Transplantasi Pankreas: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Transplantasi pankreas adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk menatalaksana diabetes tipe 1. Diabetes tipe 1 merupakan kelainan dimana pankreas tidak dapat memproduksi insulin, sehingga transplantasi... pankreas sehat merupakan pilihan bagi pasien untuk mendapatkan insulin sendiri tanpa harus menyuntikkan insulin setiap hari. Prosedur ini sendiri juga memiliki risiko, sehingga bukanlah suatu hal yang rutin disarankan. Transplantasi pankreas biasanya disarankan pada pasien yang memiliki gangguan ginjal yang berat atau pasien yang mengalami episode hipoglikemia berat yang tidak dapat dikontrol dengan injeksi insulin. Komplikasi yang dapat terjadi pada transplantasi pankreas antara lain penolakan oleh sistem imun pasien, adanya pembekuan darah yang terjadi, pankreatitis atau peradangan pada pankreas, serta efek samping dari obat-obatan yang menekan sistem imun. Read more

Fungsi Transplantasi Pankreas

transplantasi pankreas
Sumber gambar: Mayo Foundation

Transplantasi pankreas merupakan prosedur pembedahan dimana dokter akan mengganti pankreas pasien yang sudah tidak berfungsi dengan pankreas donor dari seseorang yang telah meninggal.[1]

Salah satu fungsi utama dari organ pankreas adalah membuat insulin. Insulin memindahkan glukosa, gula, dari darah ke dalam otot, lemak, dan sel hati, di mana semua komponen tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar.[1,2]

Apabila pankreas pasien terganggu sampai tidak bisa menghasilkan cukup insulin, hal ini bisa menyebabkan glukosa menumpuk di dalam darah, sehingga mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah. Gula darah tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan banyak komplikasi, di antaranya:[2]

Transplantasi pankreas dapat memulihkan produksi insulin normal dan meningkatkan kontrol gula darah pada penderita diabetes, tetapi pengobatan ini bukan yang utama karena efek samping dari obat yang diperlukan setelah transplantasi pankreas dapat menyerang kesehatan pasien.[1]

Dokter akan merekomendasikan prosedur ini pada pasien yang memiliki kondisi medis seperti:

  • Diabetes tipe 1 yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan lain
  • Reaksi insulin (penderita diabetes menjadi bingung atau bahkan tidak sadarkan diri karena gula darah rendah) yang sering terjadi
  • Gula darah sulit terkontrol
  • Kerusakan ginjal yang parah
  • Diabetes tipe 2 terkait dengan resistensi insulin dan produksi insulin rendah

Transplantasi pankreas biasanya bukan pilihan pengobatan untuk penderita diabetes tipe 2 karena diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin bukan karena masalah dengan produksi insulin di pankreas.[1]

Tetapi bagi beberapa orang dengan diabetes tipe 2 yang memiliki resistensi insulin dan produksi insulin rendah, transplantasi pankreas mungkin menjadi pilihan pengobatan. Sekitar 10 persen dari semua transplantasi pankreas dilakukan pada penderita diabetes tipe 2.[1]

Selain itu, operasi transplantasi pankreas biasanya tidak direkomendasikan bagi pasien yang memiliki:[2]

Jenis Transplantasi Pankreas

Ada empat jenis teknik transplantasi pankreas, yaitu:

  • Solitary Pancreas Transplantation

Pada teknik ini, dokter hanya akan mengganti pankreas yang sakit dengan pankreas sehat dari pendonor dan biasanya dilakukan untuk pasien tanpa kondisi gagal ginjal

  • Combined Kidney-Pancreas Transplant

Pada teknik ini, dokter akan melakukan transplantasi pankreas bersamaan dengan transplantasi ginjal. Biasanya dilakukan pada penderita diabetes yang memiliki atau berisiko mengalami gagal ginjal

  • Pancreas-After-Kidney Transplant

Pada teknik ini, dokter akan melakukan transplantasi ginjal terlebih dahulu untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada tubuh pasien. Tindakan ini dilakukan karena ketersediaan donor ginjal dan pankreas dalam waktu bersamaan sangat jarang. Setelah proses penyembuhan dari transplantasi ginjal berakhir, pasien akan menjalani operasi pankreas ketika donor tersedia.

  • Pancreatic Islet Cell Transplant

Pada teknik ini, sel istlet pankreas yang menghasilkan insulin akan diambil dari pankreas donor dan disuntikkan ke vena penerima. Biasanya prosedur dilakukan pada penderita diabetes tipe 1.

Syarat Donor Pankreas

Donor pankreas biasanya berasal dari seseorang yang dinyatakan mati otak (kondisi ketika seluruh aktivitas otak terhenti secara permanen dan berada dalam keadaan koma). Syarat umum donor pankreas adalah berusia kurang dari 45 tahun dan memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) kurang dari 30.[3,4]

Sebelum organ pendonor ditransplantasikan, dokter akan terlebih dahulu memeriksa golongan darah, statistik vital seperti tekanan darah dan berat badan, usia donor dan penyebab kematian, hasil tes darah dan riwayat sosial untuk memastikan organ tersebut cocok dengan pasien.[4]

Donor pankreas juga harus cocok secara imunologis dengan tubuh pasien. Hal ini penting karena bisa membantu mengurangi risiko penolakan terjadi ketika sistem kekebalan pasien bereaksi negatif terhadap organ yang disumbangkan.[3]

Dalam beberapa kasus, donor pankreas dapat berasal dari seseorang yang masih hidup. Misalnya, jika penerima transplantasi dapat menemukan donor yang merupakan kerabat dekat, seperti saudara kembar identik. Perlu diperhatikan bahwa, seorang donor hidup memberikan sebagian dari pankreas mereka, bukan seluruh organ.[3]

Persiapan Transplantasi Pankreas

Sebelum menjalani prosedur transplantasi pankreas, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik pada pasien. Selain itu, pasien juga perlu menjalani beberapa tes seperti:[3]

  • Tes darah, seperti golongan darah atau tes HIV
  • Rontgen dada
  • Tes fungsi ginjal
  • Ujian neuropsikologis (penilaian perilaku dan/atau daya pikir yang berhubungan dengan otak)
  • Uji ekokardiogram atau elektrokardiogram (EKG) untuk memeriksa fungsi jantung

Proses evaluasi ini akan memakan waktu satu hingga dua bulan. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pasien kandidat yang baik untuk operasi dan apakah pasien akan mampu menangani efek samping obat pasca transplantasi.[3]

Sementara pasien menunggu tersedianya donor ginjal atau pankreas atau menunggu putusan dokter mengenai kecocokan pasien menjadi penerima donor, terdapat beberapa hal yang dapat pasien lakukan, yaitu:[1,2]

  • Ikuti instruksi diet dan olahraga yang diberikan dokter
  • Hindari penggunaan rokok dan konsumsi alkohol
  • Konsumsi obat yang diresepkan secara teratur
  • Pertahankan berat badan yang sesuai rekomendasi dokter

Jika diputuskan bahwa transplantasi akan sesuai, pasien akan ditempatkan dalam daftar tunggu pusat transplantasi.[3]

Prosedur Transplantasi Pankreas

Operasi transplantasi pankreas biasanya berlangsung sekitar tiga hingga enam jam, tergantung pada teknik operasi yang digunakan.[1]

Pada umumnya, rangkaian prosedur transplantasi pankreas meliputi:[1]

  • Pasien akan berbaring di meja operasi dengan gaun khusus rumah sakit, lalu dokter akan memberikan anestesi umum untuk membuat pasien tertidur dan tidak merasakan apapun selama prosedur.
  • Setelah pasien tidak sadar, dokter akan membuat sayatan di tengah perut.
  • Kemudian menempatkan pankreas baru dan sejumlah usus kecil pendonor ke dalam perut bagian bawah pasien.
  • Usus pendonor akan melekat pada usus kecil atau kandung kemih pasien, dan pankreas donor terhubung ke pembuluh darah yang juga memasok darah ke kaki pasien.
  • Pankreas pasien tetap pada tempatnya untuk membantu pencernaan.
  • Jika pasien juga menjalani prosedur transplantasi ginjal, pembuluh darah dari ginjal pendonor akan menempel pada pembuluh darah di bagian bawah perut pasien.
  • Ureter ginjal pendonor (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih) akan terhubung langsung ke kandung kemih pasien.
  • Setelah selesai, dokter akan menutup sayatan dengan jahitan.

Pasca transplantasi, pasien akan dirawat di unit perawatan intensif (ICU) selama beberapa hari pertama untuk dipantau secara ketat mengenai komplikasi yang mungkin saja terjadi.[3]

Setelah keadaan pasien stabil, pasien akan dipindahkan ke unit pemulihan transplantasi dan dokter akan memberikan instruksi mengenai obat-obatan yang perlu dikonsumsi. Salah satunya adalah obat imunosupresan yang membantu menjaga sistem kekebalan pasien agar tidak menyerang pankreas baru.[1]

Setelah transplantasi pankreas, pasien harus menyesuaikan pola makan agar pankreas tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Mempertahankan berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga dapat membantu mencegah banyak komplikasi umum pasca transplantasi, termasuk infeksi, serangan jantung, dan penipisan tulang.[1]

Selain itu, pasien juga dianjurkan untuk rutin berolahraga pasca transplantasi. Olah raga yang teratur dapat membantu pasien menjaga berat badan, mengurangi stres dan mencegah komplikasi umum pasca transplantasi seperti tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol. Secara umum olahraga juga baik bagi kesehatan mental pasien.[1]

Risiko Transplantasi Pankreas

Risiko dari menjalani prosedur transplantasi pankreas adalah:[1,2]

  • Pembekuan (trombosis) arteri atau vena pankreas baru
  • Pertumbuhan kanker tertentu setelah beberapa tahun
  • Radang pankreas (pankreatitis)
  • Kebocoran cairan dari pankreas baru yang menempel pada usus atau kandung kemih
  • Penolakan pankreas baru
  • Infeksi
  • Kelebihan gula dalam darah (hiperglikemia) atau masalah metabolisme lainnya
  • Kegagalan pankreas yang disumbangkan
  • Efek samping obat anti penolakan

Setelah transplantasi pankreas, pasien akan minum obat seumur hidup untuk membantu mencegah tubuh menolak pankreas donor. Obat anti penolakan ini dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti:[1]

  • Penipisan tulang (osteoporosis)
  • Kolesterol Tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Mual, diare atau muntah
  • Sensitivitas terhadap sinar matahari
  • Penambahan berat badan
  • Gusi bengkak
  • Jerawat
  • Pertumbuhan atau kerontokan rambut yang berlebihan
  • Mempersulit tubuh pasien untuk mempertahankan diri dari infeksi dan penyakit.

Tubuh pasien yang menolak pankreas baru akan menunjukkan tanda dan gejala seperti berikut:[1]

  • Sakit perut
  • Demam
  • Nyeri yang berlebihan di tempat transplantasi
  • Meningkatnya kadar gula darah
  • Muntah
  • Jarang buang air kecil
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment