Bronkodilator : Manfaat, Cara Kerja dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Asma dan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis) menyerang kesehatan paru. Keduanya menyebabkan penyempitan saluran pernapasan di paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kondisi sesak napas.

Salah satu pengobatan yang digunakan untuk sesak napas adalah bronkodilator.[3]

Bronkodilator termasuk jenis obat agonis beta2 kerja pendek seperti albuterol. Beta2-agonis kerja panjang seperti salmeterol, formoterol. agen antikolinergik seperti ipratropium dan  teofilin[3].

Fungsi Bronkodilator

Bronkodilator berfungsi sebagai obat yang membuka (melebarkan) saluran pernapasan dengan merelaksasi otot polos bronkus. Obat ini membuat pernapasan lebih mudah bagi penderita asma atau kondisi paru-paru lainnya.[3]

Bronkodilator oral juga dapat membantu meredakan gejala seperti batuk, mengi, dan sesak napas, dengan membuka saluran udara di paru-paru sehingga udara dapat mengalir ke paru-paru dengan lebih leluasa.

Obat ini sebenarnya bukan merupakan pengobatan utama untuk pasien asma yang mengalami sesak napas. Penderita asma lebih diutamakan menggunakan kortikosteroid inhalasi untuk mengurangi peradangan dan mencegah gejala kembali kambuh.[4]

Namun, beberapa pasien bisa menggunakan obat jenis ini agar saluran udara tetap terbebas dari penyempitan dan meningkatkan keampuhan kortikosteroid yang digunakan.

Sementara itu, untuk pengobatan PPOK, obat ini dapat digunakan secara tunggal. Penambahan obat kortikosteroid biasanya hanya diberikan kepada pasien yang gejalanya lebih parah.

Penggolongan Bronkodilator

Bronkodilator berdasarkan cara kerjanya

Berdasarkan cara kerjanya, obat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu efek cepat dan efek lama. Pembahasannya sebagai berikut :[6]

  • Bronkodilator efek cepat

Bronkodilator efek cepat adalah bronkodilator yang bekerja lebih cepat, tapi hanya bertahan selama 4-5 jam. Biasanya tipe ini digunakan untuk mengobati gejala sesak napas yang muncul tiba-tiba, seperti mengi, sesak napas, dan nyeri di dada.

Saat gejala tidak muncul, pasien mungkin tidak membutuhkan obat ini.

  • Bronkodilator efek lama

Jenis ini merupakan kebalikan dari yang sebelumnya. Obat ini bekerja lebih lama dan bertahan selama 12 jam hingga satu hari penuh.

Jenis ini biasanya diperuntukkan untuk penggunaan harian, bukan untuk meredakan gejala yang muncul mendadak.

Bronkodilator berdasarkan komponennya

Selain efek kerja obat, bronkodilator juga dikategorikan berdasarkan komponen obatnya, yakni:

  • Agonis beta-2

Agonis beta-2 berfungsi melebarkan saluran udara bronkial dengan mengendurkan otot-otot yang mengelilingi saluran udara.

Obat-obatan ini merangsang reseptor beta-2 pada sel otot polos yang melapisi saluran udara, menyebabkan sel-sel otot ini menjadi rileks, sehingga membuka saluran udara.

Obat ini dapat digunakan pada efek cepat dan lama. Biasanya, digunakan dengan cara dihirup dengan inhaler genggam kecil atau nebulizer. Bisa juga dalam bentuk tablet kecil atau sirup.

Namun, orang dengan kondisi tertentu perlu berhati-hati menggunakan obat ini, yaitu orang dengan kondisi:

  • Antikolinergik

Antikolinergik berfungsi untuk memblokir efek asetilkolin pada saluran udara dan saluran hidung. Asetilkolin adalah bahan kimia yang digunakan saraf untuk berkomunikasi dengan sel otot. 

Pada asma, saraf kolinergik yang menuju ke paru-paru menyebabkan penyempitan saluran udara dengan menstimulasi otot-otot di sekitar saluran udara untuk berkontraksi. Efek “antikolinergik” dari bronkodilator antikolinergik menghalangi efek saraf kolinergik, menyebabkan otot menjadi rileks dan saluran udara melebar.

Obat ini termasuk ke dalam kategori efek cepat dan lama dan utamanya digunakan untuk orang PPOK. Meski begitu, pasien asma juga bisa menggunakan obat ini.

Antikolinergik paling sering digunakan memakai inhaler. Namun, lebih disarankan menggunakan nebulizer jika gejalanya cukup parah agar obat bekerja lebih optimal.

Orang dengan pembesaran prostat, gangguan pada kandung kemih, dan glaukoma perlu berhati-hati menggunakan obat ini.

  • Methylxanthine

Methylxanthine bekerja meringankan penyumbatan aliran udara, mengurangi peradangan, dan meredakan kontraksi bronkial.

Obat ini dijadikan pilihan terakhir saat agonis-beta maupun antikolinergik tidak memberikan efek maksimal. Sayangnya, obat ini menimbulkan efek samping yang lebih besar dibanding obat lain.

Obat ini tidak dapat dihirup, melainkan diminum dalam bentuk pil secara oral, supositoria, atau disuntikkan pada pembuluh darah vena.

Bronkodilator berdasarkan kelas

Berdasarkan kelasnya bronkoldilator terbagi menjadi 4 jenis yaitu [3]:

  • Bronkodilator adrenergik. Bekerja dengan pada otot polos bronkus dan mengendurkan otot[6].
  • Bronkodilator antikolinergik. Berfungsi untuk memblokir efek asetilkolin pada saluran udara dan saluran hidung[7].
  • Kombinasi bronkodilator. bekerja dengan cara meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi gejala asma[8].
  • Methylxanthines. Bekerja dengan cara membantu mempertahankan kontrol jalan napas yang baik pada penyakit saluran napas kronis dan persisten[9]

Penyakit yang Diatasi dengan Bronkodilator

Bronkodilator digunakan untuk mengobati dan meringankan gejala atau masalah yang ditimbulkan karena adanya maasalah pada paru dan pernafasan. Contoh beberapa penyakitnya adalah :[2,3,4]

  • Asma
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK
  • Reaksi alergi
  • Kondisi terkait yang menyebabkan masalah pernapasan

Asma adalah suatu gejala dimana paru-paru atau pernafasan seseorang mengalami penyempitan akibat penumpukan lendir, kejang otot yang mengelilingi saluran udara ini (bronkospasme), atau pembengkakan pada lapisan saluran udara. Penyempitan saluran napas menyebabkan gejala asma yang meliputi:

  • Sesak napas
  • Desah
  • Batuk
  • terjadinya penyumbatan pernafasan pada hidung akibat lendir ( mampet)

Cara Kerja Bronkodilator

Kata bronkodilator artinya memperlebar (melebarkan) bronkus. Bronkodilator bekerja dengan membuka (melebarkan) saluran pernapasan untuk merelaksasi otot polos bronkus, membuat pernapasan lebih mudah bagi pasien penderita asma atau kondisi paru-paru lainnya.

Tiga jenis bronkodilator oral bekerja dengan cara yang sedikit berbeda satu sama lain.[5]

Agonis beta-2 bekerja dengan melebarkan saluran udara bronkial dengan mengendurkan otot-otot yang mengelilingi saluran udara, yang dapat membuat saluran udara melebar sehingga memudahkan untuk bernapas.

Antikolinergik bekerja dengan memblokir efek asetilkolin pada saluran udara dan saluran hidung. Asetilkolin itu sendiri adalah bahan kimia yang digunakan saraf untuk berkomunikasi dengan sel otot.

Masih belum diketahui secara pasti jenis Methylxanthine bekerja. Namun, diperkirakan mereka menghentikan zat dalam tubuh, yang disebut fosfodiesterase, bekerja. 

Bronkodilator melemaskan otot-otot di saluran udara, sehingga memudahkan pernapasan. Sayangnya, ketika fosfodiesterase diblokir, hal ini dapat menyebabkan efek lain seperti tekanan darah rendah, detak jantung cepat, sakit kepala, dan mual.

Contoh Obat Bronkodilator

Bronkodilator tersedia dalam berbagai bentuk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan penderita, berupa Obat hirup (inhaler), tablet, sirop, injeksi.

Beberapa jenis, merk dan bentuk dari obat ini tidak diperjualbelikan secara bebas, hanya dapat diberikan langsung oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya.[1,6]

Beberapa contoh obat Bronkodilator adrenergik[6]:

  • Isoproterenol
  • Epinefrin
  • Salmeterol
  • Arformoterol
  • Levalbuterol
  • Metaproterenol
  • Pirbuterol
  • Albuterol
  • Formoterol
  • Proventil
  • Racepinefrin
  • Terbutaline
  • Indacaterol
  • Racepinephrine

Beberapa contoh obat Bronkodilator antikolinergik[7]:

  • Ipratropium
  • Revefenacin
  • Aclidinium
  • Atrovent
  • Tiotropium
  • Tiotropium
  • Glycopyrrolate

Beberapa contoh obat kombinasi Bronkodilator[8]:

Beberapa contoh obat Methylxanthines[9]:

Efek Samping Bronkodilator

Bronkodilator dapat menimbulkan beberapa gangguan dalam tubuh, pada saat pemakaiannya.Gangguan atau Efek samping penggunaan obat ini bisa bervariasi, tergantung pada jenis mana yang Anda gunakan.

berikut ini adalah beberapa gejala merugikan untuk masing-masing jenis bronkolodilator yang mungkin dapat terjadi, yaitu : [10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25]

Beberapa Efek samping umum Bronkodilator adrenergik :

  • Gugup
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Gelisah
  • Insomnia
  • Cemas
  • Tegang
  • Penglihatan kabur
  • Ketakutan
  • Kegembiraan
  • Takikardia
  • Palpitasi
  • Angina
  • Sindroma Adam-Stokes
  • Edema paru
  • Hipertensi
  • Hipotensi
  • Aritmia ventrikel
  • Takiaritmia
  • Kemerahan pada kulit
  • Diaphoresis
  • Tremor ringan
  • Kelemahan
  • Batuk menghasilkan lendir
  • Kesulitan bernapas
  • Iritasi tenggorokan
  • Pilek
  • Bersin
  • Hidung tersumbat
  • Sesak di dada
  • Nyeri dada
  • Reaksi hipersensitivitas 
  • Badan pegal atau nyeri
  • Panas dingin
  • Suara serak
  • Kehilangan suara
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Badan pegal atau nyeri
  • Nasofaringitis

Beberapa Efek samping umum Bronkodilator antikolinergik :,[26,27,28,29]

  • Nyeri kandung kemih
  • urin berdarah atau keruh
  • batuk menghasilkan lendir
  • sulit buang air kecil, terbakar, atau nyeri
  • kesulitan bernapas
  • sering ingin buang air kecil
  • nyeri punggung bawah atau samping
  • sesak napas
  • sesak di dada
  • mengi
  • Penglihatan kabur
  • panas dingin
  • pusing
  • Demam
  • Sakit kepala
  • kehilangan suara
  • Nyeri otot
  • Kegugupan
  • Berdebar-debar di telinga
  • Detak jantung lambat atau cepat
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Sesak di dada
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Kelenjar lunak dan bengkak di leher
  • Perubahan suara

Beberapa Efek samping umum kombinasi Bronkodilator :[17,26,29]

  • Badan pegal atau nyeri
  • Panas dingin
  • Batuk
  • Batuk menghasilkan lendir
  • Kesulitan bernapas
  • Hidung tersumbat
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kehilangan suara
  • Pilek
  • Bersin
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat
  • Sesak di dada
  • Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
  • Infeksi saluran pernapasan atas,
  • Pneumonia
  • Mialgia
  • Mual
  • Memerah, kulit kering
  • Bau nafas seperti buah
  • Kelaparan meningkat
  • Haus meningkat
  • Peningkatan buang air kecil
  • Kegugupan
  • Berdebar-debar di telinga
  • kadar gula darah tinggi

Beberapa Efek samping umum methylxanthines : [30,31]

  • Ketidakseimbangan asam-basa
  • Mual, muntah, diare
  • Merasa gelisah atau mudah tersinggung
  • Tremor;
  • Peningkatan buang air kecil;
  • Sakit kepala
  • Masalah tidur ( insomnia )

Efek-efek di atas pada umumnya akan menghilang setelah beberapa hari atau minggu mengkonsumsi obat ini.  Efek samping juga lebih mungkin terjadi pada lansia.

Meski sangat jarang, kemungkinan efek samping yang lebih serius dapat terjadi, seperti penyempitan saluran pernapasan akut (bronkospasme paradoksikal).

Dosis agonis beta-2 yang berlebihan juga berpotensi menyebabkan serangan jantung dan rendahnya kadar kalium dalam darah (hipokalemia).

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment