Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak Antiemetik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi mual atua muntah. Rasa mual merupakan proses kompleks di dalam tubuh yang dapat terjadi akibat berbagai hal, seperti mabuk perjalanan, infeksi, kehamilan,
Mual adalah rasa perut yang terasa ingin muntah. Gejala yang akan timbul jika :[1]
Menghirup aroma yang menjijikan atau tidak disukai
Berada dalam kendaraan
Sedang hamil, khususnya pada trimester awal kehamilan
Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
Selain gejala diatas, timbulnya mual juga bisa dipicu oleh penyakit atau obat tertentu, seperti sakit maag, penyakit refluks asam lambung, radang pada saluran pencernaan, vertigo dan migrain.
Antiemetik digunakan untuk membantu mual dan muntah karena efek samping dari obat lain. Termasuk obat anestesi yang digunakan selama operasi atau kemoterapi. Juga digunakan untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh:[2,3]
Dalam penggunaan kemoterapi, dosisnya akan lebih bervariasi dari pengobatan mual setelah melakukan operasi dan menyebabkan muntah. Pada mual kronis memerlukan terapi yang lebih lama dan akan lebih sulit diobati.
Dalam pengobatan empiris, mual lebih dapat ditoleransi dengan baik dan dapat memberikan manfaat yang signifikan. Tidak ada aturan praktis yang dapat diterapkan saat menangani mual.
Penggolongan Antiemetik
Antiemetik dibagi dalam 8 kelas obat, antara lain :[3,4]
Antagonis reseptor serotonin, digunakan untuk mengobati mual & muntah pasca operasi dan obat sitotoksik.
Glukokortikoid, digunakan untuk kemoterapi dan pencegahan mual muntah pasca operasi.
Antikolinergik, digunakan untuk mengobati mabuk perjalanan atau profilaksis dalam pengaturan perioperatif.
Antagonis reseptor neurokinin (substansi-P), digunakan untuk menghilangkan pemicu muntah.
Antagonis reseptor dopamin, digunakan untuk mengobati mual dan muntah yang berhubungan dengan kanker , penyakit radiasi, opioid, obat sitotoksik, dan anestesi umum.
Cannabinoid, digunakan pada pasien dengan cachexia , cytotoxic mual, dan muntah, atau yang tidak responsif terhadap agen lain.
Antihistamin, digunakan untuk mabuk perjalanan, mual di pagi hari saat hamil, dan untuk memerangi mual opioid.
Lain, digunakan untuk mengobati mual dan muntah.
Penyakit yang Diatasi dengan Antiemetik
masing-masing dari kelas obat antiemetik terdapat beberapa penyakit dengan kondisi yang berbeda-beda.
Antiemetik bekerja dengan mengganggu reseptor neurotransmitter yang terlibat dalam muntah. Neurotransmitter merupakan sel yang menerima sinyal untuk mengirimkan impuls saraf.
Hal ini rumit untuk dikontrol, oleh karena itu, sebagian besar anti-emetik dapat secara luas masuk ke dalam kelas-kelas berikut berdasarkan mekanisme kerjanya, meliputi :[2,3,5,6]
Antagonis reseptor serotonin, bekerja dengan memblokir serotonin supaya tidak berinteraksi dengan reseptor 5-HT3. Dari jumlahnya ini, ondansetron dan granisetron adalah yang paling sering ditemui
Glukokortikoid, bekerja dengan sawar darah-otak yang mengalami perubahan dan penurunan sintesis utusan prostaglandin.
Antikolinergik, memblokir reseptor muskarinik dan menghambat transmisi kolinergik dari inti vestibular ke pusat muntah.
Antagonis reseptor neurokinin (substansi-P), bekerja dengan melibatkan antagonisme reseptor NK-1, mencegah pelepasan zat-P, yang merupakan pemicu muntah.
Antagonis reseptor dopamin, Bekerja di area otak dengan melawan reseptor D2.
Cannabinoid, bekerja dengan menargetkan cannabinoid-1 reseptor dan cannabinoid-2 di otak.
Antihistamin, bekerja dengan melawan reseptor histamin.
Lain, dengan muntah dikendalikan oleh pusat muntah di medula. Pusat muntah diaktifkan oleh salah satu dari empat zona pemicu: zona pemicu kemoreseptor, inti vestibular, korteks serebral, dan saluran gastrointestinal. Korteks serebral mengaktifkan muntah dari penciuman, pikiran, dan sebagainya.
Contoh Obat Antiemetik
Antiemetik tersedia dalam bentuk oral, injeksi, atau supositoria. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter, sementara yang lainnya telah dihentikan.
Beberapa contoh Antagonis reseptor serotonin dengan resep dokter termasuk[2,4]:
Untuk yang sedang hamil, aman untuk menggunakan antiemetic seperti meclizine, dimenhydrinate, Antagonis vitamin B-6 dan dopamin, gunakan hanya karena keadaan morning sickness yang parah.[2]
Untuk anak di atas usia 2 tahun yang mual akibat mabuk perjalanan, dapat menggunakan Dimenhydrinate dan diphenhydramine, pastikan Anda mengikuti cara pakainya.
Promethazine tidak boleh digunakan oleh bayi atau anak kecil. Jangan berikan bismuth-subsalicylate kepada anak-anak berusia 12 tahun ke bawah.
Terdapat banyak macam obat antiemetik yang digunakan untuk mengobati mual dan muntah. Pilihlah obat sesuai dengan apa penyebabnya. Pastiksn Anda membaca label dengan hati-hati atau ikuti instruksi dokter Anda.
Untuk kasus mual atau muntah yang ringan, cobalah terapi herbal seperti jahe.
1) Chepyala, PM, Olden, KW. Nausea and Vomiting. Curr Treat Options Gastroenterol,11(2), pp.135-44. 2008
2) Flake ZA, dkk. aafp.org. Pemilihan praktis antiemetik. 2004
3) Joshua M. Hauser; Joseph S. Azzam; Anup Kasi. ncbi.nlm.nih.gov. Antiemetic Medications. 2020
4) Quinlan, Jeffrey D.; Hill, D. Ashley. American Family Physician. "Nausea and Vomiting in Pregnancy - American Family Physician". 2003
5) Anonim. Drugs.com. Miscellaneous antiemetics. 2021
6) Anonim. Drugs.com. Anticholinergic antiemetics. 2021
7) Anonim. Drugs.com. 5HT3 receptor antagonists. 2021.
8) Anonim. Drugs.com. Glucocorticoids. 2021.
9) Anonim. Drugs.com. Anticholinergics/antispasmodics. 2021.
10) Anonim. Drugs.com. NK1 receptor antagonists. 2021.
11) Anonim. Drugbank.ca. Antagonis Dopamin. 2021.
12) Anonim. Drugbank.ca. Cannabinoid. 2021.
13) Anonim. Drugs.com. Antihistamines. 2019.