11 Efek Kelamaan Duduk

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Saat Anda duduk, Anda tentu menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan ketika Anda berdiri atau bergerak. Kondisi ini telah dikaitkan dengan berbagai macam gangguan kesehatan, seperti obesitas, hipertensi,... diabetes, dan hiperkolesterolemia. Jika Anda menghabiskan waktu untuk duduk dalam jangka waktu lama, misalkan untuk bekerja, cobalah untuk berdiri dan bergerak setiap 30 menit. Berdirilah ketika berbicara di telepon atau menonton televisi. Bergerak merupakan cara yang mudah untuk menghidari begitu banyak penyakit. Bergerak dengan aktif dapat membakar lebih banyak kalori, menurunkan berat badan, meningkatkan energi, menjaga kekuatan otot, dan menjaga kesehatan mental. Read more

Terbiasa duduk dalam waktu yang lama, khususnya ketika bekerja, bermain games, mengoperasikan gawai, atau menonton televisi pasti tidak akan terasa [1,2,3].

Dengan kemajuan teknologi dan hampir setiap orang memiliki smartphone, waktu yang dihabiskan untuk duduk sekedar saling mengirim pesan dengan teman, bermain media sosial, bermain games, atau bahkan menonton film tentu semakin lama.

Walaupun terasa nyaman, nyatanya kelamaan duduk bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan, entah itu efek jangka panjang atau jangka pendek.

Tidak hanya memberi efek buruk bagi kesehatan fisik, terlalu banyak duduk mampu memengaruhi kesehatan mental. Berikut ini adalah sejumlah efek kelamaan duduk yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh tanpa disadari [2,3,4].

1. Obesitas

Duduk dalam waktu yang lama atau bahkan seharian tidak baik bagi kesehatan karena meningkatkan risiko sindrom metabolik sekalipun diselingi dengan olahraga [1,2,3,4].

Sindrom metabolik atau metabolic syndrome merupakan sekelompok masalah kesehatan berupa kolesterol tinggi, kadar gula tinggi, kadar trigliserida tinggi, lemak menumpuk di bagian perut, hingga tekanan darah tinggi yang terjadi bersamaan [1,2,3,4].

Bergerak aktif adalah yang terbaik karena dengan banyak bergerak akan membantu pelepasan lipoprotein lipase oleh otot [5].

Ketika pelepasan lipoprotein lipase terjadi, segala asupan gula dan lemak yang masuk ke dalam tubuh akan terproses sehingga mencegah penumpukan lemak di dalam tubuh (terutama perut) [5].

Pria memiliki risiko lebih tinggi dalam mengalami sindrom metabolik apabila terlalu sering duduk [6].

Risiko penumpukan lemak pada perut atau obesitas juga lebih besar pada pria sehingga berbahaya bagi kesehatan jika kebiasaan duduk lama terus dilakukan jangka panjang [6].

2. Kekakuan Otot

Ketegangan dan kekakuan pada otot tak dapat terhindarkan apabila seseorang berada pada posisi duduk terlalu lama, terutama otot bahu dan leher [4,5].

Biasanya, kekakuan dan ketegangan leher atau bahu akan disertai rasa nyeri [4,5].

Tak hanya otot tubuh bagian atas, otot kaki dan punggung akan merasakan juga efek yang sama, yakni nyeri dan kaku jika sudah berada di depan layar komputer terlalu lama [4,5].

3. Otot Kaki dan Bokong Melemah

Duduk berjam-jam atau bahkan sepanjang hari mampu menghilangkan kekuatan otot kaki dan bokong [3].

Atrofi otot dapat terjadi sehingga hal ini dapat berpengaruh ketika tubuh pada akhirnya bergerak [3].

Melemahnya kaki dan bokong dapat menjadi pemicu seseorang lebih mudah jatuh atau cedera karena otot tubuh bagian bawah tak mampu menyangga dengan baik [3].

4. Masalah Sendi pada Pinggul dan Punggung

Gangguan sendi maupun otot dapat terjadi di bagian pinggul dan punggung ketika membiasakan diri terlalu banyak duduk sehari-hari [3,4,7].

Tak hanya nyeri, pegal atau kaku, namun sebagai risikonya fleksor pinggul biasanya dapat memendek [3,4,7].

Risiko masalah otot dan sendi di kedua bagian tubuh ini menjadi lebih besar apabila duduk tidak dalam postur yang benar maupun ketika tidak menggunakan kursi ergonomis [3,4,7].

