Fosinopril: Manfaat – Dosis dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fosinopril adalah obat golongan penghambat ACE (angiotensin converting enzyme). Obat ini pertama kali diberikan izin oleh FDA pada tahun 1991. [1]

Fosinopril digunakan pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) baik yang non-komplikasi maupun yang telah mengalami komplikasi. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan tekanan darah. [2,3]

Apa itu Fosinopril?

Di bawah ini terdapat tabel berisi informasi mengenai fosinopril seperti indikasi, kontraindikasi, kategori terhadap kehamilan dan menyusui, peringatan dan lain-lain: [1,4]

IndikasiHipertensi, gagal jantung
KategoriObat resep
KonsumsiAnak-anak dan dewasa
KelasAgen penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
BentukTablet
KontraindikasiPasien dengan riwayat angioedema (pembengkakan kulit tanpa disertai nyeri) terhadap obat golongan penghambat ACE pada terapi sebelumnya. Stenosis arteri ginjal (penyempitan arteri ke ginjal) baik bilateral atau unilateral pada satu ginjal. Syok kardiogenik (syok yang disebabkan ketidakmampuan jantung memompa darah ke seluruh tubuh). Ibu hamil dan menyusui.
PeringatanPasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Fosinopril:
→ Pasien yang memiliki penyakit vaskuler kolagen
→ Pasien dengan stenosis katup aorta atau mitral
→ Pasien yang mengalami penurunan volume dan/atau penurunan garam yang parah
→ Pasien yang sedang menjalani pantangan makanan garam dan dialisis
→ Pasien dengan gangguan ginjal
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui Cara Pemberian Obat:
↔ Melalui PO (Diminum):
Kategori D: Terdapat bukti positif resiko terhadap janin manusia berdasarkan data efek samping yang bersal dari laporan penelitian atau pemasaran atau studi pada manusia. Obat bisa digunakan pada ibu hamil jika manfaat yang diperoleh melebihi resiko yang ada.

Manfaat Fosinopril

Fosinopril diberikan kepada pasien yang menderita penyakit berikut: [4]

  • Hipertensi
  • Gagal jantung

Dosis Fosinopril

Fosinopril dapat digunakan pada orang dewasa maupun anak-anak. Berikut ini adalah dosis yang diberikan: [4]

Dosis Fosinopril Dewasa

Oral/Diminum:
⇔ Gagal jantung
→ Dosis awal: 10 miligram 1 kali sehari
→ Dosis dapat ditingkatkan menjadi maksimum 40 miligram 1 kali sehari

→ Pasien dengan resiko tinggi hipotensi (tekanan darah rendah)
→ Dosis awal: 5 miligram 1 kali sehari
Oral/Diminum:
⇔ Hipertensi
→ Dosis awal: 10 miligram 1 kali sehari
→ Dosis pertama diberikan mejelang tidur untuk menghindari penurunan tekanan darah secara tajam
→ Dosis selanjutnya: 10-40 miligram 1 kali sehari

Dosis Fosinopril Anak-anak

Oral/Diminum:
⇔ Hipertensi
→ Anak-anak berat badan 50 kg ke atas
→ 5-10 miligram 1 kali sehari

Efek Samping Fosinopril

Selain menguntungkan, pemberian fosinopril dapat menimbulkan efek samping seperti: [4]

  • Batuk kering dan terus-menerus
  • Hipotensi
  • Hipotensi ortostatik (hipotensi akibat perubahan posisi dari duduk kemudian bangkit)
  • Kelelahan
  • Nyeri dada
  • Gangguan irama jantung
  • Infeksi saluran pernafasan atas
  • Angioedema pada usus halus
  • Hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam tubuh)
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Nyeri muskoskeletal
  • Disfungsi seksual dan lemah syahwat
  • Reaksi anafilaksis dan angioedema
  • Hipotensi parah
  • Kematian jaringan hati yang parah dan tiba-tiba

Overdosis fosinopril ditandai dengan adanya gejala berikut: [4] Segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat.

Berikut ini adalah informasi efek samping bagi tenaga kesehatan: [1]

  • Dermatologis
    • Umum (1% s/d 10%): ruam, angioedema, dermatitis (peradangan kulit)
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): urtikaria (biduran), fotosensitivitas (reaksi alergi kulit terhadap cahaya akibat obat-obatan), pruritus (gatal), hiperhidrosis (keringat berlebih)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): ekimosis (pendarahan di bawah kulit yang ukuran diameternya lebih dari 1 cm dan berwarna keunguan)
    • Frekuensi tidak dilaporkan: pemfigoid bulosa (kondisi kulit melepuh dengan lepuhan besar dan berisi cairan)
  • Kardiovaskular
    • Umum (1% s/d 10%): hipotensi ortostatik, angina pektoris (nyeri dada akibat penyakit jantung koroner), hipotensi, gangguan irama jantung/atrial, takikardia (detak jantung cepat)
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): serangan jantung, krisis hipertensif (kenaikan tekanan darah dengan cepat dan parah), palpitasi (jantung berdebar kencang), peronaan, claudication (nyeri yang diakibatkan oleh terlalu sedikit darah yang mengalir ke lengan atau tungkai), serangan kardiorespiratori, syok, nyeri dada non-angina, hipertensi, gangguan konduksi sinyal listrik jantung, bradikardia (detak jantung lambat), serangan jantung, stroke mini (kondisi stroke/berkurangnya pasokan darah yang terjadi hanya beberapa menit)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): pendarahan, penyakit vaskular perifer (penyempitan pembuluh darah nadi di luar jantung dan otak)
    • Frekuensi tidak dilaporkan: vaskulitis (peradangan pada pembuluh darah kecil)
  • Sistem saraf
    • Sangat umum (10% atau lebih): pusing (s/d 11,9%)
    • Umum (1% s/d 10%): sakit kepala
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): gemetar, kesemutan, mengantuk, cedera serebrovaskular (stroke), pingsan, gangguan ingatan, gangguan indera pengecap/disgeusia, penyempitan pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen yang terjadi pada daerah nekrosis di otak
    • Jarang (kurang dari 0,1%): disfasia (gangguan perkembangan bahasa)
  • Sistem pernafasan
    • Umum (1% s/d 10%): batuk, dispnea (sesak napas), infeksi saluran pernafasan atas
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): bronkospasme (pengetatan otot bronkus), faringitis (peradangan faring), sinusitis (peradangan sinus hidung), rhinitis (peradangan hidung), laringitis (peradangan laring), epistaksis (mimisan), suara abnormal, ketidaknormalan sinus, pernafasan abnormal, nyeri dada akibat peradangan selaput paru, trakeobronkitis (peradangan trake dan bronkus)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): pneumonia (peradangan paru-paru), penyumbatan paru-paru
    • Frekuensi tidak dilaporkan: pneumonitis eosinofil (peradangan paru akibat tingginya kadar eosinofil)
  • Sistem pencernaan
    • Umum (1% s/d 10%): mual, muntah, diare, nyeri perut bagian bawah
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): pankreatitis (peradangan pada pankreas), disfagia (kesulitan menelan), perut kembung, buang angin, sembelit, heartburn (sensasi panas dan terbakar pada bagian ulu hati), perubahan nafsu makan, mulut kering
    • Jarang (kurang dari 0,1%): lesi di pagian mulut, pembengkakan lidah
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%) angioedema intestinal, gangguan gerakan usus akibat kelumpuhan otot usus
  • Metabolisme
    • Umum (1% s/d 10%): peningkatan alkaline fosfatase, peningkatan laktat dehidrogenase
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): asam urat, hiperkalemia, peningkatan urea darah, penurunan nafsu makan, peningkatan berat badan
    • Jarang (kurang dari 0,1%): hiponatremia (rendahnya kadar natrium dalam tubuh)
    • Frekuensi tidak dilaporkan: gejala hiponatremia
  • Ginjal
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): insufisiensi ginjal, nyeri pada ginjal, gagal ginjal, peningkatan serum kreatinin
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): gagal ginjal akut
    • Frekuensi tidak dilaporkan: peningkatan urea darah
  • Hati
    • Umum (1% s/d 10%): peningkatan serum bilirubin, peningkatan transaminase
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): hepatitis, hepatomegali (pembesaran organ hati)
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): gagal hati
    • Frekuensi tidak dilaporkan: penyakit kuning hepatoseluler (penyakit kuning akibat sel hati rusak parah sehingga tidak dapat mengangkut bilirubin diglukuronida ke sistem empedu), penyakit kuning kolestasis (penyakit kuning akibat tersumbatnya aliran empedu)
  • Genitourinari
    • Umum (1% s/d 10%): disfungsi seksual
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): peningkatan frekuensi urin, urin abnormal, proteinuria (terdapat protein dalam urin)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): gangguan prostat
  • Hematologis
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening), penurunan sementara hemoglobin, penurunan hematokrit (rasio sel darah merah dengan volume darah)
    • Jarang (kurang dari 0,1%): eosinofilia (kadar eosinofil terlalu banyak), leukopenia (rendahnya kadar sel darah putih), trombositopenia (rendahnya kadar trombosit), anemia (kurangnya jumlah sel darah merah) sementara
    • Sangat jarang (kurang dari 0,01%): agranulositosis (kondisi saat sumsum tulang tidak mampu membentuk granulosit)
    • Frekuensi tidak dilaporkan: pansitopenia (kondisi tubuh yang kekurangan sel darah merah, sel darah putih dan platelet), anemia hemolitik (anemia yang disebabkan penghancuran sel darah merah terlalu cepat), anemia aplastik (anemia yang disebabkan sumsum tulang tidak mampu mrnghasilkan sel darah merah dalam jumlah cukup), leukositosis (tingginya jumlah leukosit), peningkatan laju pengendapan eritrosit
  • Psikiatri
    • Umum (1% s/d 10%): insomnia
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): perubahan suasana hati, penurunan libido, kebingungan, gangguan tidur, depresi, perubahan tingkah laku
    • Jarang (kurang dari 0,1%): disorientasi (penurunan kesadaran sehingga tidak mampu mengenali keadaan sekitarnya)
  • Muskoskeletal
    • Umum (1% s/d 10%): kram otot, nyeri muskoskeletal
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): artralgia (nyeri sendi), mialgia (nyeri otot), sakit otot, anggota gerak terasa lemah
    • Jarang (kurang dari 0,1%): artritis (peradangan sendi)
  • Okular
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): gangguan penglihatan, iritasi mata
  • Lainnya
    • Umum (1% s/d 10%): kelelahan, pembengkakan, nyeri dada yang tidak disebabkan oleh penyakit jantung, lemas, infeksi virus
    • Tidak umum (0,1% s/d 1%): vertigo, tinnitus (telinga berdenging), sakit telinga, demam, sindrom seperti influenza, peningkatan berat badan, sensasi dingin, jatuh, kematian tiba-tiba, pembengkakan anggota gerak bawah, pembengkakan anggota gerak, pembengkakan lengan dan tungkai
    • Jarang (kurang dari 0,1%): lemas pada salah satu anggota gerak
    • Frekuensi tidak dilaporkan: serositis (peradangan jaringan serousa)
  • Imunologis
    • Frekuensi tidak dilaporkan: reaksi anafilaktoid, antibodi antinuklir positif

Detail Fosinopril

Di bawah ini adalah informasi fosinopril lebih rinci seperti penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain dan sebagainya: [4]

PenyimpananTablet
→ Simpan antara 20-25 ° C.
→ Lindungi dari kelembaban.
Cara KerjaDeskripsi: fosinopril adalah prodrug dari fosinoprilat, yang secara bersaing menghambat ACE dari mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II menyebabkan penurunan angiotensin II. Penurunan mengakibatkan peningkatan aktivitas renin dalam plasma dan mengurangi sekresi aldosterone. Obat ini juga mengurangi retensi natrium dan air. Hal ini membantu pelebaran pembuluh darah dan penurunan tekanan darah.
Onset: 1 jam
Durasi: 24 jam
Farmakokinetik
Penyerapan: diserap dari saluran cerna (sekitar 36%). Ketersediaan hayati: 36%. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi puncak pada plasma: 3 jam (fosinoprilat)
Penyebaran: tersebar di ASI. Lebih dari 95% terikat pad protein plasma.
Metabolisme: dengan cepat dan sempurna dihidrolisa menjadi fosinoprilat (metabolit aktif) di lapisan lendir saluran cerna dan hati.
Ekskresi: dikeluarkan melalui air seni dan tinja. Waktu paruh eliminasi: sekitar 11,5 jam (pada pasien hipertensi), sekitar 14 jam pada pasien gagal jantung.
Interaksi dengan obat lain → Memberikan efek tambahan pada hiperkalemia jika digunakan bersama diuretik hemat kalium dan suplemen kalium.
→ Mampu meningkatkan kadar litium dalam serum dan toksisitasnya.
→ Mampu meningkatkan resiko kerusakan ginjal dengan OAINS (obat antiinflamasi non steroid)
→ Mampu meningkatkan reaksi nitritod dari emas (Natrium aurothiomalate)
Interaksi dengan makanan → Mampu memperparah hipertensi bersama dengan akar manis.
Overdosis ⇔ Gejala: hipotensi parah, gangguan elektrolit, gagal ginjal
⇔ Cara Mengatasi: berikan infus intravena normal saline, naloxon dan arang aktif. Penanganan berdasarkan gejala.
Pengaruh pada hasil labMampu menyebabkan hasil palsu kadar digoxin rendah dalam serum pada tes serologis digoxin

Pertanyaan Seputar Fosinopril

Bisakah menjalankan mesin setelah mengkonsumsi fosinopril?

Hindari mengemudi atau kegiatan yang membutuhkan tingkat kewaspadaan setelah mengkonsumsi fosinopril. [1]

Apakah pemberian fosinopril harus disertai dengan makan?

Fosinopril bisa diberikan setelah makan atau sebelum makan. [1]

Apakah fosinopril dapat menyebabkan pusing saat berubah posisi dari duduk menjadi berdiri?

Ya, bisa. Untuk mengurangi peluang pusing atau pingsan, bangkitlah secara perlahan. [1]

Apakah mengkonsumsi fosinopril harus dilakukan pada waktu yang sama setiap hari?

Ya, harus. Konsumsilah fosinopril pada waktu yang sama setiap hari. [1]

Bisakah mengkonsumsi obat flu pada saat bersamaan dengan mengkonsumsi fosinopril?

Obat flu dapat meningkatkan tekanan darah. Sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsinya. [1]

Contoh Obat Fosinopril (Merek Dagang) di Pasaran

Di bawah ini adalah beberapa merek dagang fosinopril di pasaran: [3,4]

Brand Merek Dagang
BP Norm
Monopril
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment