Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Daclastavir adalah obat antiviral yang digunakan dalam pengobatan hepatitis C. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan antiviral lain untuk mendapatkan hasil yang efektif. Bersama, obat antiviral dapat... mengurangi jumlah virus hepatitis C dalam tubuh pasien, dan membantu sistem imun untuk melawan infeksi dan memulihkan fungsi hati. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi dan resep dokter. Jika dokter meresepkan obat ini pada Anda, jangan merekomendasikan obat ini kepada orang lain yang mungkin memiliki gejala yang sama dengan Anda. Selalu informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi obat, sedang dalam kondisi hamil atau menyusui, riwayat penyakit dan konsumsi obat apa saja yang Anda miliki. Read more
Daclatasvir (DCV) adalah jenis obat antivirus yang biasa digunakan untuk mengobati virus hepatitis C (HCV), infeksi virus yang menyerang hati manusia.[1,7,9]
Daclatasvir merupakan salah satu obat yang menjadi tolak ukur penghambat protein 5A pangenotypic nonstruktural yang harus selalu digunakan bersama dengan obat antivirus lainnya seperti sofosbuvir, dan dapat dikonsumsi dengan obat antivirus lain seperti ribavirin.[6] Daclatasvir tidak bisa bekerja sendirian sebagai obat tunggal. Obat ini bekerja dengan menurunkan jumlah virus hepatitis C dalam tubuh dan menghilangkan virus hepatitis C dalam darah untuk jangka waktu tertentu.[1,6,7,9]
Daftar isi
Apa Itu Daclatasvir?
Berikut ini info mengenai Daclatasvir, mulai dari indikasi hingga peringatannya:[2,3,5,6,8]
Indikasi | Antivirus virus hepatitis C (HCV). |
Kategori | Penghambat. |
Konsumsi | Dewasa berusia diatas 18 tahun. |
Kelas | HCV NS5A Inhibitors. |
Bentuk | Tablet Salut Selaput sediaan 30 miligram, 60 miligram, dan 90 miligram. |
Kontraindikasi | Pasien yang memiliki hipersensitifitas terhadap daclatasvir, pasien epilepsi, tuberkulosis dan inflamasi, pasien yang intoleransi terhadap beberapa gula, misalnya laktosa, penggunaan bersama dengan obat yang menginduksi kuat CYP3A4 dan P-gp, seperti antikonvulsan (carbamazepine), kortikosteroid sistemik, antimikobakterial (rifampin), penytoin, dan obat yang mengandung St John’s wort (Hypercium perforatum, sediaan herbal). |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan daclatasvir: – Pasien yang mengonsumsi, atau dalam beberapa bulan terakhir mengonsumsi obat amiodarone atau digoxin untuk mengobati denyut jantung yang tidak teratur. – Pasien dengan atau sebelumnya pernah terinfeksi virus hepatitis B (HBV). – Pasien yang memiliki riwayat gula darah tinggi (diabetes). – Pasien mengalami kerusakan hati dan hati pasien tidak berfungsi dengan baik (penyakit hati dekompensasi) di luar gejala infeksi virus hepatitis C. – Pasien pernah melakukan transplantasi hati. – Pasien mengonsumsi obat untuk mencegah pembekuan darah. – Pasien mengonsumsi obat untuk mengobati infeksi jamur. – Pasien mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah dan kolesterol darah. – Pasien sedang dalam keadaan hamil, kemungkinan untuk hamil, dan berencana untuk hamil. – Pasien sedang dalam keadaan menyusui. – Pasien mengemudi dan menggunakan atau mengoperasikan mesin. – Pasien mengonsumsi obat untuk masalah jantung atau pasien dengan penyakit kardiovaskuler (CV), dan selama pengobatan mengalami: – Sesak napas. – Kepala terasa ringan (light-headedness). – Jantung berdebar. – Kehilangan kesadaran diri (pingsan). |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Pada kehamilan: Disarankan untuk menghindari atau merencanakan kehamilan selama 6 bulan setelah pengobatan dengan menggunakan daclatasvir dan sofosbuvir dengan ribavirin. |
Durasi Pengobatan | 12 minggu. |
Manfaat Daclatasvir
Daclatasvir (DC) dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus hepatitis C genotype 1a, genotype 1b, dan genotype 3 pada orang dewasa.[7,9] Daclatasvir yang digunakan bersama dengan sofosbuvir mampu mengobati virus hepatitis C (HCV) genotype 1 dan genotype 3 dengan dosis masing-masing daclatasvir 60 miligram sekali sehari dan sofosbuvir 400 miligram sekali sehari yang diminum bersama-sama dalam satu waktu.[6,7,12]
Dosis Daclatasvir
Berikut adalah tabel dosis secara umum untuk pasien dewasa yang terinfeksi hepatitis C kronis. Dosis di bawah ini juga berlaku pada pasien HCV/HIV-1-coinfected.[1,2]
Tabel 1. Rekomendasi dosis, pengobatan, dan durasi pengobatan menggunakan daclatasvir pada pasien yang terinfeksi virus hepatitis C genotype 1 dan genotype 3.[1,2]
Populasi Pasien | Pengobatan dan Lama Pengobatan | Dosis | |
Genotype 1 | Tanpa Sirosis Compensated (Child-Pugh A) cirrhosis | DAKLINZA + sofosbuvir untuk 12 minggu | 60 mg PO (Per Oral) 1 kali sehari |
Decompensated (Child-Pugh B or C) cirrhosis Post-transplant | DAKLINZA + sofosbuvir + ribavirin untuk 12 minggu | 60 mg PO (Per Oral) 1 kali sehari | |
Genotype 3 | Tanpa Sirosis | DAKLINZA + sofosbuvir untuk 12 minggu | 60 mg PO (Per Oral) 1 kali sehari |
Compensated (Child-Pugh A) atau decompensated (Child-Pugh B atau C) cirrhosis Post-transplant | DAKLINZA + sofosbuvir + ribavirin untuk 12 minggu | 60 mg PO (Per Oral) 1 kali sehari |
Efek Samping Daclatasvir
Penggunaan daclatasvir dapat menyebabkan efek samping yang cukup serius, salah satunya adalah dapat memunculkan kembali infeksi virus hepatitis B.[1]
Efek yang paling sering dilaporkan adalah:[1,3,5,9]
- Sakit kepala.
- Lelah.
- Sulit tidur.
- Pusing.
- Mual (merasa sakit), diare, sakit perut.
- Nyeri sendiri, nyeri atau sakit otot bukan karena olahraga.
- Merasa cemas.
- Penglihatan kabur.
- Berkurangnya indra perasa.
- Depresi.
- Mulut dan kulit menjadi kering.
- Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau asam lambung.
- Susah tidur.
- Migrain.
- Muntah.
Jika daclatasvir dikonsumsi bersama dengan obat antivirus lainnya seperti sofobuvir dan ribavirin, efek samping yang terjadi, antara lain:[1,4,6,9]
- Sakit kepala.
- Mual.
- Penurunan sel darah merah (anemia).
- Nafsu makan menurun.
- Sulit tidur.
- Mudah emosi.
- Pusing.
- Sesak nafas, batuk, hidung tersumbat.
- Hot flush.
- Kulit kering, rambut rontok atau menipis secara tidak wajar, ruam, gatal.
- Diare, muntah, sakit perut, sembelit, gas berlebih dalam perut atau usus.
- Mulut kering.
- Nyeri sendi, nyeri atau sakit otot bukan karena olahraga.
Jika daclatasvir dikonsumsi bersama dengan peginterferon alfa dan ribavirin, efek samping yang terjadi, antara lain:[1,4,6,9]
- Nafsu makan menurun.
- Sulit tidur.
- Sakit kepala.
- Sesak nafas.
- Mual.
- Lelah.
- Timbul gejala penyakit seperti flu dan demam.
- Kulit menjadi gatal, kulit kering, rambut rontok atau menipis secara tidak wajar, muncul ruam di kulit.
- Diare.
- Batuk.
- Nyeri sendi, nyeri atau sakit otot bukan karena olahraga.
- Kondisi tubuh yang lemah tidak wajar.
- Mudah emosi.
- Penurunan jumlah sel darah merah (anemia) dan juga penurunan jumlah sel darah putih.
Detail Daclatasvir
Daclatasvir (DCV) merupakan obat antivirus yang efektif dan secara umum memiliki toleransi yang baik dengan obat antivirus yang bekerja secara langsung (direct-acting) lainnya seperti sofosbuvir (SOF), asunaprevir (ASV), dan asunaprevir (ASV) dengan beclabuvir (BCV). Hal ini membuat obat ini memiliki potensi yang cukup rendah untuk dapat mengalami interaksi antar obat (drug-drug interactions/DDI). Daclatasvir dapat menjadi objek dari adanya interaksi antar obat melalui induksi atau inhibisi dari cytochrome P450 (CYP) 3A4 dan/atau P-glycoprotein (P-gp) ketika obat antivirus tersebut diminum secara bersama dalam satu waktu.[7,8]
Untuk memahami lebih detail mengenai daclatasvir, seperti mekanisme kerja daclatasvir, interaksi dengan obat lain, dan tujuan diberikannya pengobatan infeksi virus hepatitis C dengan menggunakan daclatasvir,[1,9] berikut datanya:
Penyimpanan | → Simpan antara 20oC sampai 25oC (68oF-77oF). → Pada perjalanan jauh dapat disimpan pada suhu antara 15oC sampai 30oC. → Jauhkan dari tempat yang lembab atau panas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. |
Penyerapan | → Mudah diserap. → Biovailabilitas: 67%. → Waktu untuk mencapai puncak konsentrasi plasma: ≤ 2 jam.[5] |
Penyebaran | → Pengikatan protein plasma: Mencapai sebesar 99%.[5] |
Metabolisme | → Metabolisme utama oleh enzim CYP3A4.[5] |
Cara Kerja | → Daclatasvir bekerja secara langsung menghentikan penyebaran infeksi virus hepatitis C (HCV) genotype 1a/b, dan genotype 3 dengan cara melakukan perlekatan kuat terhadap protein plasma (99%), kemudian mengikat N-terminus dari domain 1 yang berasal dari protein nonstruktural 5A (NS5A), komponen tambahan penting dari virus hepatitis C, sehingga menghambat replikasi dari kedua RNA dan pembentukan virion.[1,3,4,13] → Daclatasvir tidak bersifat antagonis atau berlawanan dengan interferon alfa HCV NS3/4A protease inhibitor, HCV NS5B nukleosida inhibitor analog.[1,5] |
Ekskresi (Pengeluaran) | → Melalui feses (88%, 53% sebagai obat yang tidak mengalami perubahan) dan urine (6,6%, utamanya sebagai obat yang tidak mengalami perubahan).[5] |
Waktu Paruh Pemusnahan | → 12-15 jam. |
Interaksi Dengan Obat Lain | → Penurunan paparan Daclatasvir (DCV) melalui induksi dari CYP3A4: Penggunaan daclatasvir bersamaan dengan rifampin, obat antimikrobakteri dan enzim induktor kuat CYP3A4, mengakibatkan paparan daclatasvir dan konsentrasi plasma berkurang secara signifikan pada derajat yang mungkin mengurangi keefektifan daclatasvir sebagai antivirus, atau efek terapeutik dari daclatasvir berkurang. Hal ini menyebabkan peningkatan dosis dari yang sebelumnya 60 mg per hari menjadi 90 mg sekali dalam sehari.[6,10,14,15] → Peningkatan paparan Daclatasvir (DCV) melalui inhibisi dari CYP3A4/P-gp: Penggunaan daclatasvir bersama dengan ketoconazole, clarithrhromycin, itraconazole, atau enzim inhibitor kuat CYP3A4 dan P-gp menghasilkan tiga kali peningkatan paparan daclatasvir yang meningkatkan konsentrasi plasma, hal ini mengakibatkan perubahan pemberian dosis obat dari yang sebelumnya 60 mg sekali per hari menjadi 30 mg sekali per hari selama terjadi interaksi dengan ketoconazole. Pada penelitian lain, diketahui pemberian dosis tunggal cyclosporine, inhibitor kuat P-gp namun merupakan inhibitor lemah CYP3A4 mengakibatkan peningkatan AUC daclatasvir sebesar 40% tanpa adanya penambahan dosis.[6] → Interaksi obat dengan sofosbuvir (SOF), asunaprevir (ASV), dan ASV dengan beclabuvir (BCV): Tidak ada interaksi obat yang secara signifikan ditimbulkan dari penggunaan bersama daclatasvir (DCV) dan asunaprevir (ASV) atau sofosbuvir (SOF).[6,10,14,15] → Interaksi obat dengan amiodarone (berhubungan dengan sofosbuvir): Dapat mengakibatkan bradikardi parah, suatu keadaan di mana denyut jantung seseorang lebih lambat dari biasanya yaitu di bawah 60 kali per menit dari keadaan normal 60 hingga 100 kali per menit sampai mengakibatkan heart block atau antrioventricular block (AV block), kondisi di mana terjadi penyumbatan sebagian atau seluruh konduksi impuls listrik dari atrium jantung menuju ventrikel yang mengakibatkan gangguan detak jantung jika dikonsumsi bersama-sama dalam satu waktu.[6,9] → Interaksi obat dengan Ribavirin: Ribavirin merupakan antivirus yang juga digunakan untuk pengobatan hepatitis C. Pasien dengan sirosis hati atau gagal ginjal biasa menggunakan obat ini dan terkadang digunakan bersamaan dengan daclatasvir.[1,3,5,12] Kombinasi dari kedua obat ini bisa memunculkan interaksi obat yang cukup berbahaya bagi ibu hamil, karena bisa menyebabkan kecacatan pada bayi dan kematian bayi yang belum lahir. Tidak disarankan untuk wanita menggunakan obat ini jika dalam keadaan hamil, dan setiap pasien wanita harus melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulannya selama pengobatan. Pasien pria juga tidak disarankan untuk menggunakan ribavirin jika memiliki pasangan yang sedang hamil. Bayi yang dikandung oleh pasangan pasien pria bisa terancam jika pasien pria melakukan hubungan dengan pasangannya yang sedang hamil.[3,12] |
Tujuan Pengobatan Dengan Daclatasvir
Tujuan utama dilakukan pengobatan pasien yang terinfeksi virus hepatitis C dengan menggunakan obat antivirus daclatasvir yang dikombinasikan dengan antivirus lain yang utama adalah untuk menghilangkan virus hepatitis C (HCV) yang menetap dalam tubuh. Tujuan sekunder adalah untuk mengurangi peningkatan sirosis hati dan risiko terjadinya karsinoma hepatocellular sebagai bentuk dari komplikasi akibat infeksi virus hepatitis C yang ada.[1, 5]
Kandungan Daclatasvir
Zat aktifnya adalah daclatasvir. Setiap tablet salut selaput mengandung daclatasvir dihydrochloride.[1]
Kandungan tidak aktif:[1]
- Anhydrous Lactose
- Microcrystalline Cellulose
- Croscarmellose Sodium
- Silicon Dioxide
- Magnesium Stearate
- Hypromellose, unspecified
- Titanium Dioxide
- Polyethylene Glycol 400
- FD&C blue No.2
- Indigo Tindisulfonate Sodium
- Aluminium Oxide
- Ferric Oxide Yellow
Pertanyaan Seputar Daclatasvir
Apakah pasien yang sedang menjalani hemodialisis dan terinfeksi virus hepatitis C aman untuk mengonsumsi obat ini?
Iya, aman selama digunakan dengan dosis yang telah dianjurkan. Berdasarkan penelitian di rumah sakit selama 12 minggu pengobatan, pengurangan dosis dari sofosbuvir dan dosis penuh dari daclatasvir menunjukkan efisiensi antivirus yang cukup tinggi dan aman untuk pasien yang sedang menjalani hemodialisis.[13]
Apakah obat ini dapat memengaruhi kualitas ASI dari ibu yang sedang menyusui jika mengonsumsi obat ini?
Belum diketahui jika daclatasvir dapat ikut terkandung di dalam air susu ibu yang sedang menyusui atau daclatasvir dapat memengaruhi produksi susu manusia. Namun penelitian pada hewan, ditemukan kandungan daclatasvir dalam tikus yang sedang menyusui.[9,13]
Apakah perlu dilakukan pemeriksaan hepatitis C jika tubuh dalam keadaan sehat?
Diperlukan, terutama semua orang dewasa yang pernah menjadi bagian dari kelompok populasi dengan tingkat infeksi hepatitis C yang tinggi harus mendapatkan akses dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan antibodi.[1,8]
Efek samping terburuk untuk ibu hamil selama penggunaan daclatasvir?
Daclatasvir terkadang digunakan bersama dengan ribavirin. Ribavirin inilah yang kemudian dapat menyebabkan kecacatan pada bayi saat melahirkan atau menyebabkan kematian pada bayi yang belum dilahirkan.[3]
Contoh Obat Daclatasvir (Merek Dagang) di Pasaran
Berikut ini obat bermerek yang mengandung daclatasvir:[2]
Brand Merek Dagang |
Prolia |
Xgeva |