Postur duduk yang tidak benar cepat atau lambat akan memberi tekanan pada cakram tulang belakang sehingga memicu degenerasi dini [7].

Jika sudah demikian, nyeri kronis dapat dialami dan akan lebih sulit untuk diatasi [7].

5. Deep Vein Thrombosis / DVT

Trombosis vena dalam atau DVT (deep vein thrombosis) adalah kondisi ketika darah menggumpal di satu atau lebih pembuluh darah vena dalam namun biasanya terjadi pada tungkai [3].

Aliran darah menuju organ dan jaringan tubuh lain akan terputus ketika penggumpalan darah ini akhirnya pecah [3].

Sebagai akibatnya, embolisme paru dapat terjadi yang jika tak segera mendapatkan penanganan medis mampu mengancam jiwa penderitanya [8].

6. Kelemahan Tulang

Tidak hanya otot dan sendi yang terkena dampak dari kebiasaan terlalu lama duduk, sebab tulang juga dapat melemah karenanya.

Ketika seseorang aktif bergerak, berolahraga, dan berjalan, sel-sel tulang tertentu akan menggantikan jaringan tulang lama dengan yang baru [3].

Namun bila jarang berolahraga ditambah dengan sehari-hari lebih banyak duduk, tulang menjadi lebih mudah rapuh karena proses penggantian jaringan tulang lama dengan yang baru kurang maksimal [3].

Dengan begitu, hal ini pun turut meningkatkan risiko osteoporosis [3,9,10].

7. Gangguan Kecemasan dan Depresi

Orang-orang dengan kebiasaan duduk yang terlalu lama sepanjang hari dalam jangka panjang memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan gangguan kecemasan [3,4,11].

Sudah berolahraga namun waktu duduk lebih lama pun tetap mampu memengaruhi kesehatan mental [3,4,11].

Orang-orang yang lebih aktif bergerak rata-rata memiliki suasana hati dan kondisi kesehatan mental yang jauh lebih baik [3,4,11].

8. Varises

Pelebaran dan penebalan pembuluh darah dapat terjadi pada orang-orang yang terbiasa duduk dalam waktu yang lama di mana kondisi ini juga dikenal dengan istilah varises (varicose veins atau spider veins) [3].

Varises sendiri memang tidak tergolong berbahaya, namun cukup mengganggu penampilan fisik [3].

Varises juga sebenarnya mampu menjadi penyebab penggumpalan darah, hanya saja hal ini sangat jarang terjadi [3].

9. Diabetes

Risiko diabetes semakin tinggi pada orang-orang yang memiliki kebiasaan kelamaan duduk [1,2,3,4,9].

Hal ini kerap kali ada kaitannya dengan obesitas [1,2,3,4,9].

Namun sebenarnya, ketika terlalu banyak duduk maka proses pembakaran kalori dalam tubuh terlalu sedikit [1,2,3,4,9].

Kondisi ini pun memengaruhi kemampuan insulin dalam memindahkan glukosa dari dalam darah ke sel-sel tubuh [1,2,3,4,9].

10. Penyakit Jantung

Kondisi jantung dapat memburuk karena kebiasaan duduk terlalu lama di mana hal ini telah terbukti melalui sejumlah hasil studi [1,2,3,4,9,11,12].

Pria memiliki risiko lebih tinggi, terutama jika menghabiskan waktu hingga 23 jam per minggu duduk sambil menonton televisi, 64% diantaranya memiliki risiko tinggi meninggal karena penyakit jantung daripada pria yang hanya menghabiskan waktu 11 jam per minggu menonton televisi [11].

Bahkan tak hanya serangan jantung, risiko stroke juga tinggi pada orang-orang yang memiliki kebiasaan duduk lama [12].

11. Kanker

Efek kelamaan duduk lainnya adalah meningkatnya risiko terkena kanker, terutama kanker endometrium, kanker usus, dan kanker paru [1,2,3,4,9,11].

Sementara itu, para wanita dewasa yang lebih tua memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi akibat kebiasaan tidak sehat ini [1,3].

Berbagai efek kelamaan duduk dapat mengancam jiwa, oleh sebab itu sangat dianjurkan agar tubuh bergerak aktif dengan melakukan olahraga sesering mungkin serta aktivitas fisik lainnya [3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment