Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Berpuasa dapat membuat kondisi medis tertentu bertambah buruk. Pada orang-orang dengan kondisi kurang gizi, gangguan pola makan, diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 yang dikontrol dengan obat, hamil dan menyusui,... baru saja melakukan operasi, kondisi gangguan kejiwaan, demam, maka tidak dianjurkan untuk berpuasa. Jika Anda memiliki kondisi medis tertentu dan ingin berpuasa, maka sebaiknya berkonsultasilah dulu kepada dokter. Read more
Berpuasa di bulan Ramadan memang wajib hukumnya bagi Muslim yang sehat. Namun Islam memberikan keringanan bagi mereka yang sedang sakit atau tidak mungkin untuk berpuasa untuk menggantinya di bulan lain atau dengan membayar fidyah.
Golongan yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa saat Ramadan termasuk:
- Wanita yang sedang haid
- Wanita yang sedang dalam masa nifas
- Anak-anak yang belum mencapai masa pubertas
- Orang yang sedang melakukan perjalanan jauh
- Wanita hamil dan menyusui yang kondisinya bisa membahayakan dirinya maupun bayinya bila berpuasa
- Orang lanjut usia yang tidak mampu berpuasa
- Orang dengan gangguan mental
- Orang sakit yang kondisinya akan memburuk bila berpuasa
Maka jelas, Islam tidak memperbolehkan orang sakit memaksakan diri untuk berpuasa bila akan merugikan dirinya sendiri. Tetapi, penyakit apa saja yang secara medis sebenarnya tidak diijinkan untuk berpuasa?
Daftar isi
1. Diabetes Risiko Tinggi
Penderita diabetes akan dibagi menjadi tiga kategori ketika mempertimbangkan boleh atau tidaknya mereka berpuasa, dan ini berlaku bagi diabetes tipe 1 maupun 2. Mereka yang termasuk ke dalam kategori risiko tinggi tidak diperbolehkan untuk berpuasa. [1]
Ciri-ciri dari diabetes kategori ini adalah: [1]
- Mengalami hipoglikemia (gula darah rendah) dalam 3 bulan sebelum Ramadan
- Memiliki riwayat hipoglikemia yang berulang
- Mengidap diabetes mellitus tipe 1 yang tidak terkontrol
- Memiliki penyakit akut selain diabetes
- Sedang mengandung dalam keadaan diabetes
- Harus menjalani dialisis kronis tahap 4 dan 5
- Berusia lanjut dengan kondisi kesehatan yang buruk
- Memiliki komplikasi makrovaskular tahap lanjut
2. Tukak Lambung Aktif
Penyakit ini juga dikenal dengan istilah ulkus peptik, yaitu luka pada dinding lambung akibat beberapa faktor seperti asam lambung dan infeksi bakteri. Ulkus peptik memang menunjukkan gejala-gejala yang serupa dengan sakit maag, tetapi pada tahap ini kondisi lambung sudah lebih parah. [1]
Penderita tukak lambung tidak boleh berpuasa karena memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi. Luka pada lambung bisa mengalami pendarahan bila perut dibiarkan kosong dalam waktu yang lama.
Penderita sakit maag yang tidak memiliki luka pada lambung boleh berpuasa, bahkan bisa mendapatkan manfaat dari ibadah ini. Tetapi, pada kasus lambung yang luka puasa sebaiknya tidak dilakukan.
3. Penyakit Ginjal Kronis
Menurunnya asupan cairan serta kemungkinan terjadinya dehidrasi saat berpuasa dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan orang dengan gangguan ginjal. Banyak ahli kesehatan yang berpikir bahwa berpuasa bisa memperburuk kondisi pasien penyakit ginjal kronis. [1, 3]
Pernyataan ini terutama berlaku bila pasien tinggal di daerah yang cuacanya cenderung panas, mengalami gejala-gejala yang berat, mengalami perubahan fungsi ginjal yang signifikan, atau menderita nekrosis tubular akut yang menjadi penyebab utama terjadinya gagal ginjal.
Tetapi, penerima donor ginjal yang kondisinya stabil diperbolehkan untuk berpuasa dibawah pengawasan dokter dan dengan pemeriksaan rutin.
4. Penyakit Jantung Berat
Puasa Ramadan aman dilakukan oleh penderita penyakit jantung yang kondisinya stabil. Tetapi, sejumlah kecil pasien dengan kondisi ini sebaiknya tidak berpuasa, yaitu yang menderita: [1, 3]
- Penyakit jantung akut
- Serangan jantung
- Sindrom koroner akut
Penderita kondisi-kondisi diatas umumnya mengalami nyeri dada, sesak nafas, kelelahan yang sangat, berkeringat mendadak, mual atau muntah, serta nyeri yang menyebar dari dada ke pundak, lengan, leher atau rahang.
Penderita gagal jantung kongestif dan mereka yang tekanan darah tingginya tidak terkontrol yang perlu minum obat beberapa kali di siang hari juga disarankan untuk tidak berpuasa.
5. Sirosis
Gangguan apapun yang terjadi pada hati bisa mengubah kemampuannya untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa yang normal. Orang yang menderita sirosis atau kerusakan hati biasanya mengalami hipoglikemia karena fungsi hatinya sudah tidak normal. [3, 5]
Sama seperti penderita diabetes yang berisiko tinggi untuk mengalami hipoglikemia, penderita sirosis dengan risiko yang sama juga tidak disarankan untuk berpuasa. Orang dengan sirosis dan diabetes berada pada kelompok yang risikonya berlipat ganda.
6. Hepatitis Akut
Penderita hepatitis akut bisa mengalami tidak enak badan, anoreksia, mual, muntah, kuning (jaundice), serta naiknya kadar aminotransferase.
Pada kasus seperti ini, pasien harus sering makan dalam porsi kecil sepanjang hari untuk mencegah timbulnya gejala-gejala tadi. Pola makan ini bisa memaksimalkan kadar energi dan kemampuan tubuh untuk mencerna dan menyerap makanan. [3, 5]
Penderita hepatitis akut yang sering mual dan muntah harus diberi infus cairan dan nutrisi karena tubuhnya tidak mampu menjaga keseimbangan cairan dengan baik.
Dengan pemaparan ini sudah jelas bahwa penderita hepatitis akut tidak diperbolehkan untuk berpuasa.
7. Covid-19 yang Berat
Sejak terjadinya pandemi Covid-19 tahun lalu, dimana satu fase bulan puasa sudah terlewati, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa berpuasa ketika terkena Covid-19 menyebabkan efek negatif pada orang yang terinfeksi, namun tidak menunjukkan gejala-gejala, serta kondisi tubuhnya sehat secara keseluruhan, atau tidak memiliki penyakit penyerta.
Tetapi, pasien Covid-19 yang demam serta memiliki penyakit penyerta bisa mengalami dehidrasi berat serta kondisi kesehatannya bisa turun dengan cepat dan mendadak. [4]
Untuk kondisi seperti ini, pasien sebaiknya tidak berpuasa karena harus menjaga tubuhnya tetap terhidrasi dengan mengonsumsi cairan sepanjang hari. Bila pasien dirawat di rumah sakit maka jelas ia tidak bisa berpuasa.
Bisa disimpulkan bahwa penderita penyakit apapun, baik yang kronis maupun akut, terutama yang harus minum obat secara rutin atau perlu menjaga asupan makanan dan minum di siang hari untuk memastikan kondisi kesehatannya tidak memburuk, harus lebih dulu berkonsultasi dengan dokter bila ingin berpuasa.
Bila memang tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka tidak boleh memaksakan diri.