Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Penghambat kanal kalsium (calcium channel blocker/CCB) adalah obat yang digumakan untuk menurunkan tekanan darah. Sesuai namanya, obat ini bekerja dengan melambatkan proses masuknya kalsium ke dalam sel... jantung dan pembuluh darah, sehingga membuat jantung lebih mudah untuk memompa darah dan melebarkan pembuluh darah. Hal ini akan mengurangi beban kerja jantung, dan menurunkan tekanan darah. Obat ini juga memiliki efek samping seperti pusing, tekanan darah yang terlalu rendah, mulut kering, sakit kepala, mual, dan masalah pencernaan. Konsultasikan kepada dokter Anda bagaimana cara penggunaan obat ini, berapa kali harus dimakan setiap harinya dan jarak waktunya. Berapa lama seseorang harus mengonsumsi obat ini berbeda-beda tergantung pada jenis obat yang diresepkan dan kondisi orang tersebut. Jangan mengubah dosis atau menghentikan penggunaan obat ini tanpa instruksi dokter. Read more

Masuknya kalsium ke dalam sel-sel dapat menyebabkan jantung berkontraksi dan menyempitnya arteri. Dengan terhalangnya kalsium untuk masuk, antagonis kalsium dapat menurunkan kontraksi jantung dan melebarkan arteri.[1,2]

Dengan hal tersebut di atas, dapat memudahkan jantung untuk memompa darah, serta jantung memerlukan oksigen lebih sedikit untuk bekerja.

Antagonis Kalsium menurunkan tekanan darah dan mengobati kondisi lain seperti nyeri dada dan detak jantung tidak teratur.

Fungsi Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)

Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) dapat menurunkan tekanan darah dengan mencegah kalsium memasuki sel-sel jantung dan arteri. Jantung dan arteri berkontraksi lebih kuat karena kalsium. Penghambat saluran kalsium memungkinkan pembuluh darah untuk rileks dan terbuka dengan memblokir kalsium.[1,2]

Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) bekerja dengan menghalangi masuknya kalsium ke dalam sel otot jantung dan arteri. Yang menyebabkan jantung berkontraksi dan arteri menyempit yaitu masuknya kalsium ke dalam sel-sel.[2]

  • Menurunkan kontraksi jantung dan melebarkan arteri. 
  • Mengurangi tekanan di arteri dengan melebarnya arteri. Ini memudahkan jantung untuk memompa darah, sehingga jantung membutuhkan lebih sedikit oksigen.
  • Mencegah atau meredakan angina dengan mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen. 
  • Digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi karena efek penurun tekanan darahnya.
  • Obat ini juga memperlambat denyut jantung dan oleh karena itu digunakan untuk mengobati irama jantung abnormal tertentu seperti fibrilasi atrium.

Beberapa penghambat saluran kalsium memiliki manfaat tambahan untuk memperlambat detak jantung, yang dapat menurunkan tekanan darah, meredakan nyeri dada (angina) dan mengontrol detak jantung yang tidak teratur.

Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) juga disebut dengan penghambat saluran kalsium.

Penyakit yang Diatasi dengan Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)

Selain untuk hipertensi (tekanan darah tinggi), obat ini juga diresepkan untuk mencegah, mengobati, atau memperbaiki gejala dalam berbagai kondisi, seperti:[1,12]

Untuk sebagian orang (orang kulit hitam dan orang tua) Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) bekerja lebih baik dari pada obat tekanan darah lainnya, seperti penghambat enzim, penghambat beta, pengubah angiotensin (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin II.

Cara Kerja Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)

Antangonis kalsium di serap dengan sangat baik di dalam tubuh. Dalam bentuk infus injeksi obat ini dapat bekerja selama 24 jam. Dalam bentuk tablet obat ini bekerja dalam jangka waktu 2 sampai 4 jam; Tablet rilis diperpanjang: 11 hingga 18 jam; Kapsul rilis diperpanjang: 10 hingga 14 jam[3,4,5,6,7,8,9,10].

Dalam bentuk metabolisme obat ini bekerja melalui beberapa jenis isoenzim  CYP yaitu CYP-450, CYP3A4. Jenis ini termasuk jalur metabolisme utama yang di salurkan melalui hati.

Obat ini bekerja dengan cara :

  • Menghambat ion kalsium yang masuk ke saluran area tegangan yang sensitif pada bagian otot polos pembuluh darah dan juga miokardium selama depolarisasi
  • Dapat merelaksasikan otot polos pembuluh darah koroner dan vasodilatasi koroner
  • Dapat meningkatkan oksigen miokard pada pasien dengan angina vasospastik

Contoh Obat Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)

Antagonis kalsium tersedia dalam bentuk tablet oral dan injeksi intravena. Berikut contoh obat Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)[12]:

Efek Samping Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)

Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan.[1,3,4,5,6,7,8,9,10]

Beberapa efek samping umum dari Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) termasuk :

  • Sembelit
  • Pusing
  • Detak jantung cepat (palpitasi)
  • Kelelahan
  • Pembilasan
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Ruam
  • Pembengkakan di kaki dan tungkai bawah
  • Mengantuk
  • Merasa lelah
  • Sakit perut
  • Kemerahan (hangat, kemerahan, atau perasaan geli)
  • Perubahan gusi
  • Pembilasan
  • Tremor, kram otot
  • Batuk, mengi, sakit tenggorokan, hidung tersumbat

Hindari mengkonsumsi jeruk saat menggunakan Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) tertentu, karena dapat mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan pusing.[1,11]

Jangan mengkonsumsi alkohol, karena dapat meningkatkan efektivitas obat dan risiko terjadinya efek samping.

Konsultasikan dengan dokter lebih dulu jika Anda sedang dan pernah mengalami penyakit jantung, ganguan ginjal, gangguan hati , gangguan pernapasan, gangguan pada pembuluh darah, stroke, hipertensi, diabetesobstruksi usus , radang dan infeksi gusi, edema otak, dan peningkatan tekanan intrakranial.

Tanyakan juga pada dokter mengenai Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker) yang aman untuk digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.

Beberapa jenis antihistamin memiliki dosis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jadi sebaiknya, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment