Tensi tinggi atau tekanan darah tinggi sangat umum terjadi pada wanita pasca melahirkan, terutama jika memiliki riwayat preeklamsia [1,2].
Para wanita seringkali tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami tekanan darah tinggi bahkan setelah berhasil melahirkan [2].
Berikut ini merupakan sederet cara menurunkan tensi tinggi setelah melahirkan yang patut dicoba.
Daftar isi
1. Mengelola Stres dengan Baik
Para ibu pasca melahirkan rata-rata akan merasa cukup stres dengan kesibukan baru mengurus bayi [3,4].
Tidak cukup tidur dan harus siap siaga bangun tengah malam ketika anak lapar atau perlu ganti popok membuat tingkat kerentanan terhadap stres bertambah.
Agar tensi yang tinggi pasca bersalin dapat kembali normal, mengelola stres dengan baik dan benar adalah salah satu kuncinya [5].
Stres mengurus anak sangat wajar terjadi, namun jangan biarkan sang ibu tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri selama memiliki bayi [3,4].
Setelah melahirkan, bila situasi dan kondisi mendukung, sebaiknya ambil waktu sejenak untuk pergi keluar [3,4].
Bertemu teman, jalan-jalan ke mall, atau makan di restoran terdekat adalah bentuk perawatan diri untuk mengendalikan stres [3,4].
Melakukan kegiatan-kegiatan tersebut setidaknya 1-2 jam akan sangat berguna dalam meredakan stres yang juga nantinya berdampak pada menurunnya tekanan darah [3,4].
2. Membatasi Asupan Garam
Para ibu pasca melahirkan sebaiknya tetap menjaga asupan makanan dan menghindari makanan yang terlalu asin [5].
Makanan tinggi garam atau sodium mampu menyebabkan retensi cairan yang kemudian berakibat pada timbulnya pembengkakan dan peningkatan tekanan darah [5].
Batasi asupan garam per hari hanya 1500-2300 mg saja atau setara dengan setengah sendok teh lebih garam [6].
3. Melakukan Aktivitas Fisik
Pasca melahirkan mungkin merupakan masa-masa berat bagi seorang ibu karena jadwal merawat bayi yang padat [5].
Namun agar tekanan darah turun dan lebih stabil, para ibu sebaiknya rajin berolahraga [5].
Tidak perlu memulai dengan latihan fisik yang berat dan berintensitas tinggi, lakukan yang ringan-ringan saja dulu [5].
Jalan kaki, jogging, atau berenang adalah beberapa aktivitas fisik yang akan meningkatkan suasana hati, keseimbangan tubuh dan kekuatan fisik [5].
AHA (The American Heart Association) merekomendasikan beberapa jenis olahraga seperti pushup, angkat beban, maupun latihan berat lainnya untuk meningkatkan massa otot [7].
Semakin massa otot bertambah, stamina tubuh akan meningkat dan tensi juga lebih terkendali [5,7].
4. Tidak Minum Alkohol
Selama tekanan darah belum ada tanda-tanda turun dan stabil, sebaiknya para ibu yang suka minum minuman beralkohol menghindari minuman ini sementara waktu [5].
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat memperburuk kondisi tekanan darah [8].
Bahkan ketika sedang mengonsumsi obat antihipertensi dan di saat yang sama juga masih mengonsumsi alkohol, efektivitas obat akan berkurang [6].
Selama hipertensi, sebaiknya fokus pada minuman penurun tekanan darah seperti jus buah dan sayur tertentu daripada minuman beralkohol [9].
5. Menjaga Berat Badan
Usai melahirkan, penting bagi para ibu untuk menjaga berat badan supaya tensi cepat turun dan stabil.
Salah satu cara menjaga berat badan adalah dengan memilih asupan makanan bernutrisi tinggi dan seimbang [5].
Berikut ini adalah jenis-jenis makanan dan minuman yang aman dikonsumsi setelah melahirkan yang juga berdampak baik bagi tekanan darah [10] :
- Greek yogurt
- Buah bit
- Biji labu, chia dan rami
- Bayam
- Brokoli
- Seledri
- Kacang pistachio
- Tomat
- Wortel
- Buah berry (stroberi, bluberi dan raspberry)
- Buah sitrus (jeruk dan jeruk Bali)
- Ikan beromega-3 (namun pastikan rendah kadar merkuri agar ASI tetap aman)
6. Minum Suplemen
Bila tidak mengonsumsi makanan laut secara langsung untuk memperoleh asam lemak omega-3, suplemen dapat menggantikannya [11].
Namun, pastikan sebelum mengonsumsi suplemen sudah lebih dulu berkonsultasi dengan dokter supaya aman.
Untuk hipertensi pasca melahirkan, suplemen omega-3 adalah yang paling dibutuhkan di mana nutrisi ini juga bermanfaat sebagai pencegah depresi [12].
Suplemen vitamin B2/riboflavin juga penting untuk menurunkan risiko gangguan suasana hati pada ibu pasca bersalin [13,14].
7. Tidak Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang juga dapat memperburuk hipertensi dan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga stroke [15].
Oleh sebab itu, para ibu pasca bersalin yang mengalami hipertensi sebaiknya tidak merokok [5].
Menjadi perokok pasif (menghirup atau terpapar asap rokok) pun tidak baik bagi tekanan darah [15].
8. Mengonsultasikan dengan Dokter
Apabila sejumlah cara di atas sudah coba dilakukan namun tekanan darah masih cukup tinggi, konsultasikan segera dengan dokter.
Dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah atau solusi lainnya yang aman bagi ibu menyusui [2].
Bila merasa hipertensi ada pula hubungannya dengan keadaan mental yang sedang tidak sehat, jangan ragu untuk mendatangi psikolog atau psikiater [2].
Berkonsultasi dengan ahlinya dapat meringankan kondisi ibu pasca hamil, termasuk jika ada hal-hal yang biasanya dipendam [2].
Apakah hipertensi setelah melahirkan dapat diatasi?
Bisa, tentu dengan penanganan yang tepat oleh dokter diimbangi dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Memberikan waktu luang untuk diri sendiri di tengah kesibukan menjaga dan merawat bayi sangat berdampak besar bagi kondisi tensi selain menjaga makan dan berolahraga [2,3,4,5].
Jika merasa membutuhkan pertolongan dokter, jangan ragu dan menunggu terlalu lama untuk segera berkonsultasi.
Melalui penanganan medis maupun mandiri yang tepat, tensi tinggi pasca melahirkan dapat kembali terkendali dalam waktu sekitar 12 minggu – 6 bulan.