8 Manfaat Teh Oregano Untuk Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Oregano adalah rempah yang sering digunakan sebagai bumbu masak dalam bentuk daun [1,2,3].

Tak jarang daun oregano dikeringkan dan kemudian dijadikan obat maupun teh [1,2,3].

Walau lebih banyak dijumpai di Eropa, oregano sudah tak lagi asing bagi masyarakat Indonesia [2].

Daun aromatik ini sudah ada sejak berabad-abad lalu dan seiring perkembangan zaman dan ilmu teknologi, hampir masyarakat di seluruh benua bisa menjumpai dan menggunakan rempah satu ini [1,2,3].

Kandungan Nutrisi Oregano Per 1 Sendok Teh / 1 Gram

Daun oregano per 1 gram atau 1 sendok  tehnya memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut [4] :

  • 3,1 kalori
  • 0,6 gram karbohidrat total
  • 0,1 gram lemak total
  • 0,1 gram lemak tak jenuh tunggal
  • 10,5 mg asam lemak omega-6
  • 41,8 mg asam lemak omega-3
  • 0,1 mcg selenium
  • 0,1 mg sodium
  • 0,4 mg zat besi
  • 2,0 mg fosfor
  • 2,7 mg magnesium
  • 15,8 mg kalsium
  • 16,7 mg kalium
  • 2,0 mg fitosterol
  • 0,4 gram serat
  • 0,1 mg betaine
  • 0,3 mg kolin
  • 6,2 mcg vitamin K
  • 0,2 mg vitamin E
  • 2,7 mcg folat
  • 0,1 mg niacin
  • 0,5 mg vitamin C
  • 69,0 IU vitamin A
  • 0,1 gram protein

Selain dijadikan sebagai bumbu masak, oregano bisa digunakan untuk membuat teh yang bermanfaat bagi kesehatan.

Berikut ini adalah deretan manfaat teh oregano untuk kesehatan yang belum banyak diketahui orang.

1. Menurunkan Risiko Diabetes

Di dalam oregano terkandung carvacrol, yakni komponen anti-diabetik yang otomatis jika mengonsumsi rempah ini akan bermanfaat menurunkan risiko diabetes [3,5].

Carvacrol tersebut adalah pemberi efek turun dan stabil bagi kadar glukosa/gula tinggi dalam darah [5].

Penyakit diabetes mellitus atau diabetes tipe 2 sendiri adalah sebuah kondisi ketika insulin tidak terproduksi secara normal dan memadai untuk mengendalikan gula darah [3,6].

Ketika kenaikan kadar gula darah naik secara tak terkontrol, berbagai masalah kesehatan dapat timbul, seperti masalah jantung hingga ginjal [3,6].

Berbagai macam diet dan obat pasti menjadi anjuran utama bagi penderita diabetes agar dapat pulih kembali [3].

Namun sebenarnya, pengendalikan kadar gula darah bisa dilakukan secara alami, salah satunya dengan mengonsumsi teh oregano [3].

Selain mengurangi kadar gula darah, oregano sendiri adalah rempah yang efektif dalam mengurangi sel-sel mati pemroduksi insulin [3].

Lebih dari itu, teh oregano dapat dikonsumsi rutin karena efektivitasnya dalam mengurangi risiko dyslipidemia (kadar lipid tinggi dalam darah) pada penderita diabetes juga tinggi [3].

Penderita diabetes dapat mengendalikan kadar gula darah secara alami selama diet melibatkan konsumsi teh oregano ini [3].

Sebagai tambahan, kesehatan pankreas penderita diabetes pun meningkat secara menyeluruh bila mengonsumsi teh oregano [3].

2. Sebagai Pereda Nyeri

Sebuah penelitian yang menggunakan tikus besar sebagai percobaannya telah berhasil menunjukkan efektivitas oregano sebagai pereda nyeri [3,7].

Oregano diberikan kepada tikus besar yang mengalami nyeri akut, lalu terbukti bahwa sifat analgesik pada rempah ini cukup besar [3,7].

Carvacrol lagi-lagi merupakan komponen dalam oregano yang membawa sifat analgesik tersebut [3,7].

Walau tak sebesar khasiat morfin dan aspirin sebagai pereda nyeri, untuk nyeri ringan oregano masih tetap bisa diandalkan [3].

3. Meningkatkan Kesehatan Sistem Pencernaan

Manfaat lainnya yang bisa dirasakan dengan mengonsumsi teh oregano adalah peningkatan kesehatan sistem pencernaan [2,3].

Untuk usus lebih sehat dan bebas dari peradangan, teh oregano dapat dikonsumsi secara rutin [2,3].

Beberapa risiko jenis penyakit radang usus dan gangguan pencernaan yang bisa berkurang berkat teh herbal ini antara lain adalah [2,3] :

Kolitis ulseratif merupakan sebuah kondisi radang yang menyerang kolon dan rektum; kolon adalah usus besar dan rektum merupakan bagian akhir usus besar yang terhubung dengan anus [8].

Biasanya, radang pada kolitis ulseratif ini berawal dari luka di bagian rektum yang menyebar ke bagian atas [8].

Beberapa gejala umum dan utama dari kolitis ulseratif adalah kram/nyeri perut, diare (bisa disertai nanah maupun darah), hingga demam dan nyeri di bagian anus [8].

Pada beberapa kasus lain, kolitis ulseratif ditandai pula dengan tubuh yang cepat lelah, feses yang sulit keluar sekalipun ingin buang air besar, berat badan turun, nyeri sendi, pembengkakan sendi, mata merah dan sariawan [8].

Pada kasus kronis, penderita bahkan bisa mengalami kondisi kesulitan bernafas dan detak jantung berdetak lebih cepat secara abnormal [8].

Sebab pasti dari kondisi ini belum diketahui, namun diduga kuat bahwa reaksi imun yang keliru menyerang sel dan jaringan sistem pencernaan sehat adalah pemicunya [8].

Penyakit Crohn adalah radang yang menyerang lapisan dinding sistem pencernaan dan masih tergolong satu jenis dengan kolitis ulseratif [9].

Efek obat tertentu, gangguan sistem imun, faktor usia (kurang dari 30 tahun), kebiasaan tak sehat, hingga faktor keturunan/riwayat medis keluarga dapat menjadi faktor peningkat risiko penyakit Crohn [9].

Beberapa kondisi seperti kram/sakit perut, mual, muntah, diare, buang air besar berdarah, tak nafsu makan, berat badan turun, anemia, sariawan, hingga demam adalah gejala-gejala umum penyakit Crohn [9].

Namun, gejala penyakit Crohn biasanya hilang timbul dan akan terjadi berulang dalam jangka panjang sehingga perlu memperoleh penanganan secepatnya [9].

  • Pankreatitis akut

Pankreatitis akut adalah kondisi saat pankreas mengalami radang tiba-tiba sehingga kemudian timbul nyeri pada perut kiri, kanan atau tengah [10].

Kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan serta adanya batu empedu menjadi dua faktor umum yang mampu menyebabkan pankreatitis akut [10].

Selain sakit perut, beberapa keluhan lain pada pankreatitis akut meliputi gangguan pencernaan, mual, diare, muntah, demam, jantung berdebar, penyakit kuning, perut sakit ketika disentuh, serta pembengkakan perut [10].

Alergi makanan adalah kondisi lain yang juga mengganggu kesehatan pencernaan di mana usai konsumsi makanan tertentu, reaksi alergi akan timbul [11].

Gejala pada alergi makanan bervariasi, namun umumnya meliputi gatal-gatal di wajah maupun tubuh, timbul ruam kulit, pilek, hidung berair/tersumbat, sesak nafas, mengi, sulit menelan, pembengkakan di beberapa bagian wajah, hingga sulit bicara [11].

Gejala yang dialami penderita saat saluran pencernaan terpengaruh adalah mual, diare, sakit perut, hingga muntah-muntah [11].

Tak jarang alergi makanan mengakibatkan timbulnya gejala anafilaksis yang bisa mengancam jiwa penderitanya, seperti keringat dingin, pusing, jantung berdetak sangat cepat, pandangan gelap, hingga pingsan [11].

Ketidakseimbangan bakteri dalam usus mampu memicu radang pada usus dan organ pencernaan lainnya [11].

Untuk itu, ketidakseimbangan bakteri ini diatasi dengan mengonsumsi oregano (bisa juga dalam bentuk teh) agar meminimalisir risiko peradangan [3].

Selain itu, teh herbal ini juga bermanfaat melindungi sistem pencernaan dari berbagai risiko serangan infeksi parasit [3].

4. Membantu Mengatasi Gejala Depresi

Teh oregano adalah jenis teh herbal yang juga mampu menurunkan risiko depresi serta dapat pula diandalkan dalam membantu meringankan gejala depresi [3.

Carvacrol bersama dengan komponen lain di dalam oregano seperti gamma-terpinene, borneol, dan thymol terbukti efektif mengurangi gejala depresi [12].

Bahkan penderita gejala depresi yang telah mengalami perubahan perilaku sekalipun dapat mencoba mengonsumsi teh oregano [12].

Ini karena teh ini juga efektif mengubah perilaku penderita depresi menjadi lebih baik dan positif secara signifikan [3].

Konsumsi teh oregano bisa begitu baik bagi penderita depresi karena kandungan-kandungan di dalamnya meningkatkan hormon serotonin [13].

Belum bisa dipastikan bahwa teh oregano mampu membantu semua penderita depresi karena ada risiko di mana tak semua penderita cocok dengan teh ini, tapi setidaknya layak dicoba [3].

Namun bila sedang menjalani pengobatan medis atau terapi khusus untuk depresi, alangkah baiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal apapun [3].

5. Meningkatkan Konsentrasi dan Daya Ingat

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak oregano terbukti mampu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat [3,14].

Sekalipun dalam bentuk teh, mengonsumsinya setiap hari secara rutin membantu agar komponen-komponen dalam oregano melindungi saraf dan otak agar tetap sehat [3].

Beberapa risiko jenis penyakit yang memengaruhi daya ingat seperti di bawah ini bisa berkurang berkat teh oregano [3] :

Demensia adalah kondisi ketika daya ingat dan kemampuan berpikir seseorang menurun sehingga kemudian memengarhi kemampuan sosialisasi dan kegiatan sehari-harinya [15].

Jika mengenal penyakit Alzheimer, maka sebenarnya penyakit ini merupakan salah satu jenis demensia [15].

Seiring pertambahan usia, daya ingat beberapa orang bisa menurun secara buruk dan signifikan [15].

Sebab utama dari kondisi ini adalah adanya kerusakan sel saraf serta gangguan pada hubungan antar saraf otak [15].

Penyakit Parkinson merupakan gangguan sistem saraf yang memengaruhi keseimbangan dan gerakan tubuh sehingga tak terkendali dengan normal [16].

Masing-masing penderita Parkinson mengalami keluhan berbeda-beda, namun gangguan gerak tubuh sudah pasti terjadi [16].

Kekakuan otot, melambatnya gerakan tubuh, tremor, sering kram, sering kejang, postur tubuh mengalami kelainan, hingga gangguan keseimbangan dan koordinasi tubuh adalah gejala utamanya [16].

6. Sebagai Antivirus dan Antibakteri

Meski tidak terbukti secara langsung bahwa teh oregano bermanfaat sebagai antibakteri maupun antivirus [2].

Namun dalam bentuk minyak, oregano mampu menghambat pertumbuhan virus dan bakteri berbahaya [2].

Menurut sebuah hasil studi tahun 2011 pada manusia, minyak oregano atau ekstrak oregano yang diterapkan pada luka bekas operasi mampu menurunkan risiko infeksi dan mengurangi kontaminasi bakteri [17].

Sementara pada hasil studi tahun 2011 lainnya, efektivitas dari minyak oregano dalam mengatasi virus yang menginfeksi saluran nafas juga terbukti [18].

7. Sebagai Antioksidan

Oregano memiliki kandungan aktif baik yang mampu menghambat dan melawan efek dari radikal bebas yang mencoba menyerang tubuh dalam bentuk stres oksidatif [19].

Stres oksidatif tak dapat diabaikan sebab ini merupakan faktor utama pemicu kerusakan sel dan timbulnya penyakit-penyakit kronis [20].

Dengan mengonsumsi oregano (termasuk dalam bentuk teh), akumulasi efek radikal bebas dapat berkurang dan kesehatan pun meningkat [2].

8. Sebagai Anti-Inflamasi/Antiradang

Adanya kandungan fenolik dan flavonoid di dalam oregano mampu mengurangi risiko peradangan pada tubuh [19].

Mengonsumsi oregano baik sebagai bumbu dapur maupun teh herbal mampu mengurangi berbagai risiko peradangan, seperti radang pada kulit hingga radang pada sendi [2,3,19].

Bagaimana cara membuat teh oregano?

Untuk membuat teh oregano sendiri di rumah, kumpulkan lebih dulu daun oregano dan keringkan, lalu lakukan beberapa langkah sebagai berikut [2] :

  • Siapkan 1 cangkir air dan rebus.
  • Siapkan juga 2 sendok teh oregano kering di sebuah cangkir, lalu tuang air mendidih yang selesai direbus ke cangkir tersebut.
  • Tunggu sekitar 2-4 menit untuk menyeduhnya dan setelah itu saring sebelum menikmatinya.
  • Agar lebih mudah dan tak perlu mengeringkan sendiri daun oregano, kantong teh oregano pun dapat dibeli langsung. Penggunaannya pun dapat dilakukan cukup dengan melihat instruksi pada kemasan.

Manfaat teh oregano untuk kesehatan begitu banyak dan bisa diperoleh ketika per hari mengonsumsi sekitar 2-3 cangkir secara rutin; lebih dari 4 cangkir mampu memberi efek sakit perut karena berlebihan [2].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment