Daftar isi
- Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis ?
- Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Faktor Risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Kapan Harus Kedokter ?
- Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Apa Itu Penyakit Paru Obstruktif Kronis ?
Inisiatif Global untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis mendefinisikan Penyakit Paru Obstruktif Kronis sebagai penyakit yang berkaitan dengan peningkatan respons peradangan kronis di saluran udara dan paru-paru khususnya terhadap partikel atau gas berbahaya [1].
Penyakit Paru Obstruktif Kronis merupakan penyakit perubahan struktural paru-paru akibat peradangan kronis yang umumnya disebabkan oleh partikel atau gas berbahaya termasuk dari asap rokok [2].
Tingkat keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada masing masing pasien diketahui akan bergantung pada eksaserbasi dan komorbiditas [1].
Penyakit Paru Obstruktif Kronis memang tergolong sebagai penyakit yang umum dan dapat diobati, namun jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat maka akan menimbulkan akibat buruk cepat atau lambat [2].
Mengingat, peradangan kronis Penyakit Paru Obstruktif Kronis akan menyebabkan penyempitan saluran napas dan penurunan rekoil paru [2].
Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis diketahui akan menunjukkan gejala yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu gejala awal dan gejala memburuk sebagai berikut [3]:
- Gejala Awal
Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis awal umumnya merupakan gejala yang ringan namun jangan sampai salah mengira sebagai gejala flu. Adapun gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis awal meliputi :
- Sesak napas, terutama setelah berolahraga
- Batuk ringan tapi berulang
- Lebih sering berdehem, terutama di pagi hari
- Gejala Memburuk
Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis dapat menjadi semakin buruk ketika paru-paru menjadi lebih rusak. Adapun gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis memburuk antara lain :
Sesak napas, bahkan setelah melakukan latihan ringan seperti berjalan menaiki tangga
- Mengi (jenis pernapasan dengan nada tinggi, terutama saat menghembuskan napas)
- Sesak dada
- Batuk kronis, dengan atau tanpa lendir
- Perlu membersihkan lendir dari paru-paru setiap hari
- Sering masuk angin, flu, atau infeksi saluran pernapasan lainnya
- Kekurangan energi
- Lebih mudah kelelahan
- Mengalami pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau tungkai
- Berat badan menurun
Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyebab utama dari penyakit Penyakit Paru Obstruktif Kronis yaitu merokok atau terpapar asap rokok. Selain asap rokok, asap cerutu dan asap pipa diketahui juga dapat menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis [3].
Adapun penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis lainnya antara lain [3]:
- Terpapar polusi udara dan debu dalam jangka panjang
- Terpapar bahan kimia tertentu
- Terpapar asap pembakaran bahan bakar untuk memasak (ketika ventilasi rumah tidak baik)
- Kecenderungan genetik kekurangan protein yang disebut alpha-1-antitrypsin
Faktor Risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronis [4]:
- Seseorang yang merokok atau terpapar rokok secara pasif akan lebih berisiko terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Seseorang yang memiliki penyakit asma atau penyakit saluran napas inflamasi kronis, lebih berisiko terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Seseorang yang lingkungan kerjanya mudah terpapar debu dan bahan kimia dapat mengiritasi paru paru sehingga meningkatkan risiko terkena Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Seseorang yang lingkungannya terpapar asap dari pembakaran bahan bakar dan tidak memiliki ventilasi yang baik akan cenderung meningkatkan risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Kapan Harus Kedokter ?
Jika mengalami gejala berikut ini maka memeriksakan diri kedokter adalah pilih yang sangat tepat [4]:
- Mengalami gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang tidak membaik dengan pengobatan
- Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis semakin buruk setelah pengobatan
- Gejala infeksi, seperti demam atau perubahan dahak
- Kesulitan atau tidak dapat bernapas
- Bibir dan bantalan kuku (sianosis) menjadi kebiruan yang parah
- Detak jantung menjadi cepat
- Kesulitan berkonsentrasi
Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis diketahui dilakukan berdasarkan pada gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil tes diagnostik. Adapun beberapa hal yang perlu dipastikan pertama kali yaitu [3]:
- Kebiasaan merokok di masa lalu
- Riwayat iritasi paru-paru saat bekerja
- Kebiasaan terkena banyak asap rokok orang lain
- Riwayat keluarga Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Riwayat asma atau kondisi pernapasan lainnya
- Riwayat konsumsi obat bebas atau yang diresepkan dokter sebelumnya
Selanjutnya, diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis juga akan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop untuk mendengarkan paru-paru saat bernapas [3]. Berdasarkan semua informasi ini, dokter mungkin juga akan melakukan beberapa tes tambahan termasuk [3]:
- Spirometri adalah tes non-invasif untuk menilai fungsi paru-paru
- Tes pencitraan, seperti rontgen dada atau CT scan untuk memberikan gambaran rinci tentang paru-paru, pembuluh darah, dan jantung
- Tes gas darah arteri untuk mengukur oksigen dan karbon dioksida darah
Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Berikut ini merupakan beberapa komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis [2, 4]:
- Ekserbasi Akut Penyakit Paru Obstruktif Kronis
- Acute and/or chronic respiratory failure
- Pulmonary hypertension
- Cor pulmonale
- Penurunan berat badan
- Infeksi bakteri
- Reaksi merugikan terhadap glukokortikoid
- Infeksi saluran pernafasan
- Masalah jantung
- Kanker paru-paru
- Depresi
Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronis [4]:
Penyebab utama Penyakit Paru Obstruktif Kronis adalah asap rokok, oleh karena itu berhenti merokok atau menghindari paparan rokok adalah langkah awal yang penting untuk mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronis.
Jika tidak bisa berhenti sendiri, maka segera melakukan konsultasi kedokter agar dapat diberikan langkah atau kiat kiat program berhenti merokok.
- Menggunakan Bronkodilator
Penggunaan bronkodilator diketahui akan membantu penderita meredakan batuk dan sesak napas. Selain itu, obat yang digunakan berupa inhaler ini dapat mengendurkan otot di sekitar saluran napas dan mempermudah pernapasan.
Adapun berikut ini merupakan beberapa contoh bronkodilator kerja pendek yang dapat digunakan :
- Albuterol (ProAir HFA, Ventolin HFA, lainnya)
- Ipratropium (Atrovent HFA)
- Levalbuterol (Xopenex)
Sedangkan untuk contoh bronkodilator kerja panjang meliputi:
- Aclidinium (Tudorza Pressair)
- Arformoterol (Brovana)
- Formoterol (Perforomist)
- Indacaterol (Arcapta Neoinhaler)
- Tiotropium (Spiriva)
- Salmeterol (Serevent)
- Umeclidinium (Incruse Ellipta)
- Penggunaan Steroid Hirup
Penggunaan obat kortikosteroid hirup (inhalasi) diketahui dapat mengurangi peradangan saluran napas dan membantu mencegah eksaserbasi. Adapun contoh steroid hirup meliputi:
- Fluticasone (Flovent HFA)
- Budesonide (Pulmicort Flexhaler)
- Inhaler kombinasi
- Penggunaan Produk Kombinasi Bronkodilator dan Steroid Hirup
Penggunaan produk kombinasi antara bronkodilator dan steroid hirup diketahui juga bermanfaat untuk pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Adapun produk kombinasi antara bronkodilator dan steroid hirup antara lain :
- Fluticasone dan vilanterol (Breo Ellipta)
- Fluticasone, umeclidinium dan vilanterol (Trelegy Ellipta)
- Formoterol dan budesonide (Symbicort)
- Salmeterol dan fluticasone (Advair HFA, AirDuo Digihaler, lainnya)
- Konsumsi Steroid Oral
Konsumsi kortikosteroid oral diketahui dapat membantu mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis semakin memburuk khususnya pada orang-orang yang mengalami periode Penyakit Paru Obstruktif Kronis eksaserbasi akut sedang atau parah.
Namun, konsumsi obat ini memiliki efek samping berupa penambahan berat badan, diabetes, osteoporosis, katarak, dan peningkatan risiko infeksi sehingga penggunaan jangka panjang tidak disarankan.
- Konsumsi obat Roflumilast (Daliresp)
Konsumsi obat roflumilast (Daliresp), penghambat fosfodiesterase-4 dapat mengurangi peradangan saluran napas dan melemaskan saluran udara.
Namun, perlu juga diperhatikan efek samping yang umum terjadi yaitu termasuk diare dan penurunan berat badan.
- Konsumsi Teofilin
Konsumsi teofilin (Elixophyllin, Theo-24, Theochron) yang merupakan obat dengan harga murah ini diketahui dapat membantu meningkatkan pernapasan dan mencegah episode Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang memburuk.
Adapun memantau kadar obat dalam darah menjadi penting, mengingat efek samping mungkin dapat terjadi termasuk mual, sakit kepala, detak jantung cepat dan tremor.
- Konsumsi Antibiotik
Konsumsi antibiotik seperti azitromisin (Zithromax) diketahui dapat mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis menjadi memburuk.
Namun, efek samping dan resistensi antibiotik diketahui dapat membatasi penggunaan atau konsumsinya.
- Melakukan Terapi Paru-Paru
Untuk mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan tingkat keparahan yang sedang hingga parah, terapi paru paru berikut ini mungkin akan membantu :
- Terapi oksigen dengan menggunakan perangkat yang menyalurkan oksigen ke paru-paru termasuk unit ringan dan portabel yang dapat dibawa ketika beraktivitas
- Program rehabilitasi paru, termasuk pelatihan olah raga, nasihat nutrisi dan konseling
- Operasi
Operasi merupakan metode pengobatan yang dapat digunakan ketika konsumsi obat tidak memberikan efek yang baik dan tingkat keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang memburuk.
Adapun pilihan jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengobati Penyakit Paru Obstruktif Kronis antara lain :
- Operasi pengurangan volume paru-paru dengan mengangkat irisan kecil jaringan paru-paru yang rusak dari paru-paru bagian atas untuk menciptakan ruang ekstra di rongga dada sehingga jaringan paru-paru sehat yang tersisa dapat mengembang dan diafragma dapat bekerja lebih efisien
- Transplantasi paru-paru, merupakan operasi besar untuk meningkatkan kemampuan bernapas dan menjadi aktif namun memiliki risiko signifikan, seperti penolakan organ, dan pasien harus minum obat penekan kekebalan seumur hidup
- Bullektomi dengan mengeluarkan bula dari paru-paru untuk membantu meningkatkan aliran udara
Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit Paru Obstruktif Kronis diketahui merupakan salah satu penyakit yang memiliki penyebab yang jelas dan jalur pencegahan yang jelas [4].
Berikut ini merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis terjadi dan memburuk [4]:
- Berhenti merokok
- Mencegah kemungkinan infeksi dengan mendaapatkan vaksinasi rutin
- Menggunakan alat pelindung dari paparan asap polusi dan bahan kimia berbahaya ketika berada di lingkungan kerja yang mudah terpapar
- Memberikan ventilasi yang baik pada rumah sehingga tidak terpapar asap bahan bakar untuk memasak
Jika Anda mengalami kesusahan untuk berhenti merokok maka sangat disarankan untuk menemui dokter agar dapat enemukan program penghentian konsumsi rokok secara lebih efektif [4].
Mengingat rokok adalah salah satu penyebab utama Penyakit Paru Obstruktif Kronis maka berhenti merokok merupakan suatu pencegahan yang paling efektif sebelum melakukan pencegahan lain [4].