4 Efek Samping Kebanyakan Makan Udang

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Udang adalah salah satu makanan laut yang menjadi favorit banyak orang. Dalam bahasa Inggris udang mempunyai dua terjemahan yaitu shrimp dan prawn [1]. Keduanya bisa dibedakan dari bentuknya dan habitatnya. Udang terdiri atas udang air tawar dan udang air laut. Udang air tawar termasuk udang galah. Di Indonesia terdapat berbagai macam udang yang mudah ditemukan seperti udang putih, udang grago, udang karang dan lain sebagainya.

Udang mengandung kalori, lemak, kolesterol, kalium, karbohidrat, protein, kalsium dan magnesium [2]. Baik udang air tawar maupun air laut keduanya mengandung protein. Udang merupakan makanan laut yang kaya akan asam amino. asam amino umumnya terdapat pada udang adalah asam glutamat, asam aspartat, Argini, lisin dan alanin. musim mempengaruhi kandungan asam amino dalam tubuh udang [3].

Udang mengandung beberapa nutrisi yang baik untuk kesehatan, namun jika kebanyakan makan udang akan menimbulkan efek samping untuk tubuh. Berikut 4 efek samping kebanyakan makan udang:

1. Kolesterol

Dalam 100 gram udang mengandung 150 miligram kolesterol [2]. Jika kebanyakan makan udang maka jumlah kolesterol dalam darah akan meningkat. Kolesterol tinggi adalah ketika terlalu banyak zat lemak atau kolesterol dalam darah[4].

Hal ini disebabkan oleh makan makanan berlemak, tidak cukup berolahraga, kelebihan berat badan, merokok dan meminum alkohol. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Terlalu banyak kolesterol dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan mengalami masalah jantung dan stroke [4].

Kadar kolesterol sehat dipengaruhi oleh usia. Tingkat sehat kolesterol total untuk pria berusia 20 tahun keatas adalah 125 hingga 200 miligram/dL. Sedangkan kadar kolesterol total yang sehat untuk wanita berusia 20 tahun keatas adalah 125 hingga 200 miligram/dL [5].

Batasi jumlah konsumsi agar kolesterol tetap dalam batasan aman. Kolesterol tidak memiliki gejala atau tanda, sebaiknya rutin memeriksakan kadar kolesterol [6].

2. Penyakit jantung

Kolesterol membantu tubuh membentuk sel baru, melindungi saraf dan memproduksi hormon hormon. Tapi jumlah kolesterol yang melebihi batas aman dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Kolesterol menumpuk di dinding arteri dan menyebabkan aterosklerosis [7]. Jika aliran darah yang kaya oksigen ke otot jantung berkurang atau tersumbat, dapat menyebabkan angina (nyeri dada) atau serangan jantung [8].

Penyakit jantung terkadang tidak terdiagnosis sampai seseorang mengalami tanda atau gejala serangan jantung gagal jantung, atau aritmia [9]. Gejala penyakit jantung mencakup [9].

  • Serangan jantung: nyeri dada, nyeri punggung atau leher, gangguan pencernaan Komang mulas, mual Kom kelelahan ekstrem, ketidaknyamanan tubuh bagian atas, pusing, sesak nafas.
  • Aritmia: perasaan berdebar-debar di dada.
  • gagal jantung: sesak napas, kelelahan, atau pembengkakan pada kaki pergelangan kaki, tunggkai, atau vena leher.

3. Alergi

Alergi kerang-kerangan adalah suatu respon tidak normal oleh sistem kekebalan tubuh terhadap protein pada hewan laut tertentu khususnya kategori kerang-kerangan antara lain krustasea dan moluska, seperti udang kepiting, lobster, cumi-cumi, tiram, karang dan lain-lain [10].

Sekitar 14% individu alergi terhadap krustasea dan moluska. Penting untuk menentukan alergi terhadap krustasea (udang, kepiting) atau moluska (kerang, scallop) untuk pencegahan [11]. Belum ada pengobatan secara efektif untuk alergi makanan, yang terbaik dilakukan adalah menghindarinya.

Gejala alergi shellfish berkembang dalam beberapa menit hingga jam setelah mengonsumsinya, gejalanya termasuk gatal-gatal atau eksim (dermatitis atopik), kesulitan bernafas atau hidung tersumbat, sakit perut, mual muntah, pusing dan sakit kepala bahkan pingsan [12].

Ketika seorang yang mengalami gejala-gejala alergi supaya segera mendpatkan pertolongan medis untuk mengehindari anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang dapat dengan cepat mengamcam jiwa [13].

4. Keracunan

Udang termasuk makanan laut yang mengandung konsentrasi merkuri namun kandungannya terbilang relatif rendah. Konsentrasi merkuri pada udang dibawah 1 PPM [14]. Rasa makanan laut tersebut memang gurih sehingga membuat seseorang terkadang kebanyakan makan udang[15].

Jumlah konsumsi yang berlebihan menyebabkan konsentrasi merkuri dari udang menjadi lebih tinggi. Paparan merkuri dapat mengakibatkan berbagai resiko kesehatan bagi manusia seperti keterlambatan kognitif dan perkembangan, terutama pada anak-anak. Resiko keracunan merkuri telah menyebabkan berbagai lembaga kesehatan beberapa negara menyarankan batasan konsumsi ikan (dan kerang-kerangan) [15].

Takaran Konsumsi Udang

Batasi konsumsi udang sekitar 12 ons dalam satu minggu. Takaran ini untuk berbagai jenis makanan laut yang mengandung merkuri secara alami. Jika mengonsumsi lebih dari satu jenis maka sesuaikan porsinya agar tidak elbih dari 12 ons [16]. Untuk ibu hamil disarankan untuk menghindari makanan mengandung merkuri dan yang terpapar merkuri.

Menimbang konsumsi udang berdasarkan kadar aman Kolesterol, maka konsumsi 100 gram udang mengandung 150 miligram kolesterol. Tingkat kolesterol total untuk pria dan wanita berusia 20 tahun keatas disarankan kurang dari 200 miligram/dL [5]. Untuk wanita hamil lebih baik menghindari konsumsi makanan laut temasuk udang dalam jumlah besar, secukupnya saja [17].

The Dietary guidelines for Americans merekomendasikan setidaknya cukup 8 ons seafood per minggu. Untuk ibu hamil dan menyusui konsumsi antara 8-12 ons makanan laut yang rendah merkuri per minggu. Udang termasuk dalam kategori seafood rendah merkuri yaitu kurang dari 1 PPM [18].

Mengonsumsi ikan dan makanan laut pada umumnya termasuk udang membantu pertumbuhan dan perkembangan kognitif bayi dan anak. Oleh karena itu anak-anak disarankan mengonsumsi udang sesuai dengan pedoman konsumsi makanan laut.

Berikut pedoman rata-rata konsumsi seafood untuk anak-anak [18]:

  • Usia 1-3 tahun 1 ons
  • Usia 4-7 tahun 2 ons
  • Usia 8-10 tahun 3 ons
  • Usia 11 tahun 4 ons
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment