Terjadinya masalah pada aliran sinyal listrik di jantung disebut dengan blok jantung. Sinyal ini ditunda atau diinterupsi sepenuhnya karena adanya penyumbatan pada jantung. Dan hal ini akan mempengaruhi detak pada jantung[1].
Adapun tanda dan gejalanya yaitu:
- Kelelahan atau kebingungan
- Kepala terasa ringan, pusing, atau pingsan
- Sesak napas
- Nyeri dada
Daftar isi
Fungsi Katekolamin
Katekolamin sebagai neurotransmiter termasuk adrenalin, noradrenalin, dan dopamin, secara fisiologis sangat penting sebagai sistem saraf simpatis dan pusat[2].
Katekolamin akan membuat jantung berdetak lebih cepat dengan lebih besar kekuatannya dan pembuluh darah di persempit, sehingga tekanan darah akan meningkat[2].
Berikut fungsi dan kegunaan dari katekolamin, yaitu[3]:
- Untuk mengontrol tekanan darah
- Sebagai pengobatan tambahan selama serangan jantung
- Digunakan untuk mengobati reaksi alergi, memulihkan ritme jantung, dan mengontrol kemacetan mukosa, glaukoma, dan asma
- Mengobati ketidakseimbangan hemodinamik, perfusi organ vital buruk, curah jantung rendah, dan hipotensi
- Kombinasi dengan levodopa untuk pengobatan simtomatik penyakit Parkinson idiopatik
- Mengobati bronkospasme, asma, dan COPD
- Untuk mengobati bradikardia dan blok jantung
- Digunakan dalam pengelolaan penyakit Parkinson
- Untuk dekongesti hidung atau vasokonstriksi selama prosedur gigi
Penyakit yang Diatasi dengan Katekolamin
Terdapat beberapa penyakit yang terkait dengan katekolamin, meliputi[2]:
- Sindrom Adams-Stokes
- Reaksi alergi
- Anafilaksis
- Asma, akut
- Asistol
- AV Heart Block
- Bronkospasme Selama Anestesi
- Gagal jantung
- Aritmia Jantung
- Disosiasi Elektromekanis
- Gagal jantung
- Hipotensi
- Oliguria Nonobstruktif
- Sindrom Alergi Mulut
- Pelebaran Pupil
- Syok
Cara Kerja Katekolamin
Katekolamin sebagai neurotransmiter bekerja pada reseptor adrenergik alfa dan beta. Katekolamin akan membuat jantung berdetak lebih cepat dan besar juga membuat pembuluh darah menyempit, dengan melepaskan katekolamin pada saat stres. Hal tersebut akan membuat tekanan darah mengalami peningkatan[2].
Efek beta1 katekolamin pada jantung dikarenakan konsentrasi AMP siklik intraseluler mengalami peningkatan. Lalu AMP siklik akan mengaktifkan protein kinase A, yang akan membuat saluran kalsium berfosforilasi situs, termasuk juga subunit alpha1.
Hal tersebut di atas akan meningkatkan saluran akan terbuka, dan akan membuat arusion kalsium ke dalam meningkat sehingga membuat kontraksi jantung kuat. Juga pada penangkapan ion kalsium oleh retikulum sarkoplasma mengalami peningkatan, dan potensial aksi akan melepaskan jumlah kalsium yang meningkat yang disimpan secara intraseluler.
Jadi katekolamin akan mengalami peningkatan dan mempertajam kurva fungsi ventrikel.
Contoh Obat Katekolamin
Katekolamin tersedia dalam bentuk larutan dan inhalasi. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara yang lainnya dijual bebas di apotek.
Contoh katekolamin yang dijual bebas dan dengan resep dokter termasuk[2]:
- Isoproterenol
- Epinefrin
- Norepinefrin
- Dobutamine
Efek Samping Katekolamin
Katekolamin dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari katekolamin termasuk[4,5]:
- Sakit kepala, pusing , gugup
- Mual
- Penglihatan kabur
- Tremor
- Berkeringat, kemerahan (hangat tiba-tiba, kemerahan, atau perasaan geli)
- Muntah
- Demam
- Keram kaki
Jika memiliki masalah pada jantung karena banyak menggunakan digoxin, nyeri pada dada, serta gangguan irama jantung tertentu, mungkin tidak diobati dengan isoproterenol[4].
Disaat menerima dobutamin, akan di awasi dengan ketat pada pernapasan, tekanan darah, kadar oksigen juga tanda-tanda vital lainnya[5].
Jika telah menggunakan penghambat MAO dalam 14 hari terakhir, seperti isocarboxazid , linezolid , injeksi metilen biru , phenelzine , rasagiline , selegiline , atau tranylcypromine, jangan menggunakan epinefrin inhalasi[6].
Bila muncul rasa sakit, iritasi, perasaan dingin, atau tidak nyaman pada kulit atau pembuluh darah pada tempat suntikan, beritahu dokter. Apabila norepinefrin tidak sengaja bocor pada pembuluh darah, maka akan merusak kulit juga jaringan di sekitar tempat suntikan[7].