Agen Inotropik khusus untuk diberikan kepada pasien dengan jantung lemah atau jantung yang memburuk seperti syok kardiogenik setelah terjadi serangan jantung, gagal jantung yang parah, atau setelah operasi jantung[1].
Jika penyakit ini tidak cepat di tangani, jaringan akan kekurangan oksigen sehingga bisa menimbulkan pembentukan asam laktat yang pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan organ hingga kematian[1].
Daftar isi
Fungsi Agen Inotropik
Agen Inotropik terbagi menjadi 2 yaitu : inotropik positif dan inotropik negatif. Kedua jenis obat inotropik ini digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kardiovaskular. Kedua jenis obat ini memiliki peranan dan fungsi yang berbeda sesuai dengan kondisi kesehatan yang di miliki si pasien.
Inotropik positif
Inotropik positif, berfungsi untuk merangsang dan juga sebagai peningkatan pada kekuatan kontraksi otot jantung. Fungsi lainnya adalah[2,3] :
- Dapat meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler
- Dapat meningkatkan sensitivitas protein reseptor terhadap kalsium
- Dapat meningkatkan kontraktilitas miokard
Inotropik negatif
Inotropik negatif, berfungsi untuk melemahkan kekuatan pada kontraksi otot dan meredakan kinerja jantung. Fungsi lainnya :
- Menurunkan kontraktilitas miokard
- Menurunkan beban kerja jantung dalam kondisi seperti angina
- Mengurangi morbiditas dan mortalitas pada gagal jantung kongestif
Penggolongan Agen Inotropik
Secara teknis, Agen Inotropik terbagi menjadi 2, yaitu : inotropik positif, dan inotropik negatif[4].
Inotropik positif
Inotropik positif, digunakan untuk mendukung fungsi jantung dalam kondisi seperti dekompensasi gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, syok septik, infark miokard, kardiomiopati, dll.
Inotropik positif di golongkan kembali menjadi beberapa subtipe yaitu[5] :
- Glikosida jantung
- Penghambat fosfodiesterase tipe-3
Inotropik negatif
Inotropik negatif digunakan untuk menurunkan beban kerja jantung dalam kondisi seperti angina. Inotropik negatif di golongkan menjadi beberapa subtipe yaitu :
- Beta-blocker
Beta blocker bekerja dengan memblokir reseptor pada tubuh. Obat ini dapat memperlambat pda bagian impuls saraf yang mengalir melalui jantung.
- Penghambat saluran kalsium
Jenis agen inotropik satu ini digunakan untuk memperlambat laju jalan kalsium yang masuk ke dalam otot jantung yang mengalir ke dinding pembuluh darah. Obat ini dapat melemaskan pembulh darah, sehingga aliran darah berjalan dengan lancar dan tekanan darah menjadi rendah.
- Antiaritmia
Antiaritmia berguna untuk memperlambat konduksi listrik di jantung. Obat ini terbagi menjadi beberapa kelas yaitu Anti Aritmia Kelas IA, Anti Aritmia Kelas IB, Anti Aritmia Kelas IC, Anti Artimia Kelas II, Anti Aritmia Kelas III, Anti Artimia Kelas IV, Anti Aritmia Lainnya.
Penyakit yang Diatasi dengan Agen Inotropik
Masing-masing dari agen inotropik digunakan untuk kondisi dan kesehatan yang berbeda[2,3] :
Agen inotropik positif diberikan untuk :
- Dekompensasi gagal jantung kongestif
- Syok kardiogenik
- Syok septik
- Infark miokard
- Kardiomiopati
Agen inotropik negatif diberikan untuk :
- Miokard
- Angina
Cara Kerja Agen Inotropik
Kedua jenis agen inotropik yaitu agen inotropik positif, dan agen inotropik negatif memiliki cara kerja masing-masing.
Pada inotropik positif, obat ini bekerja dengan cara membantu memompa jantung agar darah mengalir lebih banyak dan lancar di bandingkan detak jantung. Artinya disini adalah dengan detak jantung yang lebih sedikit, tidak ada kemungkinan jantung akan berdetak lebih kuat. Hal ini agar oksigen dapat tercukupi di dalam tubuh.
Inotropik positif bekerja dengan memperkuat kekuatan detak jantung sehingga jumlah kalsium yang ada di dalam sel jantung meningkat. ketika obat ini telah mencapai otot jantung dan mengikat reseptor natrium dan kalium.
Fungsi dari reseptor tersebut adalah mengontrol jumlah kalsium pada otot jantung dengan cara menghentikan kalsium. Jika kalsium berhenti dan terjadilah penumpukan, hal tersebut bisa menyebabkan kekuatan kontraksi yang cukup kuat.
Untuk Inotropik negatif sendiri terdiri dari beta-blocker, penghambat saluran kalsium, dan obat antiaritmia dan semuanya memiliki cara yang berbeda-beda[4].
- Beta-blocker
Beta-blocker “memblokir” memiliki efek adrenalin pada bagian reseptor beta di dalam tubuh. Beta blocker bekerja dengan memperlambat bagian impuls saraf yang mengalir melalui jantung.
Dengan begitu, jantung anda tidak harus bekerja dengan sangat keras karena di dalam tubuh hanya membutuhkan oksigen dan darah sedikit. Cara kerja lainnya dari beta blocker adalah dapat memblokir impuls yang menyebabkan aritmia.
- Penghambat saluran kalsium
Penghambat saluran kalsim ini dapat memperlambat lajunya kalsium yang masuk ke dalam otot jantung dan ke bagian dinding pembuluh darah, sehingga dapat melemaskan pembuluh darah. Aliran pembuluh darah yang mengalir dengan mudah memiliki efek menurunkan tekanan darah.
- Antiaritmia
Untuk obat antiaritmia sendiri bekerja dengan memperlambat bagain konduksi listrik pada jantung[4].
Contoh Agen Inotropik
Agen Inotropik tersedia dalam bentuk larutan intravena, tablet, cream, gel, dan kapsul. Obat ini hanya khusus diberikan resep dokter saja. Jadi, sebelum mengkonsumsi obat ini konsultasikan terlebih dahulu ke dokter[2,3].
Beberapa contoh agen inotropik positif dari Glikosida jantung[1] :
- Digoxin
Beberap contoh gen inotropik negatif dari Penghambat fosfodiesterase tipe-3 :
- Enoximone
- Levosimendan
- Milrinone
Beberap contoh inotropik negatif dari Beta-blocker :
Beberapa contoh inotropik negatif dari antiaritmia yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu[5,6]:
- Anti Aritmia Kelas IAQuinidine
- Anti Aritmia Kelas IB
- Anti Aritmia Kelas IC
- Anti Artimia Kelas II
- Metoprolol
- Carvedilol
- Atenolol
- Propranolol
- Esmolol
- Anti Aritmia Kelas IIIA
- Amiodarone
- Dronedarone
- Sotalol
- Ibutilide
- Dofetilide
- Anti Artimia Kelas IV
- Verapamil
- Diltiazem
- Anti Aritmia Lainnya
Efek Samping Agen Inotropik
Setiap jenis dari agen inotropik memiliki sebagian efek samping yang sama. Obat ini bekerja untuk mempengaruhi kontraksi otot jantung.
Efek samping umum dari agen inotropik positif dari Glikosida jantung[7] :
- Pusing
- Pingsan
- Detak jantung atau denyut nadi yang cepat, berdebar, atau tidak teratur
- Detak jantung lambat
Efek samping umum dari agen inotropik negatif dari Penghambat fosfodiesterase tipe-3[8,9,10] :
- Aritmia
- Trombositopenia
- Peningkatan kadar transaminase
- Aritmia supraventrikular
- Hipotensi
- Sakit kepala
Efek samping umum inotropik negatif dari Beta-blocker[11,12] :
- Sembelit
- Diare
- Pusing
- Dispepsia
- Mual
- Gagal jantung
- Bradikardia
- Pusing
- Kelelahan
- Ekstremitas dingin
- Vertigo
- Batuk lendir
- kesulitan bernapas
- sesak di dada
Efek samping umum inotropik negatif dari antiaritmia sesuai dengan subtipe nya :
Efek samping umum dari Anti Aritmia Kelas IAQuinidine[13] :
- Pusing, perasaan pingsan
- Pingsan
- Sensasi detak jantung
- Sesak napas
- Kelelahan yang tidak biasa
Efek samping umum dari Anti Aritmia Kelas IB[14] :
- Terbakar parah, menyengat, atau iritasi di mana obat dioleskan
- Bengkak atau kemerahan
- Pusing tiba-tiba atau mengantuk setelah obat diterapkan
- Kebingungan, penglihatan kabur, telinga Anda berdenging
- Sensasi suhu yang tidak biasa.
Efek samping umum dari Anti Aritmia Kelas IC[15,16] :
- Napas yang sulit atau sulit
- Pusing , pingsan, atau pusing
- Cepat, tidak teratur, berdebar-debar, atau detak jantung atau denyut nadi yang cepat
- Sesak napas
- Sesak di dada
- Mengi
- Sembelit
- Dispnea
- Mual
- Dysgeusia
- Gangguan denyut jantung
- Kematian
- Atrial flutter
- Aritmia ventrikel
- Fibrilasi ventrikel
- Takikardia ventrikel
- Penglihatan kabur
- Murmur jantung
- Miastenia
- Astenia
- Diare
- Blok atrioventrikular derajat pertama
- Muntah
- Ekimosis
- Rasa tidak enak
Efek samping umum dari Anti Artimia Kelas II [17,18]:
- Penglihatan kabur
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan
- Kebingungan
- Pusing , pingsan, atau pusing saat bangun tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk
- Detak jantung lambat atau tidak teratur
- Berkeringat
- Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
- Alergi
- Pembengkakan umum atau pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau tungkai bawah
- Rasa sakit
- Penambahan berat badan
- Tangan atau kaki dingin
- Kebingungan
- Mengi
- Batuk berlendir
Efek samping umum dari Anti Aritmia Kelas IIIA[19] :
- Batuk
- Pusing
- Demam (ringan)
- Mati rasa atau kesemutan di jari tangan atau kaki
- Nyeri saat bernapas
- Kepekaan kulit terhadap sinar matahari
- Gemetar atau gemetar pada tangan
- Kesulitan berjalan
- Gerakan tubuh yang tidak biasa dan tidak terkendali
- Kelemahan lengan atau tungkai
- Penglihatan kabur
- kebingungan
- Cepat, lambat, tidak teratur, berdebar-debar, atau berdebar kencang
- Mual dan muntah
- Berkeringat
- Pembengkakan pada wajah, jari tangan, kaki, atau tungkai bawah
- Sesak di dada
- Kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa
- Detak jantung cepat
Efek samping umum dari Anti Artimia Kelas IV[20]:
- Badan pegal atau nyeri
- Kemacetan
- Batuk
- Kekeringan atau nyeri tenggorokan
- Demam
- Suara serak
- Pilek
- Kelenjar lunak atau bengkak di leher
- Kesulitan menelan
- Perubahan suara
Efek samping umum dari Anti Aritmia Lainnya[21] :
- Kesulitan atau kesulitan bernapas
- Pusing atau pusing
- Ketidaknyamanan tenggorokan, leher, atau rahang
- Sesak di dada
- Detak jantung atau denyut nadi yang cepat, berdebar, atau tidak teratur
- Detak jantung lambat
Saat mengkonsumsi obat ini anda harus membatasi minuman jus grapefruit, salah satunya adalah jus jeruk bali yang sangat mengganggu kemampuan hati bekerja dengan membersihkan zat yang ada di dalam tubuh. Hal tersebut bisa menyebabkan penumpukan inotropik di dalam tubuh.
Yang harus di perhatikan adalah saat anda mengkonsumsi inotropik positif tidak anjurkan untuk mengkonsumis inotropik negatif secara berbarengan. Jika anda ingin meresepkan secara berbarengan konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
Jika anda menderita penyakit berikut ini, bicaralah ke dokter sebelum anda menggunakan agen inotropik.
- Stenosis aorta
- Bradikardia
- Penyakit ginjal atau hati
- Penyakit tiroid