Penyakit mental jangka panjang yang mempengaruhi cara kerja pada otak disebut dengan skizofrenia. Penyakit ini bisa mengubah cara berfikir, merasa dan berprilaku. Tidak bisa mengetahui apa yang nyata dan apa yang tidak nyata. Dan pikiran menjadi tidak jelas, melompat dari satu topik ke topik lainnya[1].
Peristiwa atau kecelakaan yang membuat stres dapat memicu gejala penyakit ini. Yang dapat meningkatkan risiko dari skizofrenia adalah memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit ini dan terpapar zat seperti amfetamin dan opiat.
Daftar isi
Fungsi Antipsikotik
Antipsikotik merupakan sekelompok obat yang digunakan untuk mengatasi gejala psikosis seperti delusi (mendengar suara), halusinaai, paranoia atau pikiran bingung. Antipsikotik digunakan dalam pengobatan skizofrenia, depresi berat dan kecemasan parah. Dan juga berguna untuk menstabilkan episode mania dengan gangguan bipolar[2,5].
Antipsikotik lama disebut dengan antipsikotik tipikal, dan antipsikotik yang telah dikembangkan disebut antipsikotik atipikal. Antipsikotik atipikal lebih tidak menghasilkan efek samping seperti tremor dan gejala seperti parkinson, gerakan wajah berulang yang tidak normal.
Dan juga lebih meningkatkan fungsi kognitif, seperti contohnya yaitu Clozapine, sebagai antipsikotik atipikal, meningkatkan delusi dan halusinasi juga mengurangi risiko bunuh diri.
Fungsi lainnya juga efektif untuk meredakan gejala lain seperti mual, muntah, cegukan, gejala tetanus, dan perilaku pada anak-anak yang bersemangat.
Penggolongan Antipsikotik
Antipsikotik dibagi dalam 4 kelas obat, antara lain[3,4,5,6]:
- Antipsikotik atipikal, digunakan untuk meredakan gejala seperti delusi (kepercayaan yang salah), mendengar suara-suara, melihat hal-hal yang tidak ada (halusinasi), atau pikiran paranoid atau kebingungan yang biasanya dikaitkan dengan beberapa penyakit mental.
- Agen antipsikotik lain-lain, untuk mengobati skizofrenia dan gangguan mood lainnya.
- Antipsikotik fenotiazin, digunakan dalam pengobatan gejala psikotik yang berhubungan dengan skizofrenia atau gangguan bipolar.
- Thioxanthenes, digunakan untuk mengobati skizofrenia.
Penyakit yang Diatasi dengan Antipsikotik
Masing-masing dari kelas obat antipsikotik terdapat beberapa penyakit dengan kondisi yang sama.
Antipsikotik atipikal diberikan untuk[3]:
- Keadaan gelisah
- Agitasi
- Sindrom Asperger
- Autisme
- Gangguan bipolar
- Depresi
- Psikosis Depresif
- Gangguan Depresi Mayor
- Mania
- Mual / Muntah, Pasca Operasi
- Psikosis Penyakit Parkinson
- Gangguan Depresif yang Persisten
- Psikosis
- Gangguan Skizoafektif
- Skizofrenia
Agen antipsikotik lain-lain diberikan untuk[4]:
- Perilaku Agresif
- Keadaan gelisah
- Agitasi
- Demensia
- Agitasi ICU
- Mania
- Mual / Muntah
- Psikosis
- Skizofrenia
- Sindrom Tourette
Antipsikotik fenotiazin diberikan untuk[5]:
- Keadaan gelisah
- Kegelisahan
- Cegukan
- Sedasi Ringan
- Mania
- Mual / Muntah
- Penarikan Opiat
- Porphyria
- Psikosis
- Skizofrenia
- Tetanus
Thioxanthenes diberikan untuk[6]:
- Psikosis
- Skizofrenia
Cara Kerja Antipsikotik
Antipsikotik bertindak pada reseptor dopamin, mengurangi kadar dopamin yang berlebih. Juga dapat mempengaruhi tingkat neurotransmitter lain, yaitu asetilkolin, noradrenalin, dan serotonin[2].
Sebagian besar antipsikotik masuk ke dalam kelas-kelas berikut berdasarkan mekanisme kerjanya, meliputi[3,6,7,8]:
- Antipsikotik atipikal, bekerja dengan memblokir reseptor kimia di otak, memengaruhi tingkat dari berbagai neurotransmiter seperti dopamin, asetilkolin, noradrenalin, atau serotonin. Antipsikotik atipikal memiliki afinitas tinggi untuk reseptor serotin dan afinitas rendah untuk reseptor dopamin dibandingkan dengan antipsikotik biasa.
- Agen antipsikotik lain-lain, sebagai antipsikotik diphenylbutylpiperidine bekerja dengan memblokir reseptor dopamin di sistem saraf pusat (otak) yang dapat menghasilkan efek neuroleptik khasnya.
- Antipsikotik fenotiazin, bekerja dengan memblokir reseptor di sistem saraf pusat (otak). Hal ini akan menunjukan efek penguncian α-adrenergik dan antikolinergik yang kuat. Juga menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis, sistem aktivasi retikuler, sehingga akan mempengaruhi metabolisme basal, suhu tubuh, terjaga, tonus vasomotor dan emesis.
- Thioxanthenes, bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin-2 (D2) dan menekan efek dopamin di otak.
Contoh Obat Antipsikotik
Antipsikotik tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, cairan, konsentrat, larutan injeksi. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Beberapa contoh antipsikotik atipikal dengan resep dokter termasuk[3]:
- Olanzapine
- Clozapine
- Asenapine
- Quetiapine
- Paliperidone
- Risperidone
- Lurasidone
- Brexpiprazole
- Aripiprazole
- Iloperidone
- Pimavanserin
- Cariprazine
- Ziprasidone
- Lumateperone
Beberapa contoh agen antipsikotik lain-lain dengan resep dokter termasuk[4]:
Beberapa contoh antipsikotik fenotiazin dengan resep dokter termasuk[5]:
Contoh thioxanthenes dengan resep dokter termasuk[6]:
Efek Samping Antipsikotik
Antipsikotik dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan.
Beberapa efek samping umum dari antipsikotik atipikal termasuk[3]:
- Kesulitan berkonsentrasi atau berbicara
- Perubahan tekanan darah
- Sembelit
- Kesulitan tidur
- Air liur
- Kantuk
- Wajah seperti topeng
- Gelisah atau perlu terus bergerak
- Disfungsi seksual
- Berjalan menyeret
- Getaran
- Masalah penglihatan (penglihatan kabur atau ganda)
Beberapa efek samping umum dari agen antipsikotik lain-lain termasuk[9,10]:
- Masalah dengan ucapan atau penglihatan
- Mengantuk, sulit tidur
- Merasa gelisah
- Otot tegang
- Sembelit
- Mulut kering
- Detak jantung cepat, tidak bisa duduk diam
- Penglihatan kabur
- Sedikit atau tidak ada buang air kecil
- Mual , sembelit
- Payudara bengkak atau keluarnya cairan
- Impotensi, masalah seksual
- Perubahan dalam periode menstruasi
Beberapa efek samping umum dari antipsikotik fenotiazin termasuk[11]:
- Sakit kepala , pusing, mengantuk
- Mulut kering, hidung tersumbat
- Mual, sembelit
- Peningkatan nafsu makan, penambahan berat badan
- Penglihatan kabur
- Agitasi, merasa gelisah, sulit tidur
- Kulit kemerahan, gatal, atau ruam
- Melewatkan periode menstruasi
- Impotensi , ejakulasi abnormal
Beberapa efek samping umum dari thioxanthenes termasuk[12]:
- Mulut kering
- Penglihatan kabur
- Mual , muntah , diare , sembelit
- Detak jantung cepat, merasa gelisah
- Payudara bengkak atau keluarnya cairan
- Perubahan berat badan atau nafsu makan
- Bengkak di tangan atau kaki
Banyak obat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang seruis apabila Anda meminumnya bersamaan dengan pimozide. Beritahu dojter Anda tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi, dan berhenti untuk menggunakannya[9].
Jika Anda mengalami alergi atau mengalami penurunan kewaspadaan karena meminum obat tertentu atau minum alkohol. Anda tidak boleh menggunakan molindone[10].
Proklorperazin tidak disetujui untuk digunakan pada orang yang sudah tua dengan psikosis terkait demensia. Juga tidak diperbolehkan untuk anak yang berusia sibawah 2 tahun atau dengan berat badan kurang dari 20 pon sebelum atau sesudah operasi[11].
Mengkonsumsi obat tiothixene dalam 3 bulan terakhir kehamilan menyebabkan gangguan pernapasan, masalah makan, atau gejala putus zat pada bayi baru lahir. Beritahu dokter Anda jika Anda sedang hamil. Juga tidak aman untuk menyusui,tanyakan juga dengan dokter Anda mengenai hal ini[12].