diproses dan berkualitas tinggi akan menyehatkan bagi tubuh ibu menyusui [4,12].

Selama menjalani diet ini, ibu menyusui dapat mengasup karbohidrat lebih rendah namun tidak seketat diet keto [4,12].

Meski tidak dianjurkan mengonsumsi gandum, polong-polongan, produk olahan susu, dan produk dengan tambahan gula, ibu menyusui boleh menikmati madu, buah-buahan, ubi manis dan kentang sebagai sumber gula dan karbohidrat [12].

Diet ini berfokus pada sayur-sayuran, buah segar, ikan, kerang, minyak zaitun dan minyak-minyak sehat lainnya, serta gandum utuh [13].

Sebuah hasil studi yang melibatkan wanita-wanita hamil dan menyusui yang menjalani diet Mediterania membuktikan bahwa para wanita ini mengalami peningkatan lemak pada tubuh lebih sedikit selama menyusui [14].

Sebuah hasil studi lain menunjukkan bahwa anak-anak dari wanita yang menyusui sambil menjalani diet Mediterania sangat sehat dan bahkan memiliki risiko rendah terkena penyakit peradangan dan asma di masa kanak-kanaknya [15].

Kesimpulan

Sekalipun telah banyak ibu menyusui yang mencoba menerapkan diet keto saat masih menyusui, pada dasarnya hal tersebut tidak aman.

American College Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan untuk ibu menyusui mengasup per harinya 2500 kalori agar ASI bisa lancar [2].

Selain itu, rangkaian risiko kesehatan selama menyusui dapat terjadi dan tentunya berkemungkinan berdampak pada bayi yang juga tengah menyusu.

Bila ingin menjalani diet tertentu saat menyusui, pastikan sudah berkonsultasi lebih dulu dengan dokter atau ahli diet [4].

Hindari melakukan diet ketat seperti diet keto atau diet pembatasan asupan karbohidrat secara ekstrem tanpa mengonsultasikannya dengan dokter.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment