Sakit Kepala dan Pandangan Kabur : Penyebab dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sakit kepala merupakan kondisi yang umum dan menjadi gangguan kesehatan yang bisa dialami oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga lansia.

Namun, tak jarang sakit kepala bisa disertai dengan pandangan kabur.

Gangguan penglihatan seperti ini menandakan bahwa mata kehilangan kemampuan melihat secara jelas.

Walau tampak ringan, sakit kepala dan pandangan kabur sebaiknya tidak disepelekan; kenali apa saja kemungkinan penyebabnya untuk bisa mengatasi segera.

1. Kadar Gula Darah Rendah

Sakit kepala diikuti pandangan kabur atau buram dapat menjadi tanda kadar gula darah sedang turun atau terlalu rendah [1].

Kadar gula darah puasa yang normal pada tubuh orang dewasa adalah antara 70 mg/dL dan 100 mg/dL [2].

Maka ketika kadar gula darah berada di bawah angka 70 mg/dL, dapat dikatakan bahwa kadarnya di bawah normal dan sudah tergolong sangat rendah [1,2].

Berikut ini merupakan sejumlah gejala selain sakit kepala maupun pandangan kabur yang mengarah pada hipoglikemia [1] :

  • Mual
  • Tubuh lebih mudah berkeringat
  • Tubuh menggigil
  • Sering lapar
  • Tubuh kekurangan tenaga
  • Linglung
  • Tubuh melemah
  • Gangguan koordinasi dan keseimbangan tubuh
  • Tubuh gemetaran
  • Mudah mengantuk
  • Kulit memucat
  • Pusing (kepala terasa sangat ringan dan seperti melayang)
  • Kesemutan atau mati rasa di bagian pipi, bibir, atau lidah
  • Detak jantung lebih cepat dari normalnya

Penanganan : Bila saat diperiksakan rupanya memang kadar gula darah berada di bawah normal, penderita perlu mengonsumsi makanan peningkat kadar gula, seperti makanan berkarbohidrat tinggi serta makanan yang manis-manis [3].

Namun jika kadar gula darah rendah disebabkan oleh efek obat penurun kadar gula darah karena memiliki riwayat diabetes, konsultasikan solusi yang tepat dengan dokter [3].

Dokter umumnya akan meminta pasien mengonsumsi karbohidrat sebanyak 15 gram lalu setelah 15 menit dokter akan mengecek kembali kadar gula darah pasien [4].

Jika tak kunjung meningkat, dokter akan meminta pasien mengasup lagi karbohidrat dengan porsi yang sama dengan semula lalu dilakukan pengecekan kembali setelah 15 menit [4].

2. Keracunan Karbon Monoksida

Sakit kepala ditambah dengan pandangan kabur dapat menjadi tanda tubuh mengalami keracunan karbon monoksida [5,6].

Karena tak berwarna, tak berbau, dan tak ada rasa, gas karbon monoksida tak mudah dikenali oleh tubuh [5].

Paparan gas ini jika sampai terhirup cukup banyak maka akan mengikat hemoglobin dan menghambat suplai oksigen oleh darah ke seluruh tubuh [5].

Alhasil, pusing, penglihatan buram dan beberapa gejala lain di bawah ini dialami penderita [5] :

  • Timbul gejala mirip flu
  • Nyeri dada
  • Sakit perut/mual dan dapat diikuti dengan muntah-muntah
  • Linglung
  • Tubuh lemah

Penanganan : Karena merupakan gas beracun, seseorang yang menyadari telah menghirupnya perlu segera memperoleh pertolongan medis [5].

Tabung oksigen adalah penanganan utama yang dibutuhkan oleh seseorang dengan keracunan karbon monoksida, terutama bila telah timbul beberapa keluhan seperti di atas [5].

3. Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah kondisi menurunnya kesehatan dan fungsi penglihatan pada lansia [7,8].

Tidak hanya pandangan kabur, hal ini juga turut memicu sakit kepala [8].

Bahkan kemampuan mengenali wajah orang, menulis, membaca, hingga menyetir dapat terpengaruh secara negatif [7,8].

Wanita dengan usia 60 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi dalam mengalami degenerasi makula daripada pria [7,8].

Perkembangan gejala degenerasi makula cenderung lambat, yakni sekitar 5-10 tahun di mana timbul garis-garis di bagian penglihatan serta penglihatan menjadi lebih buram [7,8].

Penderitanya tidak mampu melihat dengan jelas ketika berada di tempat yang cahayanya redup [7,8].

Sakit kepala dapat timbul sebagai efek dari sulit melihat obyek secara jelas [8].

Penanganan : Fotokoagulasi laser, terapi antiangiogenik, dan terapi fotodinamik umumnya menjadi penanganan untuk kasus degenerasi makula [7].

Namun jika obat dan terapi tidak efektif, pasien perlu menempuh operasi mata sesuai dengan rekomendasi dokter [7].

4. Whiplash / Cedera Lecutan

Whiplash atau cedera lecutan merupakan kondisi saat kepala tersentak ke belakang dengan cepat pada waktu kecelakaan [9].

Sakit kepala bagian belakang ditambah dengan kekakuan serta nyeri leher hingga pandangan kabur menjadi gejala utama yang langsung terjadi tak lama setelah kepala mengalami whiplash [9].

Olahraga dengan kontak fisik, kejatuhan benda tertentu, atau kecelakaan mobil seringkali menjadi penyebab whiplash [9].

Selain itu, beberapa gejala lain yang turut menyertai saat whiplash terjadi adalah [9] :

  • Mata berkunang-kunang
  • Lengan, punggung dan bahu akan ikut terasa sakit
  • Sulit konsentrasi hingga sulit mengingat
  • Nyeri makin hebat seiring waktu
  • Sulit tidur
  • Sulit menelan

Penanganan : Istirahat, kompres dingin/hangat pada bagian yang cedera, penggunaan obat pereda nyeri pijat leher, dan chiropractic menjadi penanganan yang paling dianjurkan bagi penderita whiplash [9].

Pengobatan alternatif lain semacam akupunktur dapat pula ditempuh apabila beberapa cara awal tidak juga meredakan gejala [9].

5. Migrain

Migrain atau sakit kepala sebelah juga menyebabkan sakit kepala yang dapat disertai dengan pandangan buram [10].

Selain itu, terdapat beberapa keluhan lain yang dapat diwaspadai sebagai kondisi migrain, yakni [10,11] :

  • Mual (dapat diikuti dengan muntah)
  • Sensitivitas meningkat terhadap cahaya dan suara
  • Kehilangan penglihatan sementara baik sebagian maupun total
  • Pada fase aura, penderita bisa merasakan kesemutan pada kaki atau tangan, mati rasa di beberapa bagian tubuh, sulit bicara dan mata menangkap kilatan cahaya.

Penanganan : Biasanya, migrain diatasi dengan beristirahat, menghindari kafein, minum lebih banyak air putih, menghirup aromaterapi serta menggunakan obat pereda nyeri [10].

Jika dokter merasa perlu, pasien perlu menempuh transcranial magnetic stimulation (TMS) dan/atau terapi relaksasi agar gejala migrain mereda [10].

6. Cedera Otak

Cedera pada otak karena kecelakaan mampu memengaruhi kondisi kepala dan mata sehingga sakit kepala hingga gangguan penglihatan sangat mungkin terjadi [12,13].

Gegar otak adalah salah satu penyebab pusing hingga pandangan kabur; dan berikut ini adalah gejala-gejala lain yang patut diwaspadai [14] :

  • Sensitivitas terhadap cahaya maupun suara meningkat
  • Linglung
  • Mual dan muntah
  • Gangguan tidur
  • Gangguan daya ingat dan berpikir
  • Penurunan daya konsentrasi
  • Perubahan suasana hati hingga perilaku
  • Telinga berdengung
  • Kehilangan kesadaran

Penanganan : Sakit kepala karena cedera otak biasanya dapat berkembang semakin hebat, oleh karena itu penderita perlu berhenti melakukan aktivitas apapun jika gejala gegar otak terjadi [12,13].

Periksakan diri ke dokter dengan menempuh tes pemindaian otak [12,14].

Gegar otak ringan biasanya lebih cepat sembuh, namun hati-hati jika gejala terus berkelanjutan, segera konsultasikan dengan dokter agar tidka terjadi kerusakan otak permanen [14].

7. Stroke

Penyakit stroke terjadi ketika aliran darah menuju otak tidak lancar, baik disebabkan oleh sumbatan maupun penyempitan pembuluh darah [15].

Gejala utama memang berupa gangguan bicara dan kelemahan otot, namun sakit kepala maupun pandangan kabur juga perlu diwaspadai sebagai gejala lainnya [15].

Gangguan keseimbangan, sulit menelan, hingga penurunan kesadaran juga dapat menyertai [15].

Penanganan : Dokter umumnya dalam hal ini akan meresepkan obat antihipertensi, antikoagulan, antiplatelet, dan statin [15].

Tujuan pengobatan adalah untuk kembali melancarkan aliran darah menuju otak [15].

Namun bila terjadi pembuluh darah pecah, dokter akan merekomendasikan jalur operasi agar pembuluh darah bisa diperbaiki [15].

8. Gangguan Tekanan Darah

Baik tekanan darah tinggi (hipertensi) maupun tekanan darah rendah (hipotensi) dapat menjadi penyebab sakit kepala dan penglihatan kabur [16,17].

Tekanan darah tinggi ditandai dengan kadar tekanan darah di atas 130-140/80 mmHg dan tekanan darah rendah ditandai dengan kadar tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg [18].

Penanganan : Karena hipertensi maupun hipotensi umumnya disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat, perubahan pola hidup dapat dilakukan [16,17].

Namun bila perubahan pola hidup saja kurang efektif, dokter biasanya memberikan obat antihipertensi supaya tekanan darah bisa turun dan kembali stabil [17].

Sementara hipotensi perlu ditangani dengan transfusi darah apabila sudah cukup parah agar tekanan darah kembali naik dan stabil [16].

9. Diabetes

Selain hipoglikemia, diabetes pun mampu memengaruhi kondisi kepala dan mata [19,20].

Pada diabetes, kemampuan insulin dalam mengontrol kadar gula dalam darah tidak lagi senormal biasanya [19,20].

Ketika kadar gula darah terlalu tinggi dan cenderung tak terkendali, masalah kesehatan seperti sakit kepala dan pandangan kabur bisa terjadi [19,20].

Penanganan : Pengaturan pola makan melalui diet khusus, terutama rendah kalori, gula dan karbohidrat perlu menjadi prioritas penderita diabetes [19].

Dokter akan memberi obat kepada pasien diabetes dengan tujuan mengurangi kadar gula darah sehingga tetap stabil [19,21].

Ada pula beberapa vitamin yang akan dokter resepkan agar mencegah komplikasi diabetes, seperti vitamin neurotropik (vitamin B12, vitamin B1, dan vitamin B6) [21].

10. Glaukoma

Glaukoma merupakan kondisi saat saraf mata rusak karena bola mata yang memperoleh tekanan [22].

Pandangan kabur, sakit kepala berat dan nyeri mata adalah gejala utama yang dialami oleh penderita glaukoma [22].

Namun, biasanya terdapat gejala-gejala lain pada kasus glaukoma yang perlu diwaspadai, seperti [22] :

  • Mata merah
  • Mual dan muntah
  • Saat melihat cahaya terang mata menangkap adanya lingkaran seperti pelangi.

Penanganan : Obat tetes mata biasanya dokter resepkan untuk meredakan kondisi gejala [22].

Namun bila obat tidak efektif, dokter akan merekomendasikan terapi laser kepada pasien [22].

Apabila dua metode tersebut tak juga memberikan hasil sesuai harapan, dokter akan menganjurkan pasien menempuh prosedur operasi (trabekulektomi) [22].

11. Katarak

Katarak adalah kondisi ketika lensa mata keruh dan menyebabkan pandangan kabur [23,24].

Lansia memiliki risiko tinggi mengalami katarak, terutama bila memiliki anggota keluarga dengan riwayat katarak [23,24].

Pada beberapa penderita diabetes, risiko katarak juga sangat tinggi, apalagi jika disertai dengan kebiasaan merokok [23].

Pandangan kabur yang semakin serius maka bisa menjadi penyebab timbulnya gejala lain, yakni berupa sakit kepala [24].

Penanganan : Pasien katarak umumnya perlu menggunakan kacamata khusus agar lebih nyaman selama beraktivitas [23].

Namun, penanganan dengan cara ini tidak mampu menyembuhkan kondisi katarak sebab kondisi akan terus berkembang lebih serius [23].

Untuk penanganan yang lebih baik, dokter merekomendasikan pasien untuk menjalani operasi katarak agar lensa yang keruh bisa diangkat lalu diganti dengan lensa tiruan [23].

12. Infeksi Mata

Infeksi mata juga berpotensi menyebabkan pandangan kabur dan sakit kepala pada penderitanya; salah satu jenis infeksi mata yang dimaksud adalah konjungtivitis [25].

Infeksi virus, bakteri atau mikroorganisme lain pada konjungtiva  menyebabkan mata gatal, merah, berair dan tak mampu melihat secara jelas [25].

Pada kasus konjungtivitis alergi, gejala akan meliputi peningkatan sensitivitas mata terhadap cahaya, rasa mengganjal di mata, hidung berair, hingga sakit kepala berat diikuti rasa mual [25].

Penanganan : Infeksi mata ditangani menurut penyebabnya; maka dokter akan memberi antibiotik jika bakteri menjadi penyebab dan antivirus bila virus menjadi penyebab [25].

Namun bila disebabkan oleh alergi, antihistamin, dekongestan atau kortikosteroid adalah obat yang pasien butuhkan [25].

13. Gangguan Refraksi Mata

Gangguan refraksi mata meliputi astigmatsime, rabun dekat dan rabun jauh di mana masalah mata ini adalah yang paling umum [26,27].

Pusing dan pandangan kabur menjadi gejala dari gangguan refraksi mata dan ketika tidak segera ditangani dengan tepat, biasanya gejala berkembang semakin buruk [26,27].

Penanganan : Biasanya penanganan gangguan refraksi mata adalah dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak [26,27].

Namun, ada pula penderita yang juga memilih menempuh operasi mata yang disebut LASIK untuk memperbaiki gangguan pada mata [26,27].

Operasi refraksi mata bertujuan membuat fokus mata kembali kuat secara permanen dengan mengubah bentuk kornea [26,27].

Ketika sakit kepala dan pandangan kabur semakin memburuk atau terjadi terlalu sering, segera periksakan ke dokter, terutama bila belum lama mengalami cedera di kepala.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment