Afatinib adalah obat yang digunakan untuk menangani kanker paru-paru jenis karsinoma non-small cell [1, 2, 3, 4].
Daftar isi
Apa Itu Afatinib?
Afatinib merupakan suatu inhibitor kinase yang bekerja dengan menghambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker [2].
Berikut informasi mengenai afatinib [1, 3]:
Indikasi | Karsinoma paru-paru non-small cell |
Kategori | Obat Khusus |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Terapi Kanker yang Ditargetkan |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Kehamilan dan menyusui (laktasi) |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menerima pengobatan afatinib: → Pasien dengan faktor risiko penyakit jantung atau penurunan LVEF (Left ventricular ejection fraction) → Pasien dengan penurunan berat badan → Pasien dengan riwayat keratitis, keratitis ulseratif atau mata kering berat → Pasien dengan riwayat ulserasi gastrointestinal → Pasien dengan penyakit divertikular atau metastase usus → Pasien dengan gangguan ginjal dan hati → Pasien yang menerima pengobatan inhibitor dan inducer P-glikoprotein |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori D: Terdapat bukti positif risiko terhadap janin berdasarkan data efek samping dari pengalaman pemasaran atau investigasi atau studi pada manusia, tapi keuntungan potensial dapat dipertimbangkan untuk penggunaan pada wanita hamil. |
Manfaat Afatinib
Obat afatinib digunakan untuk menangani jenis kanker paru-paru non-small cell [1, 3].
Kanker paru-paru non-small cell adalah jenis kanker paru-paru yang paling umum. Perkembangan kanker jenis ini biasanya perlahan dan menyebabkan sedikit atau tanpa gejala hingga penyakit menjadi lebih berat. [5]
Kanker paru-paru non-small cell dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adenokarsinoma paru-paru, sel skuamosa dan karsinoma tidak terdiferensiasi ber-sel besar [5].
Kanker paru-paru non-small cell dapat berkembang secara lokal ataupun metastatik. Kanker paru metastatik terjadi ketika sel-sel kanker memisah dari suatu tumor dan pindah ke bagian lain tubuh melalui aliran darah atau kelenjar limfa [5].
Dosis Afatinib
Obat afatinib hanya digunakan untuk pasien dewasa dengan rincian dosis sebagai berikut [1]:
Oral/Diminum ⇔ Karsinoma paru-paru non-small cell yang berkembang secara lokal, karsinoma paru-paru non-small cell metastatik. → Dosis awal: 40 mg sekali sehari, jika ditoleransi dapat ditingkatkan menjadi 50 mg per hari. → Peningkatan dosis dapat dipertimbangkan setelah 21 hari untuk karsinoma paru non-small cell positif mutasi EGFR; dan setelah 28 hari untuk karsinoma paru non-small cell skuamosa. → Pengobatan dilanjutkan hingga terjadi perkembangan penyakit atau toksisitas yang tidak dapat diterima. Pengurangan dosis, interupsi, atau penghentian dapat diperlukan tergantung keamanan dan toleransi individu (ikuti panduan detail produk). ⇔ Administrasi → Obat diminum sebagai tablet utuh saat perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum atau 3 jam setelah makan. → Untuk pasien yang kesulitan menelan, tablet dapat dilarutkan dalam 100 ml air putih tidak berkarbonasi. Minuman/pelarut lain tidak dianjurkan. → Masukkan tablet ke dalam air dan diaduk dengan/atau dihancurkan sampai larut (sekitar 15 menit), langsung diminum. Gelas dibilas dengan 100 ml air lalu diminum lagi. → Larutan juga dapat diberikan melalui tube nasogastrik. ⇔ Rekonstitusi → Dapat dilarutkan dalam ± 100 ml air minum tidak berkarbonasi |
Efek Samping Afatinib
Beberapa efek samping afatinib yang umum dilaporkan meliputi [4]:
- Diare
- Tes fungsi hati abnormal
- Erupsi berjerawat
- Ruam kulit
- Eritemia kulit
- Eritrodiestesia palmar-plantar
- Gangguan fungsi ginjal
Beberapa efek samping berikut memerlukan pertolongan medis segera [4]:
- Urin berbusa atau berdarah
- Mata terbakar, kering, atau gatal
- Diare
- Urinasi disertai rasa sakit, terbakar atau sulit
- Air mata berlebihan
- Demam
- Desakan urinasi semakin sering
- Pembengkakan, kemerahan atau sakit pada mata, kelopak mata, atau bagian dalam kelopak mata
- Kemerahan, pembengkakan atau sakit pada kulit
- Kulit tangan dan kaki bersisik
- Rasa menggelitik pada tangan dan kaki
- Ulserasi kulit
- Batuk
- Kesulitan bernapas
- Feses berdarah atau hitam
- Perut terasa panas
- Gangguan pencernaan
- Mual
- Sakit perut berat, kram
- Muntahan seperti ampas kopi, berat dan terus menerus
Gejala overdosis Afatinib meliputi [4]:
- Pusing
- Sakit kepala
- Tidak bertenaga
- Sakit perut
- Muntah
Berikut merupakan beberapa efek samping afatinib yang memerlukan pertolongan medis jika berlangsung lama atau terus menerus[4]:
- Kulit rusak
- Perlukaan sariawan
- Bibir pecah-pecah, merah, atau bengkak
- Penurunan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Kulit kering
- Gatal atau ruam kulit
- Kuku tampak longgar
- Mimisan
- Jerawat
- Kemerahan atau luka di sekitar kuku jari
- Pilek
- Inflamasi bibir, meliputi bibir pecah-pecah, merah, terbakar, sakit
- Perlukaan, ulserasi, atau bintik putih pada bibir atau lidah atau bagian dalam mulut
Info Efek Samping Afatinib untuk Tenaga Medis:[4]
- Gastrointestinal
- Umum (1% hingga 10%): dispepsia
- Tidak umum (0,1% hingga 1%): pankreatitis
- Dermatologis
- Sangat umum (10% atau lebih): ruam berjerawat/dermatitis (90%), paronisia (58%), kulit kering (31%), pruritus (21%), alopesia (13%)
- Umum (1% hingga 10%): sindrom eritrodisestesia palmar-plantar, kelainan kuku
- Tidak umum (0,1% hingga 1%): luka bulosa, eksfoliasi dan melepuh
- Jarang (0,01% hingga 0,1%): sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksis
- Genitourinari
- Sangat umum (10% atau lebih): sistitis (13%)
- Hepatik
- Sangat umum (10% atau lebih): peningkatan alanin aminotransferase (11%)
- Umum (1% hingga 10%): peningkatan aspartate aminotransferase
- Metabolik
- Sangat umum (10% atau lebih): penurunan nafsu makan (29%), penurunan berat badan (17%)
- Umum (1% hingga 10%): dehidrasi, hipokalemia
- Okuler
- Sangat umum (10% atau lebih): konjungtivitis
- Umum (1% hingga 10%): mata kering
- Tidak umum (0,1% hingga 1%): keratitis (seperti inflamasi mata akut atau bertambah buruk, lakrimasi, sensitif terhadap cahaya, penglihatan kabur, sakit mata, dan/atau mata merah
- Lain-Lain
- Sangat umum (10% atau lebih): pusing (19%), pireksia (12%)
- Sistem Respirasi
- Sangat umum (10% atau lebih): epistaksis (17%), nasofaringitis (14%), rinorea (11%)
- Tidak umum (0,1% hingga 1%): penyakit paru interstisial atau reaksi menyerupai penyakit paru interstisial (seperti infiltrasi paru, pneumonitis, sindrom masalah respirasi akut, alveolitis alergik
- Muskuloskeletal
- Umum (1% hingga 10%): kejang otot
- Psikiatrik
- Sangat umum (10% atau lebih): insomnia (15%)
- Sistem Saraf
- Sangat umum (10% atau lebih): sakit kepala (14%), pusing (11%)
- Umum (1% hingga 10%): disgeusia
- Ginjal
- Umum (1% hingga 10%): gangguan ginjal/gagal ginjal
Detail Afatinib
Untuk mengetahui penyimpanan, cara kerja, interaksi dengan obat lain, interaksi dengan makanan dan overdosis afatinib, berikut informasi lengkapnya [1]:
Penyimpanan | → Simpan pada suhu 25°C. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. → Obat bersifat sitotoksik, ikuti prosedur untuk menerima, menangani, administrasi dan pembuangan |
Cara Kerja | Deskripsi: Afatinib merupakan inhibitor tyrosine kinase yang keras dan sangat selektif fari family ErbB. Obat ini berikatan secara kovalen dengan reseptor epidermal growth factor (EGFR atau ErbB1), reseptor human epidermal groth factor tipe 2 (HER 2 atau ErbB2)dan 4 (HER4 atau ErbB4) untuk menghambat secara ireversibel autofosforilasi tirosin kinase dan menurunkan regulasi pemberian isyarat ErbB Farmakokinetik: → Aborpsi: Absorpsi menurun dengan makanan tinggi lemak → Bioavaibilitas: 92% → Waktu konsentrasi plasma puncak: 2-5 jam → Pengikatan protein plasma: ± 95% → Metabolisme: ter-adduksi secara kovalen pada protein dan molekul nukleofilik kecil. Mengalami metabolisme enzimatis minimal. → Ekskresi: melalui feses (85%) dan urin (4%), terutama sebagai obat yang tidak diubah → Paruh waktu eliminasi: 37 jam |
Interaksi dengan obat lain | → Meningkatkan konsentrasi plasma dengan inhibitor P-gp kuat (seperti ritonavir, ciclosporin A, ketoconazole, itraconazole, erythromycin, verapamil, quinidine, tacrolimus, nelfinavir, sauinavir, amiodarone) → Penurunan konsentrasi plasma dengan inducer P-gp kuat (seperti rifampicin, carbamazepine, phenytoin, phenobarbital) → Dapat meningkatkan bioavaibilitas oral substrat breast cancer resistance protein (BCRP) (seperti rosuvastatin, sulfasalazine) |
Interaksi dengan makanan | → Absorpsi dan pemaparan menurun secara signifikan dengan makanan tinggi lemak. Penurunan paparan plasma dengan St. John’s wort. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Ruam, jerawat, diare, mual, muntah, asthenia, pusing, sakit kepala, sakit perut, dan peningkatan amilase. ⇔ Cara Mengatasi: Perawatan suportif. Dapat dipertimbangkan emesis atau gastric lavage jika terindikasi. |
Pertanyaan Seputar Afatinib
Bagaimana jika terlupa satu dosis afatinib?
Jika lupa, obat harus segera diminum pada hari yang sama segera setelah pasien ingat. Apabila dosis selanjutnya berjarak 8 jam, sebaiknya dosis yang terlupa dilewatkan [3].
Apa saja yang harus dihindari ketika menerima pengobatan afatinib?
Afatinib dapat menyebabkan kulit menjadi lebih mudah terbakar cahaya matahari. Hindari sinar matahari langsung dan gunakan sunscreen (SPF 30 atau lebih) ketika keluar ruangan [4].
Apakah afatinib aman untuk ibu hamil?
Afatinib termasuk kategori D untuk kehamilan, sehingga berisiko menimbulkan bahaya bagi janin. Penggunaan hanya dianjurkan pada kondisi darurat [4].
Apa efek samping afatinib yang perlu diwaspadai?
Afatinib dapat menimbulkan efek samping berupa diare berat. Jika diare berlangsung terus menerus selama lebih dari 2 hari, segera hubungi dokter [4].
Contoh Obat (Merek Dagang) Afatinib
Berikut beberapa obat dengan kandungan afatinib [2,4]:
Brand Merek Dagang |
Gilotrif |