Kadar hormon testosterone yang terlalu tinggi pada wanita dapat menyebabkan gejala yang mempengaruhi penampilan, perilaku, hingga mengarah pada obesitas dan infertilitas[1].
Cara mengatasi kelebihan hormon testosterone pada wanita bergantung pada penyebab kondisi. Biasanya dokter akan meresepkan obat dan menganjurkan pasien melakukan beberapa perubahan gaya hidup[2].
Daftar isi
Pengobatan Medis
Pengobatan atau penanganan medis biasanya ditujukan untuk mengatasi penyebab kelebihan hormon testosteron pada wanita. Kadar hormon testosterone yang terlalu tinggi biasanya dapat diatasi dengan obat hormon yang diresepkan secara spesifik[3].
Berikut beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi kadar testosterone tinggi dan kondisi yang berkaitan[1, 2]:
- Eflornithine: krim yang diaplikasikan secara langsung pada kulit yang berfungsi memperlambat pertumbuhan rambut pada wajah
- Glukokortikosteroid: jenis hormon steroid yang mengurangi inflamasi pada tubuh
- Metformin: untuk menangani diabetes tipe 2
- Progestin: hormon yang dapat mengatur periode menstruasi dan meningkatkan fertilitas
- Spironolactone: diuretik yang membantu mengatur kadar air dan garam dan mengurangi pertumbuhan rambut berlebihan pada wanita
Obat kontrasepsi oral juga dapat diresepkan untuk mengatasi dan menghambat produksi testosterone berlebihan[2, 3].
Menurut penelitian dari American Academy of Family Physicians, jenis obat kontrasepsi oral yang paling baik untuk mengatasi testosterone tinggi ialah yang mengandung dosis rendah dari norgestimate, gestodene, dan desogestrel[1].
Namun penggunaan obat kontrasepsi oral tidak ideal untuk orang yang berencana untuk hamil. Sebaiknya memastikan untuk mengkonsultasikan rencana reproduktif pada dokter sehingga dapat memutuskan penanganan yang lebih tepat[2, 3].
Perubahan Gaya Hidup
Beberapa perubahan gaya hidup berikut dapat mengatasi gejala atau mengurangi kadar testosteron tinggi pada wanita:
1. Menjaga Berat Badan Sehat
Menjaga berat badan sehat dapat membantu mengatasi gejala akibat ketidakseimbangan hormon. Menjaga berat badan sehat dapat membantu mengurangi resistensi insulin, mengatur periode menstruasi, dan mengurangi risiko kondisi terkait sindrom ovarium polikistik[1].
Mengurangi sekitar 5-10% dari berat tubuh dapat membantu mengatasi gejala sindrom ovarium polikistik, mengurangi kadar testosteron, dan membantu mencegah komplikasi, termasuk infertilitas[2, 3].
Untuk mengurangi berat badan, sebaiknya dilakukan melalui diet dan olahraga. Untuk mencapai keseimbangan hormon yang sehat, dianjurkan olahraga dampak rendah seperti yoga dan pilates, atau bisa juga dengan melakukan aerobik ringan dan berenang[4].
2. Menjaga Kadar Gula Darah
Kadar gula darah dapat dijaga dengan menerapkan diet dan gaya hidup sehat. Kadar gula darah yang terkendali juga dapat membantu memulihkan pola metabolik dari kadar insulin yang tinggi dan resistensi insulin yang berperan terhadap peningkatan testosteron[5].
Untuk menjaga kadar gula darah tetap dalam rentang sehat, dapat diperlukan pengurangan konsumsi secara dramatis atau menghindari gula olahan dan karbohidrat olahan dari menu makanan[5].
Sebagai gantinya, diet difokuskan pada makanan sehat seperti sayur-sayuran, buah rendah glikemik, protein berkualitas tinggi, dan lemak sehat. Penggunaan suplemen tertentu seperti chromium, fiber dan myo-inositol juga dapat membantu mengendalikan gula darah[5].
3. Mengatasi Rambut Berlebih
Salah satu gejala yang diakibatkan oleh kadar testosteron tinggi pada wanita ialah tumbuhnya rambut berlebihan pada tubuh dan wajah. Pertumbuhan rambut yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan penurunan rasa percaya diri[2].
Rambut berlebih dapat diatasi dengan mencukur, waxing, atau penggunaan obat untuk menghilangkan rambut. Opsi lain untuk mengatasi rambut berlebih ialah dengan terapi laser dan elektrolisis[2].
Penanganan dengan metode terapi laser dan elektrolisis dapat menghilangkan rambut berlebih dengan cepat, namun biasanya diperlukan beberapa kali pengulangan. Selain itu, metode ini dapat menyebabkan efek samping tertentu[2].
Wanita dapat mengatasi rambut berlebih dengan cara alami menggunakan campuran gula, madu, dan lemon. Metode ini disebut sebagai sugaring. Metode sugaring memiliki risiko lebih kecil menimbulkan efek samping dan iritasi[1].
4. Meningkatkan Asupan Zinc
Defisiensi zinc merupakan kondisi yang umum terjadi. Zinc merupakan mineral yang penting untuk menekan hormon androgen, termasuk testosteron[5].
Selain itu, zinc juga mendukung fungsi ovarium, meningkatkan fertilitas dan sistem imun. Suplemen zinc dapat membantu mengurangi pertumbuhan rambut berlebih dan alopecia[4, 5].
Untuk meningkatkan asupan zinc, dapat mengkonsumsi makanan kaya zinc seperti biji labu, biji rami, buncis, miju-miju, coklat, jamur, dan alpukat[5].
Makanan kaya zinc dari sumber hewani meliputi daging sapi yang diberi pakan rumput dan tiram[5].
5. Mengkonsumsi Minyak Ikan dengan Omega-3
Konsumsi minyak ikan dengan kandungan asam lemak omega-3 sebanyak 3 gram per hari menghasilkan penurunan signifikan kadar testosteron pada wanita. Konsumsi ikan yang tinggi kandungan asam lemak omega 3 juga diduga menghasilkan efek yang sama[5].
Ikan tinggi kandungan omega 3 meliputi ikan salmon, ikan kembung, ikan haring, sarden, teri, ikan trout danau, dan tuna albacore[5].
6. Menggunakan Obat Herbal
Beberapa bahan herbal memiliki efek mengurangi kadar testosteron, di antaranya:
- Licorice
Akar licorice mengandung senyawa yang disebut sebagai glycyrrhizin, yang mana memiliki beberapa manfaat unik. Akar licorice bermanfaat sebagai agen anti inflamasi, bekerja dengan membantu memetabolisme gula dan menyeimbangkan hormon[1].
Licorice dapat menurunkan kadar testosterone dan telah teruji secara ilmiah[6].
- Teh Hijau
Studi menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dapat meningkatkan sex hormone binding globulin (SHBG), yang mana dapat mengikat testosteron berlebih di dalam tubuh[5].
Teh hijau juga dapat menghambat testosteron untuk berubah menjadi hormon DHT (hormon yang mirip dengan testosteron tapi memiliki efek yang lebih kuat pada tubuh)[6].
ECGC menemukan bahwa teh hijau merupakan antioksidan yang sangat baik dan menunjukkan efek khasiat anti kanker[5].
- Teh Spearmint
Spearmint sering kali dikonsumsi dalam bentuk teh. Spearmint dapat menurunkan kadar testosteron di dalam darah[6].
Suatu studi dilakukan dengan menguji efek konsumsi teh spearmint dengan hirsutisme (rambut tumbuh berlebihan), yang mana sering kali berhubungan dengan peningkatan kadar testosteron[5].
Hasil studi menunjukkan bahwa orang yang konsumsi teh spearmint selama 30 hari mengalami penurunan signifikan pada kadar testosteron total dan testosteron bebas[5].
- Benih lenan
Benih lenan (flaxseed) diketahui dapat menurunkan kadar testosteron tinggi dengan mengikat testosteron dan mengeluarkannya dari tubuh[5].
Pada suatu studi kasus, seorang wanita dengan kadar testosteron tinggi mengkonsumsi 30 gram benih lenan setiap hari selama 4 bulan mengalami penurunan signifikan pada kadar testosteron total dan bebas[5].