Beta Blocker : Manfaat, Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Beta Blocker ?

Beta blocker atau zat penghambat yang disebut dengan beta-adrenergik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan efek hormon epinefrin (adrenalin)[2].

Beta blocker lebih sering memblokir reseptor β1 dan β2 dengan efek samping lemahnya denyut jantung, tekanan darah rendah, penyempitan pada bagian saluran udara[3].

Fungsi Beta Blocker

Efek samping saat mengkonsumsi beta blocker adalah jantung yang berdetak lebih lambat yang mengakibatkan tekanan darah menurun. Beta blocker juga berguna untuk membantu membuka jalan vena dan arteri untuk peningkatan aliran darah dalam tubuh.

Beta blocker tidak diwajibakn atau di rekomendasikan bagi penderita tekanan darah tinggi kecuali obat diuretik. Obat ini hanya digunakan khusus untuk menurunkan tekanan darah[2].

Beta blocker digunakan untuk mengobati, mencegah, dan memperbaiki gejala tertentu, yaitu[2]:

Penggolongan Beta Blocker

Beta blocker terbagi menjadi 2 berdasarkan dengan reseptor beta dengan efek yang terjadi pada tubuh. Berikut dua jenis obat beta blocker[1]:

  • Beta blocker selektif.

Obat ini bekerja dengan menghambat resesptor beta-1 yang memiliki efek kerja jantung. Jenis obat ini adalah :atenolol, betaxololbisoprolol, metoprolol, dan nebivolol.

  • Beta blocker nonselektif

Obat beta blocker jenis ini bekerja dengan cara menghambat reseptor beta-1 dan beta-1 yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah, dan juga jalur pernapasan. Jenis beta blocker nonselektif adalah : carvedilolpropranolol, dan timolol.

Dari beberapa jenis beta blocker tersebut memiliki beberapa perbedaan, yaitu[3]:

  • Beta blocker non-selektif (reseptor β1 dan β2) yang mempengaruhi mempengaruhi jantung, pembuluh darah, dan saluran udara.
  • Beta blocker selektif (reseptor β1) dapat mempengaruhi jantung dan tidak mempengaruhi pada bagian saluran udara.
  • Labetalol (Normodyne, Trandate) dan carvedilol (Coreg) yang dapat memblokir reseptor beta dan juga alpha-1 yang dapat menimbulkan efek pelebaran pembuluh darah.

Penyakit yang Diatasi dengan Beta Blocker

Beta blocker digunakan untuk mengobati[3]:

  • Irama jantung yang tidak normal
  • Tekanan darah tinggi
  • Gagal jantung
  • Angina ( sakit jantung )
  • Getaran
  • Feokromositoma
  • Pencegahan dari migrain
  • Stenosis subaorta hipertrofik

Selain digunakan untuk menyembuhkan penyakit di atas, beta blocker dapat juga mengobati untuk mencegah serangan jantung. Kegunaan lainnya dari beta blocker adalah[3]:

Beta blocker berguna untuk pengobatan beberapa kondisi, seperti[1]:

  • Tekanan darah tinggi
  • Angina
  • Irama jantung abnormal
  • Kecemasan 
  • Migrain
  • Glaukoma
  • Gejala tiroid yang terlalu aktif

Cara Kerja Beta Blocker

Beta blocker bekerja dengan cara memblokir atau menghentikan norepinefrin dan epinefrin (adrenalin) agar tidak saling mengikat pada bagian saraf.

norepinefrin dan epinefrin (adrenalin) yang berada pada bagian saraf berfungsi sebagai neurotransmitter untuk dapat berkomunikasi secara aktif[1].

Beta blocker juga dapat menekan efek dari hormon epinephrine atau adrenalin. epinephrine(adrenalin) adalah hormon yang memiliki peranan sangat penting untuk mengalirkan darah dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan jantung berdetak lebih lambat dan sedikit bekerja. Selain itu, tekanan darah menjadi menurun[2].

Obat ini juga membantu memperlancar jalannya pembuluh darah agar aliran darah dalam tubuh berjalan dengan lancar[2].

Beta blocker memiliki 3 jenis reseptor beta dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan letak di dalam tubuh[3].

  • Reseptor beta-1 (β1) terletak di jantung , mata, dan ginjal.
  • Reseptor beta (β2) ditemukan di paru – paru , saluran pencernaan, hati , rahim, pembuluh darah, dan otot rangka.
  • Reseptor beta (β3) terletak di sel lemak.

Cara kerja beta blocker lainnya dapat mengurangi produksi aqueous humor di mata, oleh karena itu beta blocker digunakan juga untuk mengurangi tekanan mata yang disebabkan karena glaukoma[3].

Contoh Obat Beta Blocker

Beta blocker tersedia dalam beberapa bentuk tablet, injeksi dan obat tetes mata. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara yang lainnya dijual bebas di apotek[3].

Contoh obat beta blocker yang diminum meliputi[2]:

  • Acebutolol (Sektral)
  • Atenolol (Tenormin)
  • Bisoprolol (Zebeta)
  • Metoprolol (Lopressor, Toprol XL)
  • Nadolol (Corgard)
  • Nebivolol (Bystolic)
  • Propranolol (Inderal, InnoPran XL)

Berikut contoh obat beta blocker menurut jenisnya :

Contoh obat beta blocker selektif :

  • Atenolol
  • Betaxolol
  • Bisoprolol
  • Metoprolol
  • Nebivolol

Contoh obat beta blocker non-selektif :

  • Carvedilol
  • Propranolol
  • Timolol

Efek Samping Beta Blocker

Efek samping obat bisa berbeda-beda karena sistem cara kerja pada bagian reseptor di jantung dan tempat lainnya seperti di paru-paru.

Efek samping yang paling umum dari beta-blocker selektif adalah[5,6,7,8,9]:

  • Penglihatan kabur
  • Tangan atau kaki dingin
  • Kebingungan
  • Kesulitan bernapas
  • Pusing, pingsan, atau pusing saat bangun dari posisi berbaring atau duduk secara tiba-tiba
  • Sesak napas
  • Berkeringat
  • Sesak di dada
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Mengi
  • Gatal-gatal
  • Mata gatal/berair
  • Ketidaknyamanan mata (menyengat dan terbakar)
  • Bradikardia
  • Palpitasi
  • Edema
  • Insomnia
  • Mual
  • Dispepsia
  • Diare
  • Arthralgia
  • Paresthesia
  • Dyspnea/sesak napas
  • Batuk dengan lendir berbusa
  • Faringitis
  • Antibodi nuklir positif
  • Ekstremitas dingin
  • Demam
  • Berkeringat
  • Batuk
  • Pusing
  • Sakit perut
  • Detak jantung lebih lamba
  • Kegelisahan
  • Perubahan gairah
  • Mual
  • Mata kering atau terbakar
  • Sakit kepala
  • Gejala pilek atau flu
  • Pembengkakan

Efek samping yang paling umum dari beta-blocker non-selektif adalah[10,11,12]:

  • Alergi
  • Nyeri dada atau sesak nafas
  • Pusing hingga pingsan
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah
  • Detak jantung menjadi lambat
  • Pertambahan berat badan yang signifikan
  • Batuk berlendir
  • Kesulitan bernapas
  • Pusing
  • Sakit perut
  • Merasa lelah
  • Gatal.

Penghentian penggunaan beta blocker secara tiba-tiba bisa mengakibatkan efek samping seperti nyeri pada dada yang bisa mengakibatkan serangan jantung, detak jantung abnormal yang serius, atau bisa menyebabkan kematian mendadak.

Efek sistem saraf pusat dari penghambat beta meliputi[3]:

  • Sakit kepala
  • Depresi
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Mimpi buruk
  • Halusinasi

Efek samping paling umum saat mengkonsumsi beta blocker adalah pusing atau sakit kepala, dan efek lainnya nonselektif seperti sesak napas. Obat ini dapat menurunkan kadar gula darah rendah, dan harus hati-hati dengan pasien penyakit diabetes[4].

Beta blocker dapat mempengaruhi kolesterol dan dapat meningkatkan trigliserida (sejenis lemak di dalam darah) dan juga dapat menurunkan kolesterol ‘baik'[2].

Pada umumnya, Beta blocker tidak digunakan pada pasien yang memiliki penyakit asma[2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